Psicology Might 11

1.2K 106 2
                                    


Dilain sisi Sireo mendengar seseorang berteriak nama Ao, dia pun langsung menuju ke asal suara dengan Hikari dan melihat seseorang menggendong Ao kemudian hilang dengan kekuatan teleportasi, kekuatan yang sama dengan milik Sireo.
"Teleportasi ?"
Gumam Sireo kaget.
"Sireo. Ao dibawa pergi."
Ucap Hikari membuat Sireo tersadar.
"Sial ! Siapa pria barusan ? Apa yang telah dia lakukan pada Ao ku ??" (Ao mu ? Tak salah tuh sireo T T )
Ucapnya kesal dan panik.


"Dimana aku harus mencari Ao sekarang ?"
Sambungnya.
"Satsuki. Itu Satsuki. Satsuki yang membawa Ao.."
Ucap Hikari mengingat pria barusan yang membawa Ao, karena mereka hanya melihat sekilas.
"Jadi dia orang yang dalam mimpimu ? Apa Ao datang membunuhnya ?"
"Tidak mungkin Ao san tahu kalau dia orang yang dalam mimpiku, karena kalian belum bertemu dengannya."
"Tapi tadi.. Ao dibawa pergi."
"Aku juga tidak tahu."
"Kau tahu dimana dia sekarang ?"
Tanya Sireo dan Hikari mengangguk mantap.
"Bagus, ayo kesana sekarang."
Ucap Sireo pergi mengikuti Hikari.

Satsuki membaringkan Ao ke futon miliknya dengan pelan, dia menatap wajah tenang Ao. Dan wajahnya langsung memerah disertakan bunyi jantungnya yang sepertinya akan melompat keluar dari dadanya.


"Cantiknya..."
Gumamnya senang.
"Aku telah jatuh cinta padanya.."
sambungnya sambil menutupi wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus. Dia kembali menatapnya kali ini matanya tertuju pada bibir mungil Ao. Dia pelan-pelan mendekatinya.


"Sekali-kali pasti tidak apa-apa.."
Gumamnya mendekatkan wajahnya ke wajah Ao. Tapi tiba-tiba pintu geser berbunyi dan berdiri Sireo dengan tampang kesal dicampur tidak senang seperti mainannya direbut oleh anak lain. Dia berjalan dengan langkah besar dan menarik Satsuki menjauh dari Ao.


"Apa yang akan kau lakukan pada Ao ?!"
Tanyanya geram menatap Satsuki tajam.
"Ahh aku tidak tahu kalau Ao sudah punya pacar. Maaf.."
Ucapnya menyesal. Hikari hanya diam menatap keduanya. Yang seperti sedang bertengkar untuk merebutkan seorang wanita.
"Apa yang kau lakukan pada Ao ? Kenapa dia bisa begini ?"
"I..Itu aku tidak tahu, dia pingsan setelah menyembuhkan kakiku.."
Jawabnya jujur. Sireo pun terdiam.


"Oh ya ? Dia itu laki-laki tulen, apa yang akan kau lakukan barusan ?"
Tanya Sireo tiba-tiba, membuat Satsuki kaget.
"Cowok ? Bukan cewek ? A..Aku hampir menciumnya.. Tapi tidak apa-apa. Aku tetap menyukainya.."
Gumamnya berbicara sendiri. Sireo hanya menatapnya tidak percaya, begitu juga Hikari.

"Satsuki san.."
Panggil Hikari tiba-tiba. Satsuki berbalik menatap Hikari.
"Aku mohon, sekali ini saja. Tolong dengar kata-kataku. Tolong kau jangan kemana-mana."
Mohon Hikari.
"Hikari chan, aku sudah katakan padamu. Aku tidak akan mati dengan mudah. Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan baik-baik saja."
Balas Satsuki mantap.
"Ta..tapi Satsuki.."
"Apa aku tipe orang yang akan mati dengan mudah ?"
Tanyanya memotong pembicaraan Hikari.
"Benar kata Ao. Lebih baik biarkan saja dia mati. Hikari ayo pergi.."
Ucap Sireo tiba-tiba yang sudah mendapatkan Ao dalam pelukannya dan berjalan pergi. Hikari pun terdiam dan mengikuti Sireo. Satsuki hanya tersenyum. Dia menatap kepergian Ao dengan sedih, padahal baru saja dia akan menciumnya, tapi datang pengganggu, Sireo. (Kau pelan sih Satsuki. Nasibmu lah wkwkwk.. jangan salahkan aku ya :v)

Psycology MightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang