Psycology Might 70

495 49 5
                                    




Ao terus menerus mencari informasi dari menguping pelayan lain, tapi mereka tidak membicarakannya lagi. Padahal sudah seminggu waktu berlalu, tetap dia tidak mendapat berita situs tersebut.

Dia menghela napas panjang dan mengantarkan pesanan.

"Hey apa kalian tahu website yang mencerita pembunuhan yang dijadikan manekin?"

Tanya seorang pelanggan dengan suara pelan. Ao yang kebetulan di sampingnya pun mempertajam telinganya.

"Website apa?!?"

"Yang ituloh! Yang katanya kalau kalian tulis nama orang yang kalian benci dan mengirimkan foto serta uang. Dia akan membunuh orang tersebut!"

"Kau yakin?!"

"Ssst! Pelankan suaramu!"

Bisik seorang lagi.

Mereka pun mengecilkan suaranya, Ao masih mendengarnya tapi tiba-tiba seseorang menarik Ao dan membuatnya terjatuh di pangkuannya.

"Kenapa kau hanya diam??"

Tanyanya pada Ao membuat pendengarannya terputus, lagi-lagi dia gagal dapat info website itu karena mereka sudah diam juga melihat ke arah Ao.

Ao menatapnya benci karena sudah menggangunya. Dia mencoba bangun tapi pria ini menahannya.

"Lepaskanku!"

Pintanya lagi yang sama sekali tidak mau dilepas.

Pria ini justru tersenyum dan meraba paha Ao menuju ke atas.

"Kau manis sekali. Malam ini temani aku di kasur."

Ao merinding karena sentuhannya, dan tiba-tiba muncul Sekiya.

"Maaf tuan, jangan mengganggu pelayan kami. Kami sangat sibuk di sini."

Pesan Sekiya. Pria itu pun melepaskan Ao, Sekiya segera menariknya pergi.

"Ao kau baik-baik saja? dimana dia menyentuhmu? Apa dia mengancammu?"

"Aku tidak apa-apa master. Tidak perlu khawatir,"

Ucap Ao pada Sekiya. Lalu Ao pun berpamit pergi. karena jika dia berlama-lama dengan Sekiya, dia takut ketahuan.

"Ao! Malam ini minumlah bersamaku! Kita akan merayakan kedatanganmu di sini."

Pesannya pada Ao dan dia menangguk mengerti tanpa pikir panjang. Mereka memang sudah terlihat dekat, Ao pun sudah bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.

Malamnya mereka pun bersama-sama merayakan kedatangan Ao yang baru sempat mereka rayakan karena sibuk.

Ao tidaklah terlalu peduli, karena gadis-gadis di sana sama sekali tidak menyukainya.

"Ao minumlah,"

Ucap Sekiya menyodorkan bir. Ao menatapnya dan kemudian birnya.

Dia tidak bisa minum bir, kalau Sireo di sini mungkin dia akan meminumnya. Tapi Sireo tidak datang malam ini karena dia punya tugas lain yang belum selesai.

Dia meminta Ao menunggunya hingga selesai dan pesannya tidak boleh bersama pria yang bernama Sekiya tersebut.

Pesan tidak masuk akal.

Sekiya diam-diam menukar minuman Ao yang nonalkohol menjadi yang beralkohol saat dirinya sibuk melihat pesan Sireo yang baru masuk dan mengatakan dia akan sedikit terlambat.

Ao pun kembali menyakukan hp nya dan meminum minumannya tanpa melihat lagi membuat senyum Sekiya merekah dengan senang.

Dalam sedetik setelah dia minum, Ao langsung tepar. Dia terlihat mengantuk dan mabuk.

Matanya berkunang-kunang melihat orang.

"Ao kau baik-baik saja?"

"Hm.."

Gumamnya.

"Kau sudah mabuk, biar kuantar pulang."

Usul Sekiya tanpa persetujuan Ao membawanya pergi.

"Kalian minumlah, semuanya sudah kubayar!"

Pesannya pada pelayan lainnya dan mereka bersorak ria.

Tidak bagi pelayan wanitanya yang terlihat kesal.

Sekiya membawa Ao ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya ke sebuah hotel mewah.

"Ao, aku tidak tahu kau tinggal dimana. Jadi kita menginap saja di sini yah?"

Tanyanya tidak mendapat jawaban lagi. Dia pun segera masuk ke dalam hotel sambil membopong Ao dengan mengalungkan tangan Ao ke lehernya dan dia sendiri memeluk pinggang ramping Ao dengan erat agar tidak terjatuh, Sekiya sudah memesan kamar sebelum dia kemari, jadi dia hanya cukup mengambil kunci dan masuk ke dalam ruangannya, dia sudah merencanakannya.

Sekiya melemparkan Ao ke dalam kasur king sizenya dan membuka jas beratnya.

Dia melemparkan jasnya ke lantai dan menghampiri Ao.

"Malam ini kau akan menjadi milikku."

Bisiknya pada telinga Ao yang tidak sadar sama sekali.

"Sebenarnya aku tidak mau melakukan hal ini, jika aku jujur kau pasti akan menolakku. Dengan melakukan ini kau akan menjadi milikku seutuhnya. Jika bisa aku akan menikahimu Ao. Aku ingin dirimu melahirkan anak-anakku."

Bisiknya mulai angan-angan mempunyai bayi mungil bersama Ao.

Sekiya benar-benar cinta buta. Dengan segala cara dia lakukan agar Ao menjadi miliknya.

Sekiya pun mulai meraba paha mulus Ao dan membuka stokingnya serta sepatu sandalnya yang dibeli Sireo agar kakinya tidak terlalu sakit dengan hak tinggi pemberian Sekiya.

Dia mulai menindih Ao dengan kakinya di selangkangan Ao yang terbuka lebar oleh Sekiya. Dia menyetuh tubuh Ao dari pinggang hingga ke atas. Perlahan tangannya mulai mengorogoti bagian perut Ao tapi belum sampai di dada palsu Ao,

"Nn..Hn..hentikan Sireo..hentikan..."

Gumamnya dalam tidur Ao. Sekiya membulatkan matanya menatap Ao yang menyebut nama Sireo yang dikenal sebagai sepupunya.

"Apa mereka melakukan hubungan?!"

Pekiknya kaget sedikit membuatnya kesal.

"Nn..Hentikan.. itu geli..sireo.."

Dia pun terlihat marah dan hendak membuka rok mini Ao yang melambai-lambai dengan renda-renda di sekelilingnya. Sedangkan Ao sama sekali tidak sadar karena diberi obat tidur di dalam minumannya.

Sekiya benar-benar akan memperkosa Ao jika dia tidak segera sadar.


Dimana Sireo disaat-saatnya seperti ini? Dewi pelindungnya akan dikotori orang lain selain dirinya.


Bagaimana sekarang? Apa rahasia Ao akan terbongkar?

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang