Psycology Might 38

668 64 3
                                    


Ao kembali membuka matanya dan melihat ruangan yang mewah. Kasur yang empuk dan interior yang berkelas. Tapi bukan saatnya dia mengagumi hal tersebut, dia berada di teritorial musuh pembunuh berantai yang ternyata adalah kakaknya Miyako, Murano.

Ao melihat Murano yang duduk sambil menopang dagu menatapnya dengan senyuman yang tidak bisa ditebak. Dia menarik-narik rantai yang mengikat kedua kaki dan tangannya.

"Sudah bangun? Kupikir akan lebih lama obatnya bekerja. Tipe penyembuh memang jarang ditemukan, bahkan di dunia ini sudah tidak dapat ditemukan."

Ucapnya menatap Ao, Ao menatapnya balik dan mengenali wajah Murano yang pernah ditemui di rumah Ryu. Dia tidak menyadari hawa pembunuh Murano waktu itu, tapi sekarang aura hitam itu sangat jelas dirasakan Ao. Ao segera berpaling dan menarik rantai yang mengikatnya.

Murano menghampiri Ao dan melepas ikatan di mulut Ao.

"Lepaskan!"

"Oh..Oh.. menakutkan.."

Ucapnya menarik rambut Ao, mendekatkan wajahnya. Kemudian dia menyisir rambut Ao dan mencium rambutnya dan tersenyum senang.

"Hmm..Aku sangat mengenali bau tubuhmu ini. Sangat manis membuatku ingin memakanmu hidup-hidup. Kita bertemu di rumah Ryu adalah sebuah takdir. Aku sudah mencarimu kemana-mana tapi tidak kutemukan, tidak kusangka kau muncul dengan sendirinya. Betapa bahagianya hatiku saat itu. Disaat ku bosan dengan gadis-gadis lain yang cepat mati. Kuharap Ao tidak mati dengan cepat. Kita akan bermain sedikit lama."

Ucapnya mengeluarkan pisau lipatnya, dia menggores tubuh Ao dengan pisau tersebut membuat Ao meringgis sakit dan menahannya. Tapi setelah beberapa saat luka itu sembuh.

"HAHAHAHAHAHA!!"

Tawa Murano begitu bahagia. Dia menatap Ao dengan penuh cinta dan suka.

"Bagaimana kalau dengan ini!"

Ucapnya langsung menusukkan pisau tersebut ke paha Ao membuatnya menjerit tapi segera dibungkam Murano dengan tangan lainnya.

"NGH!!"

Darah mulai membasahi kasur empuk Murano. Murano semakin senang melihat luka Ao kembali sembuh. Dia pun tidak segan-segan lagi menusuk bagian tubuh Ao yang lain terus menerus hingga kesadaran Ao menghilang.

"Ah..Ahh.. dia tidak matikan?"

Pikirnya memeriksa tubuh Ao, sebagian luka yang dia berikan sudah sembuh total tanpa bekas.

"Dia lah yang kucari-cari selama ini!"

Jeritnya senang dan mengusap wajah terlelap Ao.

"Kita akan bermain lagi setelah Ao bangun."

Ucapnya kemudian berjalan pergi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sireo yang tidak bisa tidur selama 2x 24 jam ini tidak henti-hentinya berjalan mondar mandir dari ruangannya. Dia begitu tidak tenang karena psikopat itu bersama Ao. Dia pasti akan menyiksa Ao mati-matian pikir Sireo.

"Sireo!"

Pekik Kas yang baru datang.

"Kas menemukan Ao?"

Tanyanya langsung yang mendapat anggukan mantap.

"Aku menemukan radar Ao walau sedikit, tapi sekarang sudah menghilang lagi. Dia sepertinya dalam masalah hingga dia tidak sadarkan diri beberapa kali."

"Kita harus menemukan Ao segera! Bajingan itu pasti melakukan sesuatu pada Ao! dimana penglihatanmu pada Ao?!"

"Hotel mewah milik keluarga Miyako lantai paling atas!"

"Ternyata memang benar! Ao ada di sana!"

Ucapnya segera melesat pergi.

"Jangan gegabah! Kalau kau pergi dia pasti akan membawa Ao pergi, entah mengapa sepertinya dia bisa tahu kedatangan kita!"

"Aku tidak peduli! Aku harus menyelamatkanya sebelum terlambat! Kas kirimkan alamatnya segera!"

Balas Sireo menghilang dengan kekuatan teleportnya.

"Dia benar-benar!"

"Sudahlah Ryu. Serahkan saja Ao pada Sireo. Kita punya urusan lain."

Ucap Kas menepuk pundak Ryu, Ryu hanya diam.

Ao kembali terbangun untuk ketiga kalinya. Dia melihat sekitarnya dan tidak melihat Murano.Ao tidak tahu sudah berapa lama dia dikurung di dalam hotel mewah ini. Dia kembali mencoba meloloskan dirinya dengan menarik rantai tersebut hingga tangannya terluka. Tapi apa daya, dia tidak punya tenaga lebih dari ini. Dia pun pasrah dan menatap langit hotelnya.

"Sireo.."

Panggilnya. Tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat Murano berjalan mendekatinya. Dia tersenyum karena melihat Ao kembali sadar.

"Kalau Ao mati apa akan bisa hidup kembali?"

Tanyanya mencekik leher Ao dengan erat. Ao meronta karena sulit bernapas.

"Dan lagi temanmu itu! Dia menemukan kita!! Lebih baik kita menyelesaikan ini dengan segera!"

Ucapnya semakin mempererat cekikan leher Ao. Ao menarik-narik tangannya karena sakit.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang