Psycology Might 28

824 75 0
                                    


"Kau lihat! Dia akan ku habisi terlebih dahulu!"
"Hhnn.."
Gumam sireo mencoba berontak.
"Sireo.."
Ucap kas yang tidak bisa berdiri lagi. Ryu juga begitu dan Mao sudah benar-benar tidak bisa bangkit lagi.
"Hentikan! Kumohon!"
Mohon Ao menangis.
"Berikan tubuhmu."
Ucap Rath, memperat pegangannya. Ao yang melihatnya tidak bisa melakukan apa-apa.
"Baik. Akan kuberikan tubuhku. Tetapi lepaskan mereka."
Setuju Ao.
"Jangan berikan tubuhmu Ao. Atau kau akan menghilang untuk selamanya.."
Ucap Mao lemah.
"Lebih baik begitu, ketua. Ini salahku. Aku tidak ingin kalian terlibat lagi. Pulanglah. Tinggalkanku di sini.."
Ucap Ao sambil tersenyum pahit.


"Pilihan bijak. Tapi tidak akan kubiarkan mereka pulang hidup-hidup. Sayang sekali Ao."
"Tidak! Jangan! Sireo!!"
Teriak Ao menangis.
"Nangis... Jangan.. Jangan.. menangis.. AO!!!"
Teriak Sireo murka, dia mematahkan tulang tangan Rath.

Dia memukul Rath membabi buta. Kekuatan yang entah dari mana keluar dari tubuh Sireo.

Apakah karena semangat dan keinginan untuk melindungi seseorang yang berharga bisa mengeluarkan kekuatan yang tidak terduga seperti itu? yang pasti Sireo bukanlah orang biasa. Karena pengaruh besar dia dapat berubah jadi kuat seperti ini. yah demi orang tercintanya, demi orang tersayangnya. Satu-satunya di dunia ini.

Mao, kas, dan Ryu kaget melihatnya.
"He..hebat. kekuatan dari mana itu ?"
Tanya Kas kaget. Ryu hanya diam.
"Tidak akan kubiarkan siapapun membuat dewi pelindungku menangis!!"
Marah Sireo pada Rath masih memukulnya tanpa ampun.

"Matilah! Dan kembali ke alammu brengsek!!"


Rath terbaring di lantai dengan keadaan babak belur dan menampakkan wujud aslinya.
sebuah tanduk tajam dikeningnya, matanya hitam dan bulat hampir melompat keluar. Sekilas dia mirip manusia, tetapi setelah jubah nya terlepas, ternyata dia adalah seorang monster di mata mereka.
"Rupamu jelek sekali, monster."
Hina sireo memegang kerah jubah hitamnya.


"Jangan macam-macam dengan dewi pelindungku atau akan ku hancurkan seluruh tulang wajahmu!"
Ucap sireo memukul wajah Rath hingga lantainya bercekung ke dalam dan menenggelamkan kepala Rath. Kemudian dia menghampiri Ao. Penjara besi yang menghalanginya di lengkungkan Sireo supaya bisa masuk ke dalam. Ao hanya menatapnya kaget.


"Jangan memohon hidupku, Ao. Hidupku adalah milikmu."
Ucapnya mengusap air mata Ao. Karena berkat Ao dia bisa hidup saat melawan Antonie.
"Sireo.."
Ucap Ao menatapnya nanar.
"Dimana Ao yang dulu, yang dingin, cuek dan tidak berperasaan. Haha jangan menangis untuk orang sepertiku, Ao. Biarkanku menjaga air mata berhargamu, dewi pelindungku."
sambung sireo sambil tersenyum.

Dia memutuskan rantai yang mengikat tangan, leher, dan kakinya. Ao hanya tertunduk dan meneteskan air mata bahagia.
"Kau membuat Ao menangis, sireo."
Ucap Kas sinis. Sambil menopang Mao dibantu Ryu.
"Ja..jangan menangis. Nanti aku belikan permen eh tidak balon saja lebih bagus. Jangan menangis Ao."
"Memangnya kau pikir dia anak kecil yang berhenti menangis setelah diberi permen atau balon ?"
ucap Ryu tidak kalah sinisnya.
"Haha.. Terima kasih.."
ucap Ao disela-sela tawanya.
"Ayo kita pulang, Ao."
Ucap Sireo menjulurkan tangannya pada Ao, Ao pun menggapai tangan tersebut.
"Iya!"

Kemudian Ao bisa melihat jelas langit-langit atapnya. Dia pun terbangun dan melihat Sireo, Mao, Ryu dan kas tidur di sampingnya.
"Ao, selamat datang."
Ucap Aki. Ao terdiam melihat Aki yang memegang tangannya dengan lembut.
"Seharusnya kau katakan aku pulang, Ao."
Ucap sireo di sampingnya.
"A..Aku pulang."
Ucap Ao malu malu.
"Selamat Kembali!"
Ucap mereka kompak kecuali Mao yang belum membuka kan matanya.


"Hey, Mao. Mau sampai kapan kau tidur ?"
Tanya Aki mengguncang tubuhnya. Tapi tidak ada reaksi sama sekali. Membuat yang lainnya takut.
"ketua!"
Teriak Kas dan Sireo serempak menghampirinya, Ryu pun mendekat. Ao terdiam melihat Mao yang tidak bergerak.
"Ketua. Bangun! Ao sudah kembali!"
Teriak Sireo.
"Jangan bercanda Mao!"
Marah Aki.
"Jangan-jangan ketua belum kembali ?!"
Ucap Ryu curiga.
"Masa ? Kita semua bisa kembali kenapa ketua tidak bisa?"
"Kemungkinan spiritnya tidak cukup untuk mengarungi ruang dan waktu dan dia pasti tidak menggapainya karena sudah kehabisan tenaga."
Asumsi Ryu.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang