Psycology Might 79

452 48 0
                                    



"Kas, ada yang mau melihatmu. Keluar lah dari sana."

Pinta pengurus panti asuhan pada anak yang bersembunyi di balik pintu kamarnya, pelan-pelan dia berjalan keluar. Mata hijau dan rambut coklatnya begitu kecil dan lucu, hanya saja dia terlalu kurus untuk anak seusianya.

Dengan pakaian sedikit kebesaran dia berdiri di sana, Mao tersenyum padanya dan memberikan lolipop padanya.

Dia tidak menerimanya dan justru kembali bersembunyi.

"Ayo anak manis, kakak bukan orang jahat."

Rayunya sambil menggoyang-goyangkan lolipop seperti merayu seekor anak anjing dengan tulang lezat. Tetap saja dia tidak keluar dari sana.

Mao pun lelah dan berjalan pergi dengan sang pengurus.

"Apa sesuatu terjadi padanya?"

"Kedua orang tuanya bercerai. Lalu ibunya yang mendapatkan hak asuh tidak menyukainya bahkan menyiksanya dan mengurungnya. Karena itu dia takut dengan orang asing karena tidak pernah keluar dari rumahnya selama ini."

"Jadi begitu, lalu dimana orang tuanya?"

"Keduanya menikah lagi dan mengabaikan Kas. Dia ditemukan terluka dalam ruangan gelap apartemen ibunya yang ditinggalkan. Dia ditinggalkan begitu saja."

"Kejam sekali! Apa kalian melapor pada polisi?"

"Ya kami melakukannya, tapi ibunya tetap tidak mau menerimanya. Dan mengatakan Kas bukan anaknya. Aku tidak tahu apa yang Kas pikirkan saat itu, dia tidak menangis sama sekali. Dan menjadi anak yang kuat. Kami pun membawanya ke panti, dan dia sama sekali tidak bisa akrab dengan yang lain. Selalu diam dan mengurung diri dalam kamarnya."

"Aku mau mengadopsinya."

"Apa kau yakin?"

"Aku akan merubahnya, dia punya potensi yang kucari."

"Apa kau benar-benar bisa merubahnya?"

"Tentu saja. Dia akan bertambah kuat bersamaku."

"Baiklah, aku akan mengurus berkasnya."

"Besok aku akan datang lagi, bersama dengan anakku yang lain. Dia sangat imut sekali."

Pujinya senang.

"Anda masih muda, tapi begitu penyanyang dan berbelas kasih. Terima kasih sudah menjadi donatur di sini."

"Jangan terlalu sungkan, aku senang jika mereka tidak kelaparan dan mempunyai tempat untuk tinggal. Jika ada apa-apa, jangan ragu untuk menghubungiku."

"Iya, terima kasih Mao. Kau penolong kami."

"Ibu terlalu sungkan."

Balasnya berpamit pergi.

Keesokan harinya, dia pun datang kembali dan membawa si kecil Ao. Dia terlihat kecil dalam gendongan Mao. Mata biru dan wajah datarnya memang sejak kecil begitu.

Mao menurunkan Ao di depan kamar Kas, dia pun mengetuk pintunya tapi tidak dibuka Kas. Si kecil Ao hanya diam diri,

Ibu pengurus pun membuka pintunya yang tidak dikunci tanpa ijin. kas justru bersembunyi dalam balutan selimut kasur.

"Kas! Cepat keluar dan temui keluarga barumu!"

"Tidak mau! Aku tidak mau!"

Balasnya.

"Kas, tolong lihatlah kami sebentar. Ao juga mau bertemu denganmu."

Rayu Mao, Kas pun sedikit mengintip dan orang yang pertama kali dia lihat adalah si kecil Ao. mata mereka bertemu, Ao hanya diam saja.

"Ao, ayo sapa saudara barumu."

"Mao. Siapa dia?"

Tanya Ao pada Mao.

"Dia akan jadi kakakmu."

"Kakak? Ao punya kakak?"

"Iya. Jadi Ao harus bermain bersamanya, jangan sedih okey?"

"Hmm Ao tidak bersedih. Ao senang."

Tawanya kecil. Kas masih terdiam melihatnya. lalu tiba-tiba,

"Oniichan~"

Panggil Ao sambil tersenyum membuat Kas merona, perlahan dia turun dari kasur dan menggenggam tangan kecil Ao. Mata Kas berkaca-kaca melihat Ao kemudian menangis. Ao mengusap kepala Kas dan tidak tahu apa yang terjadi pada Kas yang menangis seperti itu. Tapi Ao merasa senang dengan mempunyai saudara baru yang seumuran dengannya.

"Mulai sekarang, kalian adalah saudara."

Pesan Mao pada keduanya.

"Waktu itu Ao imut sekali! Ahh aku memeluk keduanya dengan senang."

Jelas Mao pada mereka. Ao menatapnya datar.

"Setelah itu hidup Kas pun berubah, dia jadi anak yang rajin dan ceria bersama Ao. itulah kenapa aku tidak pernah membahas tentang hal ini lagi. Karena dia sudah begitu bahagia."

Sambung Mao serius.

"Tapi jika dia mengingat masa lalunya, aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Karena itu yang dia punya sejak dulu. Kalau kalian mengerti, tolong jangan membahas apapun padanya. Aku tidak mau dia bersedih."

Semua masih terdiam mendengar penjelasan Mao. Mereka tidak pernah tahu hal ini jika Mao tidak menceritakannya. Karena Kas tidak terlihat seperti mengalami hal pahit seperti ini.

Kas bahkan tidak pernah mengatakan apa-apa, padahal selama ini mereka tinggal bersama. Mereka merasa sedih karena hal ini.

Ao tidak terlalu mengingat masa kecilnya, tapi dia tetap mengingat Kas yang selalu bersamanya sejak kecil. Dia merasa Kas begitu dekat dengannya.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang