Psycology Might 100

201 21 1
                                    



"Ryu masih belum datang ke kantor?"

Tanya Sireo sehabis pulang kelas pagi.

"Belum, dia akan menyelesaikan masalahnya dan baru ke kantor."

Jawab Kas yang sedang santai di kantor, kalau tidak ada kerjaan mereka yah santai.

"Ao kemana?"

"Dia keluar bersama Aki."

"Oh..."

Sireo pun duduk di kursi Ao dan membuka buku pelajarannya. Dia masih ada tugas,

"Kas, bantu aku."

"Belikanku minuman,"

"Baik!"

Balas Sireo, Kas pun membantunya mengerjakan tugas lanjutannya dengan bayaran minuman.

Ao dan Aki pun pergi shopping, biasa anak gadis pasti akan shopping.

"Ao, kau ingin apa? Aku belikan."

Ucap Aki yang sedang memilah baju untuk dirinya.

"Aku tidak mau Nee.."

"Tidak apa-apa, aku belikan sebagai balasan sudah mau mengantarku belanja."

"Kenapa tidak dengan Mao?"

"Mao sedang sibuk,"

"Dia lebih sering ke pusat."

"Benar, sepertinya dia dimarahi karena pemuja satan itu."

"Karena tidak ada saksi?"

"Hm.. karena korbannya sangat banyak jadi para orang tua ada yang komplain. Orang tua mereka yang kaya raya yang tidak terima anaknya mati begitu mengerikan. Kau tahu sampai mengering sekali!"

"Hm..Aku tahu, saat itu aku berada di depan gadis itu.."

"Kau pasti merasa sakit melihatnya,"

"Wanita itu sudah tidak tertolong lagi, jiwanya sudah tidak ada. Hanya darahnya masih mengalir itu saja."

"Kau juga dalam posisi wanita itu, jangan sedih."

Aki menyemangati Ao.

"Bagaimana dengan ini Ao? Kau suka?"

Aki menunjukkan hoddie polos berwarna peach. Ao menatapnya, dia sama sekali tidak menunjukkan rasa ketertarikan.

"Coba dulu."

Dia hanya melakukan apa yang disuruh. Aki juga segera mencoba pakaian barunya.

Aki membeli semua baju yang dia coba dan membayarnya dengan black card.

Dia memang putri seorang kaya raya jadi tidak heran dia bisa berfoya-foya.

Ao hanya terdiam karena Aki membelikan banyak barang, baju beberapa pasang dari formal sampai biasa. Lalu beberapa pasang sepatu formal dan kets.

"Nee.. ini kebanyakan..Aku tidak bisa membayarnya nanti.."

"Uangku adalah uangmu Ao. Kau sudah bekerja begitu lama diperusahaan ini tapi tidak digaji?"

"Aku bukan tidak digaji tapi aku tidak tahu harus melakukan apa dengan uangnya.."

"Jadi selama ini kau tidak pakai uangmu? Lalu dimana sekarang?"

Tanya Aki pada Ao.

Mao baru saja pulang dari kantor pusat, dia terlihat lelah dan duduk santai.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang