Psycology Might 56

592 54 1
                                    


Ao duduk diam di kamarnya dengan berkas-berkas yang masih berantakan. Sedangkan beberapa bodyguard seperti anjing penjaga memantau keadaanya.

Ao acuh tak acuh dan kembali menyelidiki kasusnya. Sepertinya Mao terlalu berlebihan padanya hingga membuat keempat orang itu menemaninya saat melakukan tugas.

"Ao. istirahatlah."

Ucap Ryu menyelimuti Ao dengan selimut. Ao hanya diam menatapnya, dia tidak bisa bicara juga.

"Padahal Ao sudah pendiam. Dengan hilangnya suaranya, dia hanya akan jadi boneka barbie yang berukuran besar."

Ucap Kas. Ao menatapnya tidak percaya mengatakan dia seorang boneka barbie ukuran besar. kas cengengesan.

Apa kau main barbie Kas?

"Ao san jangan terlalu lelah. Istirahatlah."

Kembali Ao menatap Haru.

"Kalau kau ingin katakan sesuatu. Tuliskanlah."

Ucap Sireo memberikan buku sketsa dan spidol. Ao menerimanya.

Dia pun segera menulis.

"TINGGALKANKU SENDIRI"

Tulisnya dengan huruf kapital.

"Tidak bisa, Mao memerintahkan kami untuk membantumu melakukan penyelidikan ini."

"AKU HANYA DI SINI. TIDAK PERLU DIJAGA"

Balasnya lagi. Semuanya terdiam.

"Kita tidak tahu kapan musuh akan datang. Bisa saja dia menusukmu dari belakang?"

"......"

"Ao diam saja. Jangan pedulikan kami. Kami akan baik-baik saja."

Ucap Sireo pada Ao. Ao pun diam dan melanjutkan menyelidiki kasusnya. Keempat kemudian kembali berjaga-jaga.

Ao benar-benar bekerja dengan giat. Semuanya terlelap karena sudah lelah membantu Ao dengan mencari informasi dan kasus-kasus yang lainnya yang bersifat sama motifnya di ruang arsip lain.

Ao pun diam-diam berjalan keluar karena ingin menghirup udara segar serta menjernihkan pikiran setelah berpikir seharian ini di luar, di dalam kamarnya terlalu sumpek dengan 4 anjing penjaga di dalamnya.

Malam sudah menjelang dan markas mereka kembali sepi karena semuanya sedang istirahat. Ao hanya bersantai di ruang meditasi sambil menatap ke atas langit luas yang penuh bintang-bintang. Memang ruang itu di desain dengan ruang terbuka, untuk meditasi dan lebih refreshing dengan kolam air yang bersih dan tenang.

Dia hanya diam menatap langit itu. Tidak tahu apa yang dia pikirkan, dia pun berbalik dan kemudian melihat sosok seorang yang berdiri sambil menatap Ao. Dia segera berlari setelah Ao melihatnya. Ao pun mengejarnya, karena gelapnya dia tidak melihat jelas wajahnya.

Orang itu menaiki tangga ke lantai atas Ao masih mengejarnya karena mencurigakan, kenapa orang ini kabur setelah melihatnya.

Saat dia mendapatkan lengannya, dia mendorong Ao dengan kuat hingga dia kehilangan keseimbangan dan terguling ke bawah. Tapi dia tetap bangkit lagi dan mengejar orang mencurigakan ini. Dengan kaki pincang dia menaiki anak tangga dan mengejarnya. Orang ini tampak kesal sehingga dia mengeluarkan sebuah pistol dan menembak tangan Ao yang menopang kaki terlukanya. Ao masih bertahan.

"a..ah..a.."

Gumamnya ingin hendak mengatakan apapun tapi suaranya belum kembali. Dia memegangi lehernya.

"Ahh!!!!"

Jeritnya. Membuat orang ini kembali menembakkan pistolnya membuat Ao terguling lagi ke bawah. Ao tetap masih sadar dan menaiki anak tangga lagi.

Dia kembali menembakkan beberapa peluru lagi membuat Ao lumpuh total. Dia tidak bisa lagi bergerak.

Dimana para anjing penjaganya di saat begini?

Sireo yang terbangun pun mendapati Ao tidak ada di kamarnya. Dia membangunkan Kas dan Ryu.

"Dimana Ao ?"

Tanya Sireo melihat Ao tidak ada bersama mereka.

"Ao?! Dimana Ao?"

"Cari Ao sekarang juga!"

Mereka terlihat panik dan segera berlari sana sini mencari Ao.

Mereka berpencarmencari Ao disekitar markas.

Sireo masuk ke dalam ruangan meditasi karena melihat pintunya terbuka, tapi tidak tampak Ao di sana. Dia menelepon Kas.

"Tidak bisakah menemukan jejak Ao?"

"Aku tidak bisa melacaknya! Dia pasti dalam keadaan tidak sadar! Aku hanya bisa merasakannya di ruang meditasi dan setelahnya hilang!"

Balas Kas diseberang sembari mencari Ao.

"Sial!"

Umpat Sireo kembali berlari pergi. Dia pun melihat tangga yang belum dia cari selama ini.

"Tidak mungkin Ao di sana kan?"

Pikirnya melihat tempat gelap itu. Sireo pun mengurungkan niatnya karena kegelapan itu. seperti akan muncul hantu pikirnya.

Saat dia hendak berlari pergi dia kembali terhenti.

"Tidak salahnya mencobanya! Tidak akan ada yang muncul! Kalau sampai ada aku akan langsung menteleport pergi!"

Ucapnya sambil menyemangati diri sendiri.

Dengan tekad bulat dia mulai menaiki anak tangga dan terlihat waspada juga takut. Sesampainya di lantai 2 dia terhenti sejenak karena sepertinya dia menginjak sesuatu. Tapi karena gelap dia tidak tahu apa yang dia injak saat ini yang sepertinya cairan.

"Apa ini? kenapa ada cairan basah di lantai 2? Jangan-jangan ada hantunya?!"

Jeritnya mulai takut.

Dia ingin sekali berlari pergi, tapi dia sudah setengah jalan. Dia akan membuka pintunya, melihatnya jika tidak ada Ao maka dia akan segera pergi. pintu masih butuh beberapa meter dan puluhan anak tangga lagi. Dia kembali berjalan perlahan dan was-was.

Sesampainya di depan pintu. Dia menghela napas sejenak sebelum membukanya.

"Semoga tidak ada apa-apa."

Gumamnya kemudian membukanya dalam sekali hentakan. Dan..

"AHHHHHH!!!!! SETAN!!"

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang