Psycology Might 72

499 51 1
                                    



Mereka berkumpul di ruang pertemuan. Ao segera mencari situs yang dimaksud. Semua bisa melihat dari layar lebar di papan. Lalu muncul pertanyaan,

"Siapakah yang ingin anda bunuh?"

Kemudian muncul foto berderet ke samping 3 baris dan ke bawah 5 baris.

Semua langsung fokus pada foto Ao yang terpampang di sana masih memakai baju pelayan yang difoto diam-diam. Pasti itu ulah para wanita kerja yang membenci Ao, Ao sudah tidak terkejut.

"Itu Ao?!"

"AO!"

"Kenapa ada Ao?!"

Pekik mereka satu persatu mulai heboh.

Ao menatap mereka meminta diam dengan isyarat matanya. Mereka kembali tenang.

Mata Ao mulai melihat siapa saja dalam foto tersebut dan menemukan foto Sakura yang sudah dihitamkan. Lalu melihat vote terbanyak mengarah pada dirinya.

Ao pun membaca komentar mereka.

"Dia pasti bagus dijadikan Manekin!"

"Jangan lupa foto manekinnya! Aku tunggu!"

"Bolehkan kumiliki manekinnya?! Aku ingin sekali!"

"Bunuh wanita pelacur itu!!"

"Bunuh saja orang yang suka menggoda!"

"Semua wanita memang menggoda :v "

"Sayang kalau dia dibunuh! Untukku saja! Aku bisa membuatnya menjadi artis porno!"

"Buat film porno! Gang Bang! Aku ikut! Tolong kirim alamatnya!"

"Kirimkan alamatnya juga tolong!"

"Aku ikut! Tapi jangan masukan wajahku! Nanti ketahuan menjadi scandal!"

"Aku suka dia! Berikan saja padaku daripada di bunuh! Tapi aku juga ingin melihat bagaimana ekspresinya jadi manekin nanti!"

"Tolong berikan dia padaku! Aku jatuh hati padanya!"

"Aku mau dia!"

"Kasihan jadi manekin! Jadi istriku saja!"

"Berikan dia padaku, aku akan menyanyangi setulus hati!"

Dan bla bla bla

Berbagai komentar yang membuat mereka terlihat marah. Ao datar saja membaca komentar mereka.

"Tidak bisa kuterima!"

"Ao bukan pelacur!"

"Kurang ajar! Akan kubunuh mereka!"

Haku hanya diam melihat mereka yang heboh. Ryu terlihat kesal tapi tidak sampai hilang emosi seperti mereka.

Sedangkan Ao kembali mencari info apa yang bisa dia dapatkan dari website ini, atau melacak siapa pembuatnya dan dimana dia tinggal.

Ao kembali melihat foto Sakura. Dia membacanya dengan teliti. Di sana tertulis tanggal dan tempat dimana Sakura dibunuh. Haku juga bisa melihat apa yang Ao lihat, dia menghampirinya.

"Bagaimana menurutmu Ao?"

"Apa yang bisa kujawab?"

"Kita tidak bisa hanya mencarinya melalui website ini."

"Kau bisa mencarinya? Kau bisa mencari asal website ini? pembuatnya?"

"Aku mengerti. Aku akan meminta orang kantor melakukannya. Kami punya hacker handal."

Jawabnya segera menelepon kantornya dengan cepat. Ao melihat komentar mereka pada Sakura. Sama seperti komentar pada dirinya.

Dia pun menghela napas. Mereka benar-benar menganggap kematian Sakura hanya permainan belaka, padahal nyawanya yang jadi taruhan.

"Tenang saja, kami akan melindungimu!"

Pekik Sireo. Ao hanya menatapnya.

"Kalian tidak perlu melakukannya, aku tidak akan mati semudah itu."

Balas Ao yang begitu sombong. Haku melihatnya, dia belum tahu kekuatan spesial Ao. Mereka baru bertemu tidak lama ini.

Haku kembali setelah menutup teleponnya.

"Mereka akan segera memberitahukan pada kita alamatnya.

"Semuanya bersiap-siap mengepung pembunuh itu!"

Perintah Mao.

"Siap!"

Mereka pun segera mempersiapkan diri. Sireo langsung melihat ke tangan Ao, dan gelang pemberiannya masih dia pakai. Dia bersyukur Ao masih mau memakainya karena di dalam sana terpasang gps yang bisa melacak Ao jika Kas tidak bisa melacaknya karena tidak sadarkan diri.

Semua sudah pada posisi masing-masing mengepung sebuah apartemen kecil yang jauh dari perkotaan.

Setelah mendapatkan alamatnya, mereka tak membuang waktu dan langsung ke tempat tujuan.

Ryu dan Kas menunggu di depan sedangkan Haku, Ao dan Sireo yang akan mendobrak masuk ke dalam apartemen. Saat mereka akan mendobrak pintu tiba-tiba terdengar jeritan dari lantai atas apartemen. Seorang wanita jatuh dari atas sana yang berhasil di selamatkan Sireo untungnya.

Merasa wanita ini selamat, dia pun melihat siapa yang mendorong wanita ini. terlihat pria berjubah hitam yang menutupi wajahnya melompat turun dari arah lain dan berlari pergi dengan cepat.

"Aku akan mengejarnya! Ryu! Kas! Kita kejar orang itu!"

Perintah Sireo langsung. Mereka langsung setuju karena dia terlihat mencurigakan.

"Sireo!!"

Panggil Ao yang segera dia berbalik sambil berlari.

"Haku! Jaga Ao!"

Balasnya dan kembali fokus mengejar pria misterius tersebut.

Haku pun mendobrak pintu tersebut dan masuk bersama Ao, tapi semuanya kosong. Hanya ada komputer yang menyala dan tidak ada siapapun.

"Sial! Apa dia tahu kita kemari?!"

Kesalnya. Ao melihat sekitarnya.

"Tidak. Dia memang tidak ada di sini."

"Darimana kau tahu?"

".............."

Ao melihat sekitarnya dan menyentuh tempat tersebut.

"Di sini berdebu, berarti tempat ini sudah lama ditinggalkan."

"Lalu kenapa komputer itu menyala?"

"Sepertinya seseorang menyalakannya."

Pikirnya kembali menyentuh komputer tersebut.

"Siapa yang melakukannya?"

Ao melihat bekas pijakan dan pegangan pada mouse yang berdebu di tempat ini.

Haku mengeluarkan rokoknya dan menyalakan api. Karena frustasi dia mulai merokok.

"Apa yang harus dilakukan? Kita tidak bisa pulang tanpa hasil!"

"Tenangkan dirimu. Kita akan menunggu kabar dari Sireo. Mungkin saja orang berjubah itu tahu sesuatu."

Pesan Ao untuk menenangkan Haku. Dia pun menangguk mengerti.

"Aku akan menunggu di depan, di sini terlalu pengab."

Ao mengangguk mengerti dan kembali memeriksa tempat tersebut. Saat dia mendengar suara pintu terbuka, dia juga mendengar suara teriakan wanita dan suara Haku dan kemudian suara keras orang jatuh. Ao segera melihat apa yang terjadi dan Haku bersimbah darah di sana dengan wanita yang barusan Sireo tolongi. Dia menusuk Haku beberapa kali membuatnya tidak berdaya.

"La-ri-A..o.."

Pesannya. Wanita itu terlihat gila dan frustasi.

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang