Paginya Mao terbangun diikuti Aki dan yang lain. Ada yang menguap, ada yang masih berselimut ada juga yang mengeluhkan kepalanya yang sakit. Mao melihat sekitarnya dan menyadari tidak ada kehadiran Ao. sireo juga menyadari ketidakhadiran Ao.
"Dimana Ao?"
Tanyanya, semua mata menatap Sireo. Tapi berbeda dengan Mao yang menatap seseorang yang berdiri di luar ruangan.
Mao yang pernah melihat warna rambut silver yang melambai diterbangkan angin pun segera Mao hampiri.
Wanita ini masih memunggunginya dan menikmati pemandangan dari lantai atas ini.
"Yuki?"
Panggil Mao membuatnya berbalik. Mao sedikit terkejut melihatnya.
"Ao?! ke-kenapa dengan rambutmu?!"
Paniknya menyentuh rambut kesukaanya berubah jadi perak begini. Semua orang yang mendengar teriakan Mao pun segera keluar.
"Apa yang terjadi?! Apa yang terjadi dengan rambutmu?!"
Pekiknya melihat Ao masih diam, hati Mao begitu kacau bukan karena Ao yang diam tetapi melainkan warna rambut yang sangat familiar di matanya. Dia menyentuh rambut Ao.
"Mao sama, lama tidak berjumpa."
Ucapnya membuat semua terkejut bahkan Mao tidak mempercayainya.
"Mao sama?!"
Pekik Aki.
"Ka-kau?"
"Aku Yuki, Mao sama."
Panggilnya sambil tersenyum ramah menggunakan wajah Ao. seluruhnya tubuh Ao diambil ahli Yuki.
"A-apa yang terjadi?! kenapa kau di sini Yuki?! Dimana Ao??!"
Panik Mao tidak mengerti situasi ini.
"Ao di rasuki arwah gentayangan!"
"Apa yang kau lakukan pada Ao?!"
Marah Sireo mencoba menyentuh Ao tapi dihentikan Mao.
"Jangan menyentuhnya!"
Pekik Mao.
"Ketua!"
"Jangan menyentuh Yuki!"
"Dia bukan Yuki! Dia Ao! Ao di rasuki hantu ini!"
"Mao sama maafkanku. Tapi aku sudah meminta ijin pada Ao, dan dia mengijinkanku menggunakan tubuhnya. Aku tidak punya banyak waktu."
Jelasnya. Dia menatap Mao. Mao langsung memeluknya.
"Yuki!"
"Mao sama?"
"Maafkanku! Maafkanku! seandainya aku membawamu bersamaku. Kau tidak akan mati seperti itu!"
Isak Mao menyesal. Yuki tersenyum melihat Mao yang masih begitu peduli padanya walau waktu sudah lama berlalu.
"Mao sama, ini sama sekali bukan salahmu. Semuanya sudah ditakdirkan, takdirku mati di sini. Jangan menyesalinya, Mao sama akan membuatku sedih. Aku kembali bukan untuk mendengar penyesalanmu."
Balasnya. Mao pun menatapnya.
Semua orang terdiam, tidak ada yang berani bersuara.
"Maafkanku, Yuki."
Ucapnya lagi.
"Dengarkanku Mao sama."
Ucapnya serius menatap Mao penuh dengan cinta, mata Mao berkaca-kaca melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycology Might
FantasyDidunia ini pasti ada yang namanya kekuatan supranatural. Kita tidak tahu darimana datangnya kekuatan hebat tersebut. Ini adalah kisah fantasy beberapa pemuda yang memiliki kekuatan supranatural. Mereka di rekrut oleh seseorang dan membentuk sebua...