Psycology Might 29

932 77 0
                                    


"Jangan bercanda Mao!"
Marah Aki.
"Jangan-jangan ketua belum kembali ?!"
Ucap Ryu curiga.
"Masa ? Kita semua bisa kembali kenapa ketua tidak bisa?"
"Kemungkinan spiritnya tidak cukup untuk mengarungi ruang dan waktu dan dia pasti tidak menggapainya karena sudah kehabisan tenaga."
Asumsi Ryu.


"Tidak mungkin! Tidak mungkin ketua mati!"
Ucap Kas mulai menangis. Aki juga sama.
"Ketua! Maafkan kami!"
Ucap sireo yang mulai ikutan menangis. Ryu hanya diam menatap mereka. Dan Ao..

"Ketua.."
Ucapnya juga meneteskan air mata.
"Maafkan aku."
sambungnya,
"Maafkan aku, ketua."
Ucap Ao lagi sedih dan menyesal. Dia hampir menangis keras jika tidak mendengar gumaman Mao.


"Umm.. Ao :3 "
Ucap Mao tiba-tiba, sambil memegangi bajunya Ao tapi dalam keadaan mata tertutup. Semua orang terkejut, Ao hanya melihatnya memegang bajunya dengan erat. Mao hanya mengingau dari tidurnya.
"Ketua kembali !!"
Teriak kas dan Sireo bersamaan dan langsung melompat memeluk Mao.
"GAHHH!"
Teriak Mao tertimpa tubuh mereka.

Ao hanya bisa tertawa bersama Aki. Ryu hanya menggeleng-gelengkan kepala dan berpikir mereka kekanakan.
"Hey! Menjauh dari tubuhku! Kalian menimpaku!"
Teriak Mao mencoba mendorong mereka menjauh, tapi mereka memeluk Mao dengan erat.
"Aku bisa mati karena kalian! Cepat menyingkir dari tubuhku!"
Kesalnya. Malam yang panjang mereka lalui dengan keributan dan tawa bahagia diakhir.

~~~

"Aki neesan.."
Panggil Ao pada Aki, Aki langsung berkaca-kaca dan memeluk Ao.
"YA! Panggil sekali lagi!"
"Neesan?"
"Sekali lagi!"
"Neesan?"
"Kyaaaa! Kau dengar Mao ? Ao memanggilku neesan! Ahh rasanya aku akan terbang ke surga sekarang juga karena bahagianya!"
"Pergi sana. Ao panggil niisan dong."
"...."
Hanya tatapan yang diberikan Ao.
"Kejam... "
Nangis Mao.

Sireo memberikan tanda jempol pada Ao karena sudah melakukan hal yang benar, dia tertawa kecil.
Mereka sedang barbeque di villanya Aki, untuk merayakan kepulangan mereka yang selamat dari dunia kegelapan. Karena senangnya, Sireo lupa dengan barang yang diletakkan di mejanya. Dia lupa memasukkan kembali ke sakunya, jimat berharganya diletakkan di meja dan kebetulan Ao disuruh Aki mengambil Air minum di sana. Ao menatap foto di meja itu. Sedetik kemudian..


Sireo bersenang-senang sambil makan daging panggang yang dimasak Mao begitu juga yang lain, tapi tiba-tiba dia merasa ada tatapan pembunuh mengarah padanya.
"Ehh aku merasakan sesuatu. Apa ada musuh di sini ?"
Tanya Sireo pada kas dan Ryu yang duduk di depannya. Mereka mengangguk dengan ekspresi ketakutan.
"Ah.. Eh.. Sepertinya aura pembunuh itu ada di belakangku?"
ucap sireo gugup dan tiba-tiba berdiri. Seseorang memegang pundaknya.
"S.I.R.E.O!"
"I....iya.."
ucapnnya dengan keringat bercucuran dan mulai berbalik, dia melihat ke arah Ao yang dipenuhi hawa pembunuh.
"Apa maksud dari foto ini ?!"
tanya nya sambil memperlihatkan sebuah fotonya.
"Ah.. Eh... itu.. Foto.. Ao be..berubah jadi.. ma..manusia anjing.."
Jawab sireo gugup dan pelan.
"Dasar MESUM!!"
Teriak Ao menghajar Sireo hingga babak belur.
"A..Ampun.. to..tolong.."
ucap Sireo sekarat.


"Dokter! Dokter!"
teriak Aki ketakutan.
"Bukannya kau dokter, Aki ?"
Tanya Mao yang ada di sampingnya.
"Ah iya. Aku lupa. Segera ku obati Sireo!"
Teriak Aki. Kas dan Ryu menatap mereka dengan poker face nya dan tetap menyantap daging panggang didepannya.
"Maa.. Maaf Ao...."
Ucap Sireo setengah mati.

Ao memandangi foto yang baru saja diletakkan nya, foto keluarga barunya.
Foto dimana saat diambil di villa Aki. Ao tersipu malu dengan dada Aki yang menempel diwajahnya, kas dan Ryu yang terlihat dengan poker face nya, Mao yang tertawa, dan Sireo yang babak belur juga termasuk. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke samping melihat foto keluarga yang selalu di sana. Dia tersenyum kemudian menelengkupkan foto itu ke bawah.


"Ao!"
teriak Sireo membuka pintunya.
"Ketua memanggil kita. Katanya ada tugas.."
Sambungnya. Ao pun berjalan keluar,
"sedang apa tadi ?"
Tanya Sireo.
"Tidak ada apa-apa"
jawabnya sambil tersenyum.
kemudian pintu pun tertutup.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang