Psycology Might 51

671 58 2
                                    


"Mao.. kemana Sireo?"

Tanya Ao saat berpapasan dengan Mao. Biasanya Sireo selalu mengikutinya tapi kali ini dia sama sekali tidak melihatnya.

"Sireo sedang membantu Kas yang mengatasi gadis yang mau bunuh diri."

"Gadis yang mau bunuh diri?"

"Ahh itu gadis ini putus cinta, jadi dia mau bunuh diri. Kas dan Sireo mencoba menghentikannya."

Jelasnya, Ao hanya mengangguk mengerti.

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kukerjakan?"

"Tidak untuk sementara ini. Istirahatlah dulu."

"Ryu dimana?"

"Ryu sedang pulang ke rumahnya. Karena tidak ada kerjaan, jadi dia pulang ke rumah mengurus anak buahnya."

"Ryu anak yang sibuk."

Ucapnya berjalan pergi. Dia kembali masuk ke kamarnya. Mao pun pergi.

Ao duduk diam membaca buku tebal di pangkuannya. Dia terlihat begitu tenang dan fokus. Tetapi ke fokusannya hilang karena suara Kas.

"Ao!!"

".."

Ao menatapnya bingung.

"Sireo! Sireo dia!"

Ucapnya terpotong-potong membuat raut wajah Ao berubah. Buku yang di pegangnya dia lempar dan berlari keluar.

"Ao tunggu!"

Panggil Kas mengejar Ao, kemudian menuntunnya ke kamar rawat Sireo. Saat dia membuka pintu kamarnya, terlihat Sireo yang memegang dada Aki.

"Neesan! Dadamu empuk!"

Ucapnya girang. Aki yang kesal pun melemparkannya dengan keras dan langsung Sireo menangis tersedu-sedu seperti anak kecil.

Ao terdiam melihat sikapnya.

"...."

"Sireo Amnesia."

"?"

"Dia terjatuh dari balkon saat menolong gadis itu. kemudian pikirannya kembali jadi anak berumur 10 tahun!"

Jelas Kas.

"Ja-jadi?"

"Sireo yang sekarang adalah Sireo yang pikirannya berumur 10 tahun."

Sambung Aki.

"Apa yang terjadi? kenapa bisa jadi begini?"

"Benturan keras di kepalanya membuatnya kembali mengingat masa lalunya."

"Apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikannya?"

"Mungkin butuh waktu untuk otaknya memproses. Jadi aku tidak yakin berapa lama."

Ao tidak dapat bersuara.

"Jadi sekarang Sireo bukanlah Sireo?"

"Iya. Dia bukan Sireo yang biasanya."

"Bagaimana sekarang? ini salahku!"

Jerit Kas sedih dan menyesal.

"Ini bukan salahmu. Jadi jangan dipikirkan."

Ucap Mao. Kas hanya menangis sedih. Ao menatap Sireo yang masih menangis walau sudah besar begitu.

"Sireo, jangan menangis."

Ucapnya mengusap kepala Sireo dengan lembut dan ajaib kata-kata Ao didengar Sireo, dia pun berhenti menangis. Ao tersenyum padanya membuat wajahnya merona. Semua senang melihatnya, Ao bisa menerima Sireo apa adanya. Tapi tiba-tiba Sireo memegang dada Ao membuat semuanya terdiam.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang