"Hanya mempromosikan cafe kita kan? Setelah itu selesai!"
"Siap!"
Balas ketua kelas melemparkan papan nama kelasnya.
Sireo menerimanya dan mulai bergerak. Dia mengelilingi koridor sekolahnya sambil membawa papan nama kelasnya. Ao hanya berjalan melewati murid lain tanpa ekspresi, gaunnya sedikit melambai-lambai karena langkah kaki yang cepat. Ao acuh tak acuh, dia tidak peduli orang yang memandangnya dengan wajah merona.
"Ao! Jalannya pelan sedikit. Kau akan menampakkan celana dalammu!"
Bisik Sireo menyamai langkah Ao. Ao pun memperlambat langkahnya. Sireo tersenyum.
"Tanganmu letakkan di sini."
Ucapnya mengacak pinggang dengan tangan kirinya, Ao pun mengalungkan tangannya ke dalamnya dan berjalan berdampingan membuat Sireo bersemangat.
"Kunjungilah kafe kami! Kalian akan mendapat pelayanan terbaik kami!"
Kemudian semua murid segera berlari ke ruang kelasnya. Sireo tersenyum senang.
Ao bisa diandalkan dalam hal apapun.
Ucapnya bangga.
Mereka yang lelah berjalan pun kembali ke kelas. Mereka terlihat terkejut dengan keramaian dan kesibukan teman kelasnya. Tadi mereka terlihat murung karena sepi tapi sekarang mereka justru kewalahan melayani para tamu. Sireo merasa buruk untuk kembali sekarang, dia sudah ancang-ancang pergi tapi berhasil dihentikan ketua kelas.
"Kalian tidak boleh pergi sebelum ini selesai!"
"Tapi kami hanya membantu promosikan, bukan membantu melayani."
"Tapi para tamu mau dilayani oleh adikmu!"
Jerit ketua frustasi.
"Tidak bisa! Ao tidak bisa melayani tamu!"
"Tapi kita tidak boleh mengecewakan para tamu. Kalau begitu sama saja dengan misi yang gagal."
Ucap ketua kelas membuat Ao tertegun.
"Misi yang gagal?"
"Ao akan melakukannya kan? Demi keberhasilan misi kita."
Ucapnya menatap Ao memohon. Sireo memicingkan mata pada ketua kelas, dia memakai trik yang tidak bisa ditolak Ao.
Dia benar-benar licik!
Pekik Sireo dalam hati. Ao pun kemudian mengangguk mengerti membuat sang ketua kelas senang.
"Kau yakin Ao?"
"Kita harus menyelesaikan misi sampai akhir."
"Ini bukan misi!!!!"
Jerit Sireo frustasi.
Semua pandang mata langsung melihat ke arahnya.
"Itu maidnya!"
"Maid itu datang!"
"Kami mau dilayani oleh maid itu!"
Jerik satu persatu tamu yang mengagumi Ao.
Ao hanya menatap mereka datar tanpa ekspresi. Sireo hanya menghela napas, dia pikir dia sudah menyelesaikan tugasnya tapi justru semakin parah.
Keduanya membantu teman kelas Sireo, Ao melayani para tamu pria dan Sireo melayani tamu wanita. Sesekali Sireo melihat Ao yang mengantarkan pesanan tamunya, dia terlihat kaku Sireo tertawa kecil melihatnya.
Ini pasti pertama kalinya, Ao sepertinya tidak pernah melakukan hal ini? Ini baik untuk membangun sifatnya yang dingin dan tidak bersosialisali.
Pikir Sireo senang.
Disaat-saat sibuknya kelas itu tiba-tiba ada yang melempar meja mereka dan hampir melukai murid di dalamnya. Ketiga preman itu menatap mereka dengan tajam dan sangar. Semuanya menjadi takut dan tidak berani bersuara. Berbeda dengan Ao yang menatapnya tanpa ekspresi. Dia bahkan berjalan melewatinya. Semuanya masih terdiam melihat aksi Ao yang sama sekali tidak terlihat takut.
"Tamu itu meminta coffe latte. Bisakah cepat dibuatkan?"
Ucap Ao pada baristanya. Sang barista mengangguk dengan ragu dan melihat ke belakang Ao. Ketiga preman itu menatap Ao tidak percaya.
"Hey nona!"
Panggilnya pada Ao. Tapi Ao tidak merasa dia memanggilnya, dia hanya berjalan melewatinya. Sireo hanya menepuk jidat melihat semuanya.
"Dia benar-benar tidak pernah peka.."
Gumam Sireo.
Preman itu tampak marah dan mencoba memegang Ao. Tapi sebelum dia sempat memegangnya preman itu sudah melayang turun dari atas ke bawah.
Dia melihat selangkangan Ao dari bawah ke atas. Dan Ao menginjak wajahnya dengan sepatu hak tingginya.
Semua orang masih terdiam, kejadiannya sangat cepat. Teman-teman lainnya pun mencoba menangkap Ao, salah satunya memeluk Ao dari belakang dan satunya lagi mencoba menangkapnya dari depan, tapi sebelum dia sempat sampai Ao sudah menendangnya dengan kedua kakinya bersamaan membuat orang yang memeluknya kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lantai dengan keras. Ao segere menyikutnya dan meloloskan diri.
Ao berdiri sambil berkacak pinggang menatap mereka.
"Pergi."
Ucapnya penuh perintah. Mereka segera pergi dengan cepat. Teman-teman kelas Sireo langsung mengurumumi Ao.
"Ao kau tidak apa-apa?"
"Apa ada luka?"
"Ada yang sakit?"
"Ao keren sekali! Aku semakin jatuh cinta padamu!!"
"Ao kau dewi penolong kami!"
Jerit mereka satu persatu. Ao menjadi salah tingkah dan tidak tahu harus melakukan apa. Sireo hanya tersenyum senang melihatnya semakin bisa bersosialisasi dengan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycology Might
FantasyDidunia ini pasti ada yang namanya kekuatan supranatural. Kita tidak tahu darimana datangnya kekuatan hebat tersebut. Ini adalah kisah fantasy beberapa pemuda yang memiliki kekuatan supranatural. Mereka di rekrut oleh seseorang dan membentuk sebua...