Psycology Might 109

162 16 2
                                    


Sireo sudah bersiap-siap untuk masuk ke dalam hutan mencari Ao, penduduk membekalinya beberapa senjata dan makanan untuk jaga-jaga. Sebenarnya sireo tidak butuh senjata itu tapi makanannya perlu sekali. Setelah persiapan selesai dia pun masuk dalam hutan, dia sudah meminta bantuan dari markas dengan menggunakan alat darurat seperti SOS yang biasa mereka bawa saat bepergian.


"Ao, tunggu aku!"
ucapnya mantap dan langsung menerobos masuk hutan, para penduduk hanya melihatnya dari belakang, mereka tidak bisa menghentikan Sireo. Mereka sudah yakin bahwa Ao sudah mati dilahap oleh werewolf tersebut, tapi sireo memungkirinya dan berkata dia masih hidup dan dia akan menyelamatkannya.

"Ao, sepertinya kau sudah berubah ya ?"
"Apa maksudmu ?"
"Ya... Berubah saja."
"........................."
"Oh iya. Bagaimana kabar semua nya ? Kawaru ada menemuimu ? Dia itu ceroboh masa dia mencintaimu tanpa tahu kau seorang pria, lucu sekali dia.. Haha.."
Tanya sambil tertawa kecil, tidak tahu apa yang terjadi pada teman baiknya.
"Semua baik-baik saja. Tapi kawaru..."
Ao terdiam, oichii hanya menatapnya bingung.
"Aku tidak berhasil menolongnya.."
Ucapnya lirih. Oichii terdiam mendengar kata Ao, dia mengerti apa kata Ao saat ini.
"Jadi begitu. Ternyata tetap ceroboh ya.."
Ucapnya dengan suara serak.
"Ao, aku punya permintaan."
"Apa ?"
"Tolong bunuh aku.."
Ucapnya dengan wajah serius. Ao terkejut.
"Tidak! Tidak mungkin aku membunuhmu! Tidak akan!"
Teriak Ao, baru kali ini dia menunjukkan emosinya.
"Aku hanya ingin mati di tanganmu, Ao. Kumohon. Atau aku yang akan membunuhmu jika malam tiba."
"Tetap tidak bisa kulakukan. Aku tidak bisa membunuh temanku!"
"Ao! Kutukanku hanya akan hilang jika aku mati. Jadi tolong bunuh aku! Bebaskanku dari kutukan ini! Kumohon Ao!"
"kita bisa cari cara lain untuk menghilangkan kutukanmu. Kumohon jangan memintaku membunuhmu. Aku tidak bisa. Aku sudah kehilangan Kawaru dan aku tidak ingin kehilanganmu juga, Oichii. Selama ini kami selalu mencarimu. Dan aku sudah menemukanmu, tidak mungkin aku membunuhmu. Kita pulang ke kantor dan mencari cara, mereka semua pasti senang kau kembali!"
jelas Ao mencoba membujuk Oichii. Oichii terdiam.
"Aku bukan partnermu lagi dan bukan lagi anggota detektif suprantural. Sejak aku menyerang kalian, aku tidak akan kembali lagi ke sana. Aku tidak bisa mengontrol kekuatan ini."
"..................................."
"Dan aku tidak ingin menyakitimu seperti waktu itu, aku mulai kehilangan kesadaran dan membunuh beberapa orang bahkan hampir membunuhmu. Ao ini permintaanku. Aku rela mati ditanganmu. Aku ingin mati ditanganmu!"

Pintanya serius.
"Tidak! Tidak! Tidak! Semuanya sudah melupakan hal itu. Itu bukan kesalahan Oichii! Kau hanya di kuasai kegelapan. Kau tidak bermasuk membunuh mereka. Oichii kembalilah bersamaku."
Ajak Ao serius.
"Maaf Ao, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Aku bukan partnermu lagi. Aku adalah binatang buas yang kapan saja akan membunuhmu."
"Aku tidak peduli kau binatang buas atau tidak, kau tetap partnerku. Jadi kembalilah."
Ucap Ao.
"Terima kasih karena tetap menganggapku partnermu, tapi tetap saja aku tidak bisa kembali padamu. Setelah ini aky akan berubah jadi werewolf haus darah untuk selamanya. Aku sudah berada di batas kekuatanku. Kutukannya sudah menjalar diseluruh tubuhku, kutukan keluargaku tidak akan bisa hilang sebelum aku mati. Jadi Ao, bunuh aku sebelum fajar tenggelam."
Mohon Oichii. Ao tetap tidak mau melakukannya.
"Keras kepala seperti biasa ya."
"Jangan meminta hal yang tidak bisa kulakukan oichii. Kau teman berhargaku, aku tidak bisa membunuhmu."
"............................................."

"Ao!! Kau di mana ??"
Teriak sireo di bawah pohon yang di atasnya ada Ao, Sireo melewati pohon itu.
"Sireo."
ucap Ao kaget. Oichii melihat sireo yang berjalan menjauh.
"Jadi dia partner barumu ? Apa dia juga teman pentingmu ?"
"............................................"
"Bagaimana kalau nanti aku membunuhnya, apa yang akan kau lakukan ?"
Tanyanya pada Ao, Ao tidak bisa menjawabnya. Dia tidak memilih diantara keduanya. Dia tidak ingin kehilangan keduanya.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang