Psycology Might 52

634 53 0
                                    


"Neesan, aku ingin pulang ke rumah. Aku tidak mau pulang ke tempat neesan."

"..."

Ao menatapnya sejenak. Dia pernah sekali datang ke rumah Sireo hanya menemani Sireo mengambil barang-barangnya yang lain.

"Baiklah."

Ucap Ao akhirnya. Mereka berbalik arah dan kembali ke rumah besar Sireo yang tak berpenghuni.

Sireo tidak asing lagi dengan rumahnya, dia bahkan tahu dimana letak kunci rumah mereka yang dirahasiakan karena biasa kedua orang tuanya sibuk dan tidak kembali sebelum malam.

Ao hanya mengikutinya. Sireo membuka pintunya dan langsung debu berhamburan keluar.

"Uhuk! Uhuk! Banyak sekali debu!"

Pekiknya kesal tapi dia berjalan masuk. Rumahnya tampak sepi tapi semua perabotnya masih utuh.

"Ibu dan ayah sudah pergi berapa lama? Kenapa rumahnya begitu kotor?"

Tanya Sireo melihat sekitarnya yang penuh debu dan ada juga tumbuh sarang laba-laba.

"Sebulan yang lalu."

"Sebulan? Kenapa rumahnya seperti di tinggal bertahun-tahun? Debu dimana-mana."

Ucapnya menyentuh debu di mejanya.

Ao terdiam lagi. Sireo pun berjalan ke lantai 2 tempat tidurnya.

Ao melihat sekitarnya. Ini pertama kalinya dia masuk ke dalam rumah Sireo. Waktu itu dia hanya menunggu di luar.

Matanya melihat sekitarnya dan langsung menangkap Foto keluarga Sireo yang tergantung besar di depan ruang tamu.

Mata Ao membesar melihat kedua orang tua Sireo.

"Mereka.."

Gumamnya kaget.

"Neesan!"

Panggil Sireo membuatnya terkejut.

"A-ada apa?"

"Neesan! Kamarku kotor!"

"Lalu? Kita kembali ke tempatku saja oke?"

"Hm.. tidak ada pilihan, kita kembali saja ke tempat neesan."

Ucapnya pasrah. Ao segera pergi meninggal tempat itu bersama Sireo dan kembali ke markas.

"Ao! dari mana saja?"

"Aku menemani Sireo bermain. Mao ada yang mau kubicarakan."

"Iya?"

"Tentang Sireo."

"Neesan! Aku lapar."

Ucap Sireo.

"Kas. Bawa Sireo ke kantin."

"Baik ketua. Sireo ayo ikut denganku."

Ucapnya mengajak Sireo pergi. sireo awalnya ragu karena tidak mengenal Kas. Dia melihat ke arah Ao.

"Pergilah, Kas akan memberimu makanan. Aku akan menunggu di sini."

Ucapnya. Sireo pun mengangguk mengerti dan mengikuti Kas.

"Ada apa Ao? kau terlihat pucat."

"Mao kau tahu orang tua Sireo?"

"Aku tahu mereka."

"Kenapa Mao tidak mengatakannya? Penyebab kematian orang tua Sireo adalah aku!"

Pekiknya membuat Mao terkejut.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang