Psycology Might 68

570 49 6
                                    


Ao tertidur di meja kerjanya karena lelah melakukan penyelidikan setiap harinya yang sama sekali tidak mendapat petunjuk. Sudah seminggu sejak penemuan mayat wanita manekin, tapi mereka masih belum menemukan titik terang dalam kasus tersebut.

Sireo mengunjungi kamar Ao dan melihatnya terlelap dengan berkas-berkas kasus lama berserakan di mejanya dan foto wanita menekin itu membuat Sireo merinding karena matanya begitu bulat dan seperti melihat secara langsung pada Sireo. Dia menutup fotonya dengan kertas lain dan menyelimuti Ao.

"Kau begitu keras untuk menuntaskan kasus ini Ao,"

Gumamnya pelan. Dia sendiri juga sudah lelah kejar sana, kejar sini.

Dia pun berbaring di kasur Ao dan terlelap.

"Sireo! Mau sampai kapan kau tidur?! Cepat bangun!"

Pekik Kas pada Sireo yang masih tidur.

"Ahh kenapa selalu menganggu tidurku!?"

"Menganggu katamu?! Waktunya kerja! Kerja!!!"

Balas Kas membuatnya terbangun dan mendapati tidak ada Ao di sana.

"Dimana Ao?"

"Kau bertanya?! Dia sudah pergi bersama detektif Haku untuk mencari informasi di tempat korban bekerja!"

"Masa?! Bersama detektif sok dekat itu?! Tidak bisa dibiarkan!"

Pekiknya segera bangkit. Kas hanya menepuk jidat.

"Kenapa Ao begitu toleransi pada partner seperti dia?!"

Jeritnya tidak tidak percaya, Ao yang sempurna senang berpartner dengan orang seperti Sireo yang sama sekali tidak dapat diandalkan. Cuma tahu tenaga untuk bertarung dan tak punya otak.

Tetapi dia adalah partner yang paling Ao percayai dan dapat diandalkan secara fisik. Soal bertarung tidak perlu diragukan lagi. Sedangkan Ao lebih mengandalkan otaknya dari pada bertarung, mereka memang bertolak belakang tapi saling mengisi satu sama lain.

Mereka pasangan paling serasi diantara pasangan lainnya.

Ao masih terdiam di dalam mobil Haku sedangkan Haku melihat sekitar bar yang tertutup saat siang hari,

"Bagaimana ? Apa kita coba masuk?"

Tanya Haku pada Ao yang langsung dapat anggukan. Dengan baju Hoodie dan rambut kucir kuda seperti biasa dia turun dari mobil,

Saat dia keluar dari mobil, hp Ao berdering. Dia mengangkatnya karena itu telepon dari Sireo, tapi setelah menekan tombol hijau dia menjauhkan hpnya dulu baru dia dekatkan ke telinga karena biasanya Sireo akan berteriak tidak jelas.

"Ada apa? Kau sendiri yang tidur dan tidak bisa bangun. Aku tidak meninggalkanmu. Hmm.. Kau berisik, aku tutup teleponnya."

Balas Ao segera menutup teleponnya tanpa rasa bersalah. Haku sudah terbiasa dengan sikap Ao yang memang datar dan berperasaan dingin, dia tidak banyak bicara jika bukan menyelidiki kasus.

Keduanya pun berjalan ke dalam bar yang tertulis "Close" tapi tampak beberapa pelayan di dalam sana. Karena tidak lama lagi mereka akan buka, jadi harus dipersiapkan segala sesuatunya.

Tanpa permisi mereka segera masuk.

"Maaf kami belum buka."

Balas seorang pelayan. Sang detektif tersenyum pada mereka dan menunjukkan kartu keanggotaan polisinya.

"Kami dari kepolisian hanya ingin meminta saksi dari anda semua tentang kematian sakura himekawa. Tolong kerja samanya."

Balas Haku membuat mereka sedikit terkejut.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang