"Ao! Apa yang sedang kau lakukan di sana?!"
Teriak sireo dari atas vila melihat Ao duduk melamun di jembatan kayu dan sekelilingnya adalah sungai. Di depanya adalah hutan lebat tapi pemandanganya cukup indah. Air sungai yang putih bersih dan hutan yang masih hijau tidak tersentuh oleh tangan manusia.
Karena tidak jawab Ao, Sireo pun menteleport dirinya tepat di belakang Ao.
"Ada apa Ao?"
"Aku merasakan ada sesuatu dalam sungai ini."
"Be-benarkah?"
Tanya Sireo mengintip ke dalam sungai tanpa dasar.
"Kita pergi dari sini."
Ucapnya menarik Ao menjauh dari sungai.
"Aki dan yang lainnya sedang menunggu kita."
Sesekali Sireo memandang ke belakang, tapi tidak ada yang aneh. Mungkin itu hanya perasaan Ao, pikir Sireo.
"Villa ini milik ketua?"
"Iya. Ini hadiah dari pusat."
"Hebat. Tapi villamu sedikit menyeramkan."
"Tentu saja. villa ini sudah kutinggal lama setelah terjadi sesuatu."
"Kenapa ketua mengajak kami ke sini?!"
"Tidak ada alasan, kupikir aku sudah lama tidak kemari. Di sini cukup bagus pemandangannya. Kita bisa bersantai tanpa gangguan."
"Memang iya."
Ucapnya menyentuh pintu kamarnya.
"Tapi sedikit berdebu. Apa tidak ada yang membersihkannya?"
"Dulu ada seorang wanita yang menjaga villa ini, tapi sekarang sudah tidak ada."
Ucapnya sambil memunggungi Satsuki.
"Mao! Satsuki!"
Panggil Aki membuat mereka berpaling.
"Kalian melihat Ao?!"
"Ao? Aku tidak melihatnya."
"Aku juga tidak melihatnya, ada apa?"
"Aku ingin memastikan kamarku tidak ada setannya."
Balas Aki. Mao dan Satsuki hanya menatapnya tidak percaya.
"Kalau takut kenapa tidak tidur bersama di ruang utama."
"Benar juga, aku akan tidur bersama Ao."
Ucapnya senang dan berjalan pergi.
"Dimana kas dan Ryu?"
"Mereka sedang memanggang. Ayo kita ke sana."
"Baiklah."
Balas keduanya mengikuti Aki. Saat mereka pergi bayangan hitam di belakang Mao juga ikut menghilang.
Mereka tidak menyadari bayangan hitam itu sudah bersama mereka sejak tadi.
Mereka pun bersantai di halaman lantai atas menikmati angin malam. Bintang-bintang kelap kelip.
"Ketua, tempatmu menyeramkan."
Pekik Sireo yang baru kembali dari toilet.
"Ada apa lagi?"
"Ao merasakan hawa negaif di villamu!"
"Benarkah? Maksudmu villaku berhantu?"
"Tentu saja!"
"Tapi dimana Ao, Sireo?"
Tanya Mao tidak melihat Ao. jelas- jelas tadi pergi bersama Sireo.
"Eh?! Sejak kapan?! Tadi Ao bersamaku!? Ao!"
Panggil Sireo yang tidak sadar Ao menghilang.
"Ao!"
Panggilnya lagi membuat Ao muncul dari kegelapan membuat Sireo kaget.
"Ah! Kau mengagetkanku! Katakan sesuatu kalau muncul! Kupikir setan!"
Marahnya. Ao hanya menatapnya bingung.
"Kau darimana saja?!"
"Aku tadi melihat bayangan."
"Lalu?"
"Bayangan itu sudah menghilang di sebuah kamar. Aku membukanya tapi tidak ada apa-apa lagi."
"Ka-kau yakin Ao?"
"Tentu saja."
"Hey! Hey! Ayo makan! Kami sudah selesai memanggang!"
Teriak Kas. Sireo pun segera menarik Ao.
"Jangan menghilang tiba-tiba."
"Baik."
Mereka pun berpesta semalaman dengan Aki yang bercerita tentang perjalanannya ke Indonesia.
Pada Akhirnya semua mabuk dan terlelap di ruang utama yang sudah mereka alasi karpet tebal untuk mereka tiduri.
Ao yang tidak bisa tidur pun terbangun dan melihat semuanya terlelap. Di sebelahnya ada Aki dan Sireo. Sireo memegangi tangan Ao agar dia tidak menghilang, Ao melepaskannya dan berjalan keluar dan berdiri di balkon. Langit terlihat terang karena cahaya bulan purnama.
"Apa yang kau inginkan?"
Tanya Ao tanpa memandang ke belakang. Dia memang sudah menyadari sosok hantu wanita ini.
Karena tidak mendapat jawaban dia pun berbalik, dia melihat gadis muda yang cantik berdiri di sana dengan gaun putih onepiecenya. Rambut silvernya begitu indah dengan matanya yang putih seperti perak.
Kemudian dia melayang dan berdiri di atas tubuh Mao. Ao mengikutinya.
"Apa yang kau inginkan dari ketua?"
"Aku menyukainya."
"Menyukai Mao?"
"Aku adalah pelayan Mao sama yang menjaga villa ini. Aku sangat menyukai Mao sama. Tapi sebelum kukatakan cintaku, aku terlebih dulu terbunuh."
"Siapa yang melakukannya?"
"Beberapa perampok datang ke sini. Mereka menangkapku dan memperkosaku sebelum aku di bunuh."
Jelas hantu wanita ini. Ao terdiam dan melihatnya tidak berbohong.
"Perampoknya sudah ditangkap Mao sama, tapi penyesalanku belum selesai."
"Lalu apa yang ingin kau lakukan dengan muncul dihadapanku?"
"Aku menyukai Mao sama. aku ingin bersamanya walau hanya sebentar."
"Aku tidak bisa membuatmu bersama dengan Mao. Kau sudah menjadi arwah."
"Aku tahu itu, aku hanya ingin meminjam tubuhmu sebentar saja. Aku mohon."
"Apa kau bisa dipercaya?"
"Aku janji setelah selesai, aku akan meninggalkannya untuk selamanya. Aku sudah menunggunya lama. Ini kesempatakanku."
"Akan kupinjamkan tubuhku. Segera lakukan semuanya agar tidak ada penyesalan."
"Terima kasih. Dan kukatakan satu hal, berhati-hatilah dengan sungai itu. Ada arwah dendam di sana."
"Aku tahu.. "
Balas Ao menutup kedua matanya. Gadis itu segera merasuki tubuh Ao dan mengambil ahli semua tubuh Ao. perlahan Ao membuka matanya kembali dan matanya berubah menjadi warna perak begitu juga dengan rambutnya.
Tapi tidak lama setelah itu dia pun pingsan lagi di lantai dingin dan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycology Might
FantasyDidunia ini pasti ada yang namanya kekuatan supranatural. Kita tidak tahu darimana datangnya kekuatan hebat tersebut. Ini adalah kisah fantasy beberapa pemuda yang memiliki kekuatan supranatural. Mereka di rekrut oleh seseorang dan membentuk sebua...