Psycology Might 39

738 68 4
                                    


Sireo yang mendapatkan alamat tersebut langsung menteleport dirinya tepat berada di lantai atas hotel Murano. Dia tidak perlu repot-repot mencari ruangan di mana Ao berada karena di sana hanya ada satu ruangan saja. Sireo langsung menendang pintu kamar Murano dengan sadis dan terlempar, dia langsung masuk ke dalam tanpa ragu, tapi yang ditemukan hanyalah kekosongan. Hanya menemukan kasur yang penuh noda darah segar dan bekas darah dirantai tersebut.

"Sial!!!"

Pekik Sireo frustasi.

"Ao! Dimana kau Ao!!"

Teriak Sireo mulai gila. Tiba-tiba Sireo mendapat panggilan dari Kas.

"Sireo! Ao masih di sana!"

"Dimana Ao?!"

"Dia menurun begitu cepat! Mungkin di tempat parkiran!"

Pekik Kas membuat Sireo langsung menghilang dan muncul di parkiran. Benar saja kata Kas. Sireo melihat seseorang memikul Ao. Sireo langsung murka dan melesat ke arahnya dalam hitungan detik. Murano tidak dapat menghindari serangan tiba-tiba Sireo hingga dirinya pun terpental dan menabrak tiang penyanggah.

Sireo segera menangkap Ao sebelum jatuh ke lantai. Dia melihat keadaan Ao yang sekarat. Tubuhnya begitu dingin.

"Apa yang telah kau lakukan pada dewi pelindungku!!!"

Marah Sireo melesat langsung ke tempat Murano setelah menaruh Ao ke tempat yang aman. Dia menghajar Murano membabi buta. Tapi Murano hanya tersenyum membuat Sireo semakin kesal.

"Apa yang kau tertawakan bajingan!! Aku akan membunuhmu yang telah menyakiti Ao! jika terjadi sesuatu padanya!"

"Kau terlambat. Tadinya dia masih bernapas, tapi serangan terakhirku membuatnya terbunuh seketika. Ao sudah mati! Hahahahaha!"

Tawanya girang, membuat Sireo hilang kendali dan menghancurkan beberapa tulang rahang wajah Murano dan mungkin saja tulang pipinya juga retak. Dia melemparkan Murano dan menghampiri Ao.

Dia menyentuh Ao yang semakin dingin dari sebelumnya dan tidak bernapas dengan bekas tangan di leher Ao dan darah dari luka yang baru didapat tidak pulih. Biasanya luka itu akan pulih dalam beberapa menit walau Ao sedang tidak sadarkan diri. Tapi kali ini tidak lagi bekerja.

"Tidak! Tidak mungkin! Ao! Bangun! Ao!!"

Pekik Sireo mengguncang tubuh Ao.

"AO! Buka matamu! Buka matamu! Kalau Ao tidak membuka matamu! Aku tidak akan pernah mengajakmu ke sekolahku lagi! Bangun Ao!!!"

Jerit sireo frustasi mengguncang tubuh Ao semakin kuat.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!!"

Batuk Ao membuat Sireo terdiam, sedikit demi sedikit Ao membuka matanya. Dan menatap Sireo, Sireo begitu senang dan memeluknya.

"Syukurlah! Syukurlah! Terima kasih telah kembali Ao!!"

Ucapnya begitu senang. Perlahan luka di tubuh Ao sembuh.

Sireo pun membantu Ao berdiri dan hendak pergi. Tapi kemunculan Murano membuat mereka terkejut.

"Memang hanya Ao yang paling menarik meskipun sudah mati. Tapi masih bisa hidup kembali! Menarik sekali."

Ucapnya sambil tersenyum senang. Wajah babak belur itu sudah kembali pulih tanpa berbekas.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa dia?! Dia manusia atau bukan??!!"

Pekik Sireo tidak mempercayai pandangannya, dia yakin sudah menghancurkan wajah Murano.

"Sepertinya ada sesuatu yang merasukinya. Semakin dilihat hatinya semakin hitam dan sepertinya tidak ada rasa manusianya lagi. Dia monster!"

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang