Pagi yang indah untuk bangun siang. Hari ini hari minggu, hari yang digunakan untuk merilekskan diri. Menghilangkan penat dan stress yang hebat."Sinb!"
BAK BUK BAK BUK!
"AAAKKH!" Sinb berteriak seperti gorilla saat tubuhnya dipukul menggunakan kemoceng. "Kenapa?!" Sinb memandang ibunya kesal.
"Bangun! tidur udah kayak kebo. Ilermu berceceran tuh. Lap sana."
Sinb menghembuskan nafas kesal dan mengacak rambutnya. Ia memandang kamarnya yang berantakan dan akhirnya turun sambil menguap seperti singa.
"Makan apa."
Sinb duduk di kursi sambil mengangkat kakinya seperti di warung. Ia mengambil chicken katsu yang tersedia dipiring dan memakannya langsung.
Sinb memandang ibunya yang kini duduk didepannya. "Tumben masak kayak begini. Ngapain?"
"Enak?"
"Hm." Sinb masa bodo dengan pertanyaan ibunya dan kini fokus pada makanannya.
Food is important than boyfriend and others.
Ibunya memandang Sinb terus-terusan membuat Sinb ikut memandangnya aneh. "Apa? ngapain liat-liat?" tanyanya risih. Tidak biasanya maknya menungguinya makan. Plus baik gak ngemarahin dia yang ngangkat kaki di kursi.
Ada maunya ini.
"Eunbi,"
"Sinb."
"Sinb, eomma mau bilang sesuatu."
Kan,
Sinb melihat ibunya jenuh. "Apa? Suruh ngangkat jemuran? nyetrika beha? benerin genteng?"
"Nggak."
Ibunya ngeliat Sinb, "Jadi gini, kamu kenal Moonbin kan? Kalian udah deket kan? Eomma juga deket sama eommanya Moonbin."
Sinb ngeliat ibunya datar. "Terus?"
"Jadi eomma pengen kalian berdua deket."
"Aku udah deket sama Moonbin kok. Deket banget malah."
"Nggak maksudnya, kalian gak sebatas sahabatan." kata ibunya.
"Hah? Jadi aku sama Moonbin mau jadi saudara gitu?!" Sinb teriak kaget. Ibunya poligami?!
Ibunya Sinb menghela nafas kesal melihat kelemotan anaknya. "Maksudnya eomma mau kamu sama Moonbin menikah."
"Oooh."
1
2
3
4
5
"APAAAAAAAA?!!!!!!!!"
Sinb menggebrak meja makan hingga air minumnya tumpah kemana-mana. "Maksudnya apa?! Aku dijodohin? Aku masih 20 tahun!" Sinb ngeliat ibunya kaget.
"Omaygad aku gak siap! AKU GAK SIAP!"
Sinb melihat ibunya sinis. "Aku gak mau dijodohin! OGAH. O to the GAH. Lagipula Moonbin itu cuman kuanggap sahabat. Jijik banget nikah sama dia. Ewh."
Sinb menggelengkan kepalanya jijik.
"Tapi kalian berdua cocok."
"Cocok apanya? Pokoknya gak mau! Aku gak mau!" Sinb berdiri di atas kursi.
"Appa sama Eomma udah ngomong sama orang tuanya Moonbin dan Moonbinnya sendiri oke-oke aja kok."
A
P
A
?
!
Sinb melebarkan matanya horor. Gila Moonbin, maunya apa tuh anak. "GAK MAU! AKU GAK SUKA EOMMA KAYAK GINI!"
Ia pergi ke kamar dan mengunci pintunya. Umur 20 tahun disuruh nikah. Hellauw? Mana alasannya klasik, dijodohkan. Rasanya Sinb jadi seperti tokoh utama di Fanfiction
Dia sudah mengurung selama 3 jam di kamar. Dan pasti sewaktu ayahnya pulang, ia pasti disuruh menikah lagi/? Dengan putus asa, Sinb membuka laptopnya dan mencari kiat-kiat untuk melarikan diri dari perjodohan.
"Apa enaknya nyewa apartemen ya.." Gumam Sinb pelan. Ia akhirnya mencari-cari apartemen yang membuatnya WAH namun langsung menangis saat melihat harganya.
Harga sewa 20 tahun akan menghabiskan 3/4 tabungan 20 tahun Sinb. Gila. Tapi uang bisa datang kapan saja, jadi ia langsung menyewa satu kamar itu dan bersiap-siap untuk melarikan diri alias kabur alias minggat.
Sinb menata pakaiannya, buku-bukunya, charger, tas, buku tabungan dan celengannya yang juga lumayan banyak, boneka dan sebagainya. Kamarnya langsung kosong dan kini koper-koper sudah tersedia di kamarnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Biasanya ibunya akan mandi sore dan itu saat yang tepat untuk melarikan diri.
Tapi Sinb tidak keluar melewati pintu, namun melewati jendela. Ia membuka jendela kamarnya dan menaruh koper-kopernya diluar. Setelahnya Sinb ikut keluar dan menutup jendelanya rapat. Dengan langkah yang hati-hati, ia berjalan melewati taman dan dengan selamat keluar dari rumah beserta pagarnya.
YES!
Sinb berlari membawa 3 koper dan tas ranselnya menuju jalan dan menyetop taksi. "SG Apartment."
Melarikan diri itu seru.
***
"Kamar 377."
Sinb mencari kamarnya dan langsung menemukannya. Kamar itu jauh lebih luas daripada kamarnya sendiri dan mungkin seukuran rumahnya sendiri. Makanya biaya sewanya mahal. Dapat dimaklumi.
Sinb menata pakaian dan barang-barangnya sambil sesekali berkeliling kamar. Ia lalu mandi dan keluar menggunakan sandal hotel, ingin melihat-lihat apartemen mahal ini.
Ting! Cklek!
Sinb keluar dan bersamaan dengan itu, seseorang juga keluar dari kamar sebelahnya. "Oh, halo." Sinb menunduk pelan begitupun gadis itu.
"Siapa namamu?"
"Hwang Eunbi. Panggil saja Sinb." ucapnya. Gadis itu menunjukkan eyesmilenya, "Jung Yerin."
"Apa kau juga mau berkeliling..?"
"Yep. Mau bareng?"
"Oke." Sinb tersenyum kecil namun beberapa orang yang lain kini keluar dan saling memperkenalkan diri. Seru, bisa tinggal di apartemen seorang diri dan kenal orang-orang hebat seperti ini di apartemen.
Huh, hebat ya?
"Mau berpetualang?" Tanya Sowon. Sinb menahan tawanya karena kata-kata aneh Sowon.
.
TING
.
"Siapa kalian?"
Sinb plus yang lain langsung menoleh melihat sekumpulan lelaki yang kelihatan sangar. Pakaiannya swag sekali. Yang satu pake topi yang cap harganya gak dilepas, yang satu celananya melorot, ada juga yang pendek, tapi juga ada yang tinggi menjulang, yang lain ada yang bawa-bawa lipbalm nivea sama orang yang keliatan kalem, dan jangan lupa ada yang mirip Lee Minho.
Anjir, masa kita tetanggan sama anak brandalan kayak gini?
CUT-
KAMU SEDANG MEMBACA
apartment; ikon gfriend ✔️
Fanfiction6 'innocent' girls staying with 7 'bad'boys? non baku! AU! © puffysnow, 2017 #153 in Fanfiction [22/08/17]