Psycology Might 31

817 75 2
                                    


Masih selalu diingat Ao menjadi adiknya, Sireo tersenyum senang. Ao menatapnya bingung. Bahkan semua teman kelasnya selalu membicarakan Ao dan memaksa Sireo untuk membawa Ao serta.

"Ao mau makan cumi panggang?"

Tanya Sireo mengantri. Saat dia berbalik melihat ke belakang, Ao sudah dikerumunin orang-orang. Mereka memberikan Ao makanan dengan Cuma-Cuma.

"Dia menarik perhatian sekali. Bahkan kakak kelas menyukainya."

Gumam Sireo. Sireo pun menerobos kerumunan itu.

"Maaf. Adikku dalam keadaan kurang sehat, jangan memberikan makanan yang bisa merusak kesehatannya."

Ucapnya asal dan menariknya menjauh dari mereka dengan cepat. Ao hanya menatapnya bingung dan datar. Sireo melihat Ao yang berpakaian biasa saja, hoddie biasa dan celana panjang biasa juga rambut yang dikucir kuda tapi masih juga menarik perhatian. Ao menatapnya tanpa ekspresi.

Sireo pun menghela napas panjang dan kembali ke kelas. Kelasnya terlihat begitu sepi, padahal teman sekelasnya sudah mendekor ruangannya sedemikian rupa seperti sebuah cafe yang berkelas. Mereka mengambil tema Maid/Buttler cafe, tapi tak terlihat satupun pengunjung yang datang. semua temannya terlihat murung. Padahal mereka sudah menyiapkan makanan dan minuman untuk tamunya, kalau tidak terjual mereka akan rugi banyak.

"Suram sekali kelasnya, sudah seperti rumah hantu daripada cafe."

Gumam Sireo melihat kesuraman teman kelasnya. Sireo pun menarik Ao pergi tapi sebuah tarikan menghentikannya.

"Sireo!! Sekarang giliranmu!!"

Jeritnya membuat keduanya kaget.

"Ketua kelas? Ada apa?"

"Kami mohon! Pinjamkan adikmu pada kami!"

Moho mereka.

"Kenapa adikku?!"

"Kami kekurangan maid. Maid yang seharusnya mempromosikan cafe kita jatuh sakit dan tidak bisa datang."

Ucapnya sedih.

"Kumohon sekali ini saja Sireo!"

"Tapi Ao itu.. Ao itu.."

"Akan kubantu."

Ucap Ao tiba-tiba membuat Sireo kaget, teman kelas Sireo terlihat senang.

"Tapi Ao.."

"Temanmu sedang kesulitan, misi kita untuk membuat mereka senang."

Misi apa???

Jerit Sireo dalam hati.

"Tapi.."

"Tidak apa-apa."

Tidak apa-apa apanya?!

Jeritnya lagi. Mereka segera menarik Ao ke dalam ruang ganti dan memberikan baju maidnya pada Ao.

Ao terlihat bingung dengan baju yang melumbai-lumbai itu, dia tidak tahu cara memakainya. Sireo yang melihat kebingungannya mengajarinya memakainya.

"Ao ini dipakai di bawah."

Ucapnya dalam ruang ganti, teman-temannya di luar hanya mendengarnya.

"Tung..Tunggu dulu Sireo!"

"Apanya? Kau salah, ini di pakai di sini!"

"A..apanya? jangan sentuh!"

"Apanya jangan sentuh! Kenapa kau malu-malu begitu?"

"Ah kau mencekikku!"

"Maaf, terlalu erat yah. Biar kulonggarkan."

"Tidak! biar ku sendiri saja!"

Ucapnya menendang Sireo keluar dari ruang gantinya.

"Oi!! Sudah baik kubantu tapi malah menendangku!"

Umpat Sireo. Dia belum menyadari tatapan teman sekelasnya. Saat Sireo berbalik teman-temannya menatapnya sinis.

"Mesum!"

"Sister komplek!"

"Berani menyentuh adik sendiri!"

Ucap mereka bertubi-tubi Sireo hanya tersenyum bodoh.

Dia itu cowok tulen! Cowok tulen! Jangan tertipu!

Jerit Sireo dalam hati. Dia segera masuk ke dalam ruang gantinya sendiri memakai baju buttler untuk menemani Ao berkeliling sekolah.

"ketua kelas benar-benar memanfaatkan kami!"

Umpatnya tidak senang mendapatkan peran sebagai buttler.

Setelah beberapa saat kemudian keduanya pun keluar dan berdiri tegap di depan kelas mereka. semuanya menatap takjub terutama pada Ao.

"Kalian keren sekali!!"

Pekik semuanya girang. Sireo melihat penampilan Ao.

"Ao! Coba kulihat."

Ucapnya membalikkan Ao ke hadapannya. Dia membenarkan bando Ao dan mengurai rambut Ao dengan rapi, dia mengeratkan tali pinggang belakang Ao hingga lebih membentuk tubuhnya.

"Sempurna sekali!!"

Teriak semua pria bersemangat. Mereka segera mengeluarkan hp nya dan mulai memfoto. Kaum wanitanya juga tidak mau kalah, mereka foto bersama dengan Ao dan Sireo. Ao hanya terdiam seperti biasa, Sireo segera menarik Ao pergi.

"Hanya mempromosikan cafe kita kan? Setelah itu selesai!"

"Siap!"

Balas ketua kelas melemparkan papan nama kelasnya.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang