Psycology Might 99

180 23 2
                                    


"Sireo, kau tidak sekolah?"

"Oh benar juga! Aku sudah cuti lama!"

"Cepat kembali ke sekolah!"

Perintah Mao dan Sireo segera bersiap-siap untuk mengikuti kelas pagi.

Tentu sekali masuk Sireo mendapat banyak tugas menumpuk.

"Aoooo....Bantu aku.."

Pinta Sireo pada Ao yang sedang baca buku. Ao menatapnya,

"Aku banyak sekali tugas! Jadi bantu aku mengerjakan okey!"

Pintanya memohon.

"Dasar pemalas!"

Balas Ryu yang baru datang.

"Hey kau!"

"Apa kau! Ao ayo keluar,"

"Mau kemana? Tidak bisa! Ao akan membantuku mengerjakan tugas!"

"Ao tidak bilang mau membantumu! Tugas kerjakan sendiri! Dasar malas!"

"Apa kau bilang!"

"Aku akan membantunya dulu."

Jawab Ao, Sireo menertawai Ryu.

"Ck!"

Decak Ryu kesal.

"Kau terlalu memanjakannya!"

Balas Ryu dan Sireo mengejeknya,

"Kalau kalian mau keluar, selesaikan tugasku dan kita bisa keluar bareng."

Usul Sireo.

"Aku akan menunggu, aku tidak akan membantu orang malas sepertimu!"

Balas Ryu dan hanya duduk. Sireo menatapnya sinis,

Ao pun mengerjakan tugas Sireo dan Sireo mengerjakan tugas lainnya. Tentu saja Ao yang bekerja lebih banyak dari Sireo.

Sampai Kas datang dengan kesal.

"Kalian mau keluar atau tidak!?"

Pekik Kas saat masuk ke dalam kamar Ao.

Ryu menunjuk ke arah Sireo dan Ao yang masih bekerja.

"Apa belum selesai?!"

"Sebentar lagi!"

"Kalau begitu aku bantu!"

Balas Kas, mereka adalah lulusan terbaik jadi masalah sepele seperti ini mudah di atasi.

Kas membantu Sireo dan selesai lebih cepat.

Sopir Ryu sudah menunggu mereka sejak tadi.

"Kita mau kemana?"

"Ke acara penobatan Ryu menjadi penerus keluarganya."

"Kenapa tidak bilang?!"

Balas Sireo tidak tahu.

"Apa kita akan telat?"

Jawab Kas dan Ryu terlihat tidak peduli.

"Acaranya malam jadi tidak masalah."

Balas sopir Ryu.

"Syukurlah."

Jawab Kas.

"Ryu, kau tidak akan berhenti dari detektif supranatural kan?"

"Tidak, aku hanya melakukan penobatan resmi. Tetap ayah yang masih memimpin."

"Jadi begitu,"

Ao hanya diam saja mendengarkan mereka ngobrol. Dia melihat ke arah Ryu yang tampak biasa saja.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang