Psycology Might 87

573 54 1
                                    



Sireo pun menjadi anak sekolahan biasa. Dia tidak perlu lagi memikirkan perkara yang akan mereka pecahkan, karena kini dia sudah bebas.

Dia duduk diam di bangkunya. Yang mengganggu pikirannya hanyalah "Apa Ao baik-baik saja?" itu yang dia pikirkan selama ini. Sesekali dia menghela napas panjang dan tidak fokus pada pelajarannya.

"Apa yang kau lamunkan Sireo?"

Tanya ketua kelasnya, Sireo tidak menjawabnya dan berjalan pergi.

"Apa bertengkar dengan adikmu lagi? Berbaikanlah, dia anak yang manis."

Pujinya senang. Sireo tidak mendengarkannya dan berjalan pergi.

Dia memilih membolos pelajaran daripada mendengar ocehan gurunya di kelas karena dia sama sekali mendengarkannya menjelaskan pelajaran.

Dia duduk di balkon lantai 3 atas sekolahnya dan menggoyang-goyangkan kakinya ke bawah, sedangkan dia menatap lurus ke depan. Dia melihat langit di depannya begitu cerah tanpa terhalangi oleh apapun.

"Ao.. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku menyakitimu,"

Gumamnya sedih.

"Jangan bertindak bodoh Sireo! Apa yang membuatmu sampai ingin bunuh diri!!"

Pekik ketua kelas membuatnya kaget. Lalu dia melihat ke bawah lantai yang sudah ramai dengan orang-orang.

"Apa yang mereka lakukan beramai-ramai di sana ketua?"

"Bodoh! Itu karena kau akan melompat dari sana!"

"Oh.."

Gumamnya menatap mereka. pikirannya sedang kosong, jadi otaknya berjalan lambat.

"Hah?! Apa? Aku tidak bunuh diri!!"

Pekiknya setelah kembali ke alam sadarnya.

"Apa yang tidak bunuh diri! Jika kau salah langkah satu saja! Kau akan terjatuh dari sana! Cepat turun!"

Balas ketua kelas.

"Jika kau melakukannya, siapa yang akan menjaga adik kecilmu dari orang jahat!"

Sambung ketua kelas membuatnya tertegun.

Adik yang dia maksud adalah Ao. Dia menatap ketua kelas,

"Aku menyakitinya. Apa yang harus kulakukan ketua?"

Tanyanya lirih membuat ketua kelas merasa sedih, jadi karena itu dia ingin mengakhiri hidupnya? Seberapa sister complex dirimu Sireo?! pekik hati ketua kelas. Yang sangat salah paham sekali. Sangat salah paham.

"Aku mengerti perasaanmu. Pasti kau merasa sedih, tapi jika kau melakukan hal bodoh ini, apa dia akan senang? Apa kau yakin ingin meninggalkannya sendiri pada dunia yang kejam ini? jika dia dalam masalah, siapa yang akan dia mintai bantuan selain dirimu Sireo? kau kakaknya, jika kau bicarakan baik-baik padanya dia akan mengerti."

Jelas ketua kelas memberi saran yang bagus untuk Sireo mengurungkan niatnya melompat dari lantai 3.

Sireo terdiam sejenak memproses apa yang dikatakan ketua kelas.

"Jadi cepat turun dari sana!"

Pekiknya membuat sireo kaget, dia pun segera turun dari sana sebelum ketua kelasnya benar-benar marah. Itu sangat menyeramkan.

"Kalau begitu aku pulang dulu."

Ucapnya enteng dan berjalan pergi.

"Tunggu dulu! Kau tidak bermaksud melakukannya di rumah kan?!"

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang