Psycology Might 110

206 15 0
                                    


"Bunuh aku. Dan dia akan selamat."
Sarannya.
"Tidak.."
Balasnya.
"Ayolah Ao, bunuh saja."
"Tidak akan."
"Ao!"
"Tidak."
"Ao, aku hanya ingin mati di tanganmu."
"Tidak! Aku akan cari cara menyelamatkanmu."
"Kutukanku tidak bisa dihapus kecuali aku mati."
"Aku tidak peduli, aku tidak mau kehilangan kalian."
"Aku akan membunuhmu atau partnermu. Atau penduduk desa lagi."
".............................................."
"Ayolah Ao, kamu tidak mau penduduk desa terlibat kan? Kau sangat melindungi makhluk lemah seperti mereka."
"Aku akan menghentikanmu jika kau berniat pada penduduk desa, tapi aku tidak akan membunuhmu."
"kenapa kau begitu keras kepala ?"
"............................................."
"Jangan salahkanku jika partnermu terbunuh."
Ucapanya melompat turun dari pohon tersebut, perlahan tubuhnya berubah bulu-bulu tebal mulai tumbuh di kulitnya dan dia berubah jadi werewolf.


"Oichiii!!!"
Teriak Ao. Menggema seluruh hutan.
Sireo yang tidak jauh dari sana mendengar suara Ao.
"Aoo!!"
panggil sireo dan yang muncul adalah werewolf. Matanya memerah kukunya memanjang dan air liurnya menetes-netes. Sireo mundur beberapa langkah dan tersudut di pohon besar. Hari semakin gelap, Sireo terdiam di sana tanpa bergerak.
"Aku harus segera mencari Ao! Menyingkir dariku!"
Teriaknya pada werewolf dan yang ditanggapi dengan cakaran yang membuat kayu pohon terkelupas, Sireo berhasil menghindarinya.


"Hampir saja."
ucapnya menelan ludah dengan bekas cakaran di pohon.

Sireo mulai berlari menjauh dari sang serigala, serigala itu mengejarnya dengan kecepatan yang tidak berkurang, sesekali Sireo menggunakan teleportasi tetap tidak bisa menjauh dari serigala, serigala mempunyai indera penciuman yang tajam. Jadi dimana pun mangsanya dia bisa menangkapnya. Mencabik-cabiknya hingga hancur dengan gigi tajam nan kuat.

"Sial! Kemana aku harus pergi ? hutan adalah daerah kekuasaannya. Aku harus cari tempat luas."
gumam sireo yang melihat sekelilingnya yang dipenuhi pohon-pohon besar. Dia kalah lokasi dan kegelapan. Hanya cahaya rembulan yang menerangi jalannya sedangkan cahaya rembulan adalah kekuatan untuk serigala dengan penglihatan tajam saat malam.
"Sial! Ao juga ada dimana ???"

Ao turun dari pohon besar dan mencari keberadaan kedua temannya yang sudah menghilang dari pandangannya, pikirannya kacau. Dia tidak tahu harus melakukan apa dia harus menyelamatkan keduanya walau nyawa taruhannya. Dia tidak mau kehilangan keduanya. Dia bertekad dalam hati.

Ao mencari mereka dengan keras sambil mengikuti bau nya werewolf yang sesekali tercium olehnya sedikit demi sedikit dia pun bisa mencium baunya semakin dekat, dia berlari kencang mencari mereka, dia berharap keduanya tidak saling bunuh satu sama lain. Bagaimana kalau mereka sudah terbunuh ? Ao segera menepis pikiran tersebut, tidak akan kubiarkan! Tekad Ao lagi.

Sireo terus berlari hingga werewolf mendapatkannya dan sedikit mencakar kulit Sireo hingga berdarah dan bajunya koyak-koyak.
Mau tidak mau Sireo harus segera membunuh werewolf ini walau ketuanya menyuruh mereka menangkapnya, tetap tidak bisa menangkapnya hidup-hidup. Satu-satunya jalan ya membunuhnya.

"Binatang buas begitu disuruh ditangkap hidup-hidup begitu, apa ketua sudah gila ??"
Tanyanya mengikat tangannya yang dicakar werewolf dengan bajunya yang dia koyakan sekalian.
"Segera selesaikan dan mencari Ao."
Gumam sireo mulai ancang-ancang. Dia mengambil sebuah pedang yang berserakan di tanah, senjata yang dia bawa dari para penduduk.
"Sepertinya ini akan berguna."
gumamnya lagi menarik pedangnya dan membuang sarung pedang itu. Pedang tajam dan panjang itu berkilau. Walau gelap tetap terlihat terang dimata pedang tersebut.
Sireo menyerang werewolf yang menyerangnya membabi buta.

Auuoooo
Terdengar lolongan werewolf tersebut membuat Sireo sedikit merinding, pedang tersebut berhasil mengenai kulit kerasnya. Begitu juga dengan Sireo, werewolf bisa mengenai perutnya dan berdarah, six pack nya terlihat berdarah, akibat cakarannya.

"Sial! Sakit tahu."
Geram Sireo memegangi perutnya. Darah juga mengalir dari werewolf dari perutnya yang pedang sireo menembusnya. Tapi werewolf itu bisa berdiri tegak padahal dia sudah terluka parah sama dengan Sireo. Keduanya sudah diluar batas mereka, dan ini serangan terakhir mereka. Mereka berlari bersamaan lurus ke arah bersamaan. Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan saling bunuh tetapi tiba-tiba Ao muncul dan menghentikan keduanya.

Jlebbb
kraakkk
sebuah pedangnya menembusnya dan sebuah gigitan mematahkan tulang bahunya. Ao muntah darah langsung. Werewolf dan sireo terdiam melihat kemunculan Ao, mereka berdua tidak bisa menghentikan serangan masing-masing karena mereka juga sudah dibatas kekuatan mereka dan Ao tiba-tiba muncul dihadapan mereka. Werewolf yang menghadap di depan Ao melihat darah mengalir dari mulutnya, werewolf itu menangis dan meraung
Auuuuooooo

Ujung pedang itu juga menancap dada Oichi perlahan werewolf itu berubah jadi manusia, kutukan dalam tubuhnya telah hilang karena dia sudah sekarat.


"Ao.."
Tangisnya tetap berdiri tegak bersama Ao. Dia memeluknya erat.
Sireo melangkah mundur sambil melihat tangannya yang berdarah dan gemetaran. Darah Ao membasahi tangannya. Pikirannya langsung kosong dan menatap keduanya dengan mata yang buram.


"AOOOO!!!!!!!!"
Jerit Sireo histeris.
Oichii menyentuh wajah Ao sebelum dia terjatuh ke tanah bersamaan dengan Ao dan Sireo meraung sedih memeluk Ao. Dia menangis sedih dan menyesal, tubuhnya masih bergetar, darah di tanganya tidak bisa dia hilangkan dan hapuskan.
"Aoo..Ao..."
panggilnya.

Tiba Mao Kas, dan Ryu, mereka tidak mempercayai penglihatan mereka. Dia juga melihat Oichi yang sudah sekarat.


"AO!! SIREO!!"
Teriak Kas dan Ryu bersamaan mendekati mereka bertiga yang terbaring di tanah. Oichii terbaring di samping Ao dan samping Ao juga terbaring Sireo masih dengan bekas air matanya tertinggal di sana. Kas menangis melihatnya.


"Ao.. Sireo.."
Panggilnya. Mao membatu melihat ketiga anggotanya tidak berdaya. Dia merasa tidak berguna membiarkan ketiganya menderita seperti itu. Dia pun menangis dan berlutut di lantai.


"Tidak berguna!"
Teriaknya memukul tanah.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang