Psicology Might 8

1.5K 137 0
                                    


"Hentikan Hinamori.."
Ucap Todoroki sensei tiba-tiba.
"Mereka tidak salah apa-apa. Bunuh saja aku jika kau memang ingin.."
Ucap Todoroki sensei.

"Tapi satu hal yang harus kau tahu, aku sangat mencintaimu melebihi apapun."

sambungnya dengan suara lembut dan menatap Sireo dengan mata lembut dan penuh kasih.
"Sensei.. Kenapa ? Kenapa ? Kenapa sensei meninggalkanku ?"

"Aku tidak pernah meninggalkanmu. Aku hanya ingin kau berhasil dengan mimpimu menjadi balerina. Kau adalah murid dan aku adalah guru, kita tidak mungkin menjalin hubungan Hinamori, kau harus mengerti hal itu. Kalau kita melakukannya, maka masa depanmu tidak akan terwujud kau akan dicemoohkan oleh teman-temanmu. Aku melakukannya untuk kebaikanmu, Hinamori. Percaya padaku. Aku tidak pernah meninggalkanmu."

Jelas Todoroki lirih.

Sireo menatapnya nanar, ternyata dirinya yang salah.
"Sensei, aku tidak pernah meragukanmu. Aku percaya padamu. Maaf karena keegoisanku. Tapi semuanya sudah terlambat, seandainya kau mengatakan lebih cepat dan menjelaskannya. Aku tidak akan menjadi begini."

Tangisnya.. Dia merasa tenang dengan pernyataan jujur guru tercintanya dan merasa tidak perlu lagi melakukan hal lain.

" Sampai jumpa sensei. Aku mencintaimu.."
Ucap Hinamori melepas pegangan nya dan Ao pun melayang turun ke lantai, tapi sebelum menyentuh lantai Sireo berhasil menangkap tubuh Ao.
"Ao !"
Teriaknya panik. Ao memandangnya.
"Haa.. Haa.. Haa... Kau kembali ? kupikir kau akan dibawanya juga.."
Ucapnya kehilangan kesadaran. Membuat Sireo semakin panik.


"Kalau kau pingsan,bagaimana dengan penyembuhanmu Ao !!"
Teriaknya semakin panik.

"Bawa dia ke Uks dulu. Aku akan mengobatinya.."
"Baik. Cepat !"
Balas Sireo mengikuti Todoroki sensei ke ruang Uks dan membaringkan Ao ke ranjang dengan terbalik karena harus menarik Kaca yang menancap di punggung Ao. Dengan hati-hati Todoroki sensei menarik pecahan kaca itu dan darah mengalir keluar dari luka tersebut.

"Maaf ini karena kesalahan ku, pacarmu jadi begini.."
Ucap Todoroki sensei pada Sireo. Sireo hanya tersenyum menanggapinya.

Pacar ? Dia kan cowok !
pikir Sireo

"Maaf ya, aku harus menggunting bajunya, carilah baju pengganti untuk pacarmu. Di lemari itu.."
Ucap Todoroki sensei sambil menunjuk lemari besi di samping pintu masuk, Sireo segera mengambil baju training tersebut dan kembali ketempat.

"I..Ini !"
Ucap Todoroki sensei kaget melihat punggung Ao. Sireo kira dia menyadari kalau dia adalah cowok tulen tapi..
"Lihat, darahnya berhenti mengalir dan lukanya menutup perlahan..."
Teriak Todoroki sensei kaget, Sireo pun penasaran dan melihat punggung Ao.

"Jangan katakan apapun tentang hal ini, sensei. Kami adalah dari organsasi supranatural datang menangani teror di sekolah ini."

"Aku mengerti. Aku akan bungkam."


Ini pertama kalinya Sireo melihat penyembuhan diri tanpa Ao tersadar.
Sel-sel dalam tubuhnya bekerja dengan sendirinya menyembuhkan luka Ao.
Perlahan mata Ao terbuka, kaget karena melihat Ao membuka matanya sireo dan Todoroki mundur beberapa langkah. Ao mengerjap-ngerjapkan matanya melihat kedua orang di depannya dengan wajah yang memerah seperti udang rebus layaknya ketahuan ngintip seorang wanita ganti baju.


"A..Aku akan tunggu di luar."
Ucap Todoroki sensei berjalan pergi dengan cepat.
"Tung..Tunggu sensei.."
Sambung Sireo mengikuti Todoroki sensei, setengah jalan dia berhenti dan berbalik.
"Ini baju gantimu.."
Ucapnya menyerahkan baju untuk Ao dan pergi. Keduanya memegang jantungnya di luar pintu uks.

"Darimana kau mendapatkan wanita yang sexy seperti itu, bocah ?"
"Sensei !"
"Ahh maaf. Dia benar racun para pria, jantungku hampir copot tahu !"
"Aku juga sama sensei. Dia sangat erotic sexy.."
"Kau pacarnya. Belum melakukan itu ?" ( Maksudmu oi!! Jangan macam2 dengan Ao ku! Kumatikan kalian! :@ )
"Apa maksud sensei ?"
"Ohh tidak ada."
Keduanya terdiam dan masing-masing berpikir dengan pikirannya.
"Kenapa aku harus malu dengan Ao ? Dia kan.."
Teriak Sireo tiba-tiba segera membuka pintu, Todoroki sensei menahan Sireo.


"Apa yang kau lakukan bocah ! Kau mau mengintip pacarmu ?"
Teriaknya sambil menahan Sireo untuk masuk, kemudian mata mereka tertuju pada Ao yang menatapnya datar dengan baju yang terpasang setengah hingga di bawah dada dan memperlihatkan pinggang rampingnya pada kedua orang itu. Keduanya terdiam dengan darah yang mengalir dari hidung masing-masing. Ao terdiam menatap mereka berdua dengan datar.


"Kalian kenapa ?"
Tanya Ao akhirnya memakai bajunya seutuhnya. Keduanya baru tersadar dari alam imajinasi.
"Ti..Tidak apa-apa.."
Jawab keduanya bersamaan. Kemudian hening dan mereka saling pandang.

Mereka bertiga duduk di taman belakang sekolah.
"Sepertinya kasus ini menyangkut dengan Hinamori san..."
Ucap Sireo memecahkan keheningan.
"Aku sangat mencintainya. Tapi kami memiliki status yang berbeda. Dia murid dan aku guru. Dia juga mempunyai cita-cita menjadi seorang balerina. Kalau dia bersamaku dan kami ketahuan menjalani hubungan, kami akan dikeluarkan dari sekolah. Dan pasti Hinamori akan jadi bahan gosip, aku tidak mau itu terjadi. Lalu kuputuskan tidak menjalin hubungan dengan Hinamori. Tetapi dia tetap pada pendirian, hingga aku mengatakan akan menikah dengan orang lain, dia sangat kecewa dan sedih mendengar kabar itu. Tapi apa boleh buat, aku harus melakukannya. Dan dia berhenti mengikutiku. Kemudian suatu hari aku melewati ruang latihan yang biasa Hinamori gunakan dan dia mencoba bunuh diri, aku menahanya dan berhasil merebut pisau darinya, tapi tidak bertahan lama. Setelah beberapa hari aku mendengar berita kematiannya. aku menyesal. Menyesal sekali. Lebih baik kami dikeluarkan dari sekolah daripada aku harus kehilangan Hinamori... aku sangat menyesal sekali.. aku sangat mencintainya.."
Jelasnya lirih hampir menangis.


Sireo menatap nanar Todoroki sensei dan Ao dengan mata datarnya.
"Dia sudah mendengarnya dan mengucapkan terima kasih padamu yang sangat mencintainya, dia akan pergi dengan tenang sekarang. Ayo pergi Sireo.."
Ucap Ao berjalan pergi. Todoroki sensei dan Sireo saling memandang.
"Aku harus pergi. Jangan menyesalinya sensei.."
Teriak Sireo dari kejauhan sambil mengejar Ao.
"Terima Kasih..."
Ucap Todoroki sensei yang menangis.

"Ao. Kau melihat Hinamori ?"
Tanya Sireo yang sudah menyamai langkah Ao.
"Tidak."
"Ehh ? Lalu yang tadi ?"
"Aku bosan mendengar ceritanya, aku ingin segera pergi saja jadi asal bicara begitu.."
Jawabnya datar. Sireo terdiam.
"Kejam sekali orang ini.."
Ucapnya memandang punggung Ao.
"Eh Ao ! Aku ingin kau mengulang kata-katamu tadi dong ?"
"Apa ?"
Tanya Ao.
"Itu, yang di ruang latihan. Tentang aku pertnermu. Tolong katakan sekali lagi dong"
"......"
"Ayolah Ao !"
"....."
"Ao !"
"...."
Sampai kapan pun Sireo meminta, Ao tidak pernah meresponnya. Sireo jadi lelah sendiri dan berhenti kemuadian berjalan pulang dengan lesu. Dan di sana Mao, Ryu, dan kas sedang menunggu mereka.
"Aoo !!"
Teriak Mao mau memeluk Ao, tapi berhasil ditahan Sireo kali ini.
"Kenapa denganmu Sireo ?"
Rengek Mao.
"Diam !"
Kesal Sireo memandang Ao marah. Ao tidak peduli dan berjalan masuk dan dihentikan Kas.
"Ao cutee sekali. Benarkan Ryu ?"
Ucap Kas senang memeluk lengan Ao dengan erat.
"I..iya..."
Balas Ryu yang gugup melihat penampilan Ao berbeda dari biasanya.

Yang memakai baju hoddie dan celana panjang beserta rambut yang selalu terikat ke atas. Kali ini dia berbeda rambutnya terurai dengan lembut, memakai kaos olahraga yang agak kebesaran dan rok pendek yang menampakkan kaki rampingnya membuat wajah Ryu langsung memerah seketika.
"Ryu wajahmu memerah kenapa ? Sakit ? Mau disembuhkan Ao ?"
Tanya Kas melihat perubahan wajah Ryu.
"Ti.. Tidak apa-apa. Aku masuk dulu ucapnya berjalan masuk."
Ao hanya memandang punggungnya yang menjauh dan menghilang. Sedangkan yang di belakangnya sedang perang dunia. Keduanya yang kesal itu mengeluarkan api pembunuh satu sama lain.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang