114. really

4.1K 551 75
                                    




focus : Yuju - June





June keluar dari apartemen dan melihat Yuju yang jongkok sambil bermain kucing. June tersenyum kecil melihat kelakuannya.

Tapi tiba-tiba kucingnya nyakar Yuju, Yuju teriak keras. "WADAAAAWWWW!"

June melotot dan langsung berlari. Mau nendang si kucing tapi udah keburu lari kucingnya. Akhirnya Dia ngehampiri Yuju, "Lo gak papa?"

"Anjir, ngagetin Jun!" ucap Yuju kaget. Dia menutupi luka bekas lukanya.

"Lo dicakar kucing ya? Dih," June mendengus kesal sambil menatap kucing itu sengit.

Awas lu!

June sekarang liat Yuju yang ngelihat luka di tangannya sambil cemberut.

Aduh Ju, jangan cemberut gitu. Jadi pengen cium kan.


"Cuci dulu lukanya. Gue ambilin obat luka."

"Iya." Yuju mendengus kecil lalu mencuci tangannya. June sendiri balik ke apartemen, minta alat p3k ke satpam. Habis satpamnya ngasi alat p3k, June balik. Yuju masih nyuci tangan sambil meringis.

"Udah selesai belum cucinya?"

"Udah." ucap Yuju lalu balik. Dia duduk di sebelah June yang lagi ngebuka kotak p3k.

Yuju ngambil obatnya tapi langsung ditahan June. "Udah gue aja yang ngobatin." ucapnya.

June megang pergelangan tangan Yuju lalu mulai mengobati punggung tangannya yang dicakar. Yuju sendiri diem sambil nahan perih.

June meniup pelan lukanya lalu menutupnya dengan perban. "Udah." ucapnya. "Makanya jangan sok-sokan akrab sama hewan."

"Yah.. gue kan.."

June melihat Yuju yang kini menunduk diam.

"Yah, gue cuman bercanda." ucap June.

"Iya gue tau." ucap Yuju.

June terdiam melihat Yuju. Lelaki itu mengalihkan pandangannya dan merasa suasananya canggung.

"Btw, mau keluar bareng gue gak?" tanya Yuju tiba-tiba.

"MAU—ehm. Ya? Kemana?" tanya June sambil berdehem pelan.

Yuju tersenyum. "Kalo gue lagi sedih gini gue sering skating." ucapnya sambil tersenyum. "Tapi masalahnya... lo bisa skating gak?"

June menepuk dada kirinya. "Oh ya iya dong! Gak ada yang gak bisa gue lakuin!"











"WAAAAAA!"

GUBRAK!

Yuju ketawa keras waktu lihat June berkali-kali jatuh. Dia ngulurin tangannya, ngebantu June buat berdiri. "Ayo berdiri." ucapnya sambil nahan ketawa.

June mendengus lalu memegang tangan Yuju. Setelah ia berdiri, ia melihat tangan gadis itu, "Tangan lo gak sakit?"

"Nggak. Kan udah diobati. Nah, daripada itu, mending gue ajarin lo deh." ucapnya sambil cekikikan.

June mencibir. "Ogah! Ntar lo lepasin tangan gue lagi!"

"Nggak kok! Kan lo yang lepas! Tiba-tiba aja ngelepas tangan gue."

June mengalihkan pandangannya, tidak menjawab. Ya, dia memang ngelepas tangan Yuju soalnya deg-degan plus dia salting.

"Ayo Jun. Pegang tangan gue."

June melihat Yuju yang kini mengulurkan tangannya padanya. Wajahnya langsung memanas, dengan sedikit gugup June memegang tangan Yuju.

"Ya..ya.."

"Nah. Pegangan ya. Sekarang, coba jalan pelan."

"WOI—WOI JANGAN CEPET-CEPET!"

"NGGAK CEPET-CEPET INI!"

"BAGI GUE CEPET! GUE INI MASIH PEMULA!"

"LO TADI BILANG LO BISA SKATING!"

"LAH LO NAPA NGAJAK GUE SKATING?"

June yang lagi marah-marah itu langsung kepeleset dan jatuh tepat di wajahnya. Ia merintih pelan dan melihat Yuju yang kini berjongkok melihatnya. "Kalo gak bisa, mending lo tunggu aja deh."

"OGAH!"

June menepuk tangannya di es dingin itu lalu berusaha berdiri.

Demi bisa berduaan sama Yuju, dia gak peduli jatuh berkali-kali. Gak peduli bokongnya kempes atau hidungnya patah.

"Kalo gitu gue jalan pelan banget."

Yuju mulai skating pelan, sambil ngeliatin June yang jalan pelan-pelan kayak anak yang baru bisa jalan.

"Bagus, bagus."

Yuju bertepuk tangan melihat kemajuan June. "Coba skating ke gue sini!" ucap Yuju sambil pergi agak menjauh.

June meluncur dengan cepat.

"AAAAAAA—AWAS-AWAS!"


"GOTCHA!"

June berpegangan pada bahu Yuju sedangkan Yuju sendiri memegangi lengan June. Mereka berdua berdiri berdekatan.

"Fyuh, gue ogah, gue OGAH MAIN SKATING LAGI! BIKIN JANTUNGAN!"

Yuju ngakak. "Yaudah kalo gitu ayo deh pulang."

"YEAAAAH!" June teriak seneng.

Yuju hendak mengulurkan tangannya kepada June namun matanya melihat seseorang yang meluncur cepat ke arah mereka berdua.

"Eh Jun—"


"AWAS! AWAS!"


JDUAG!


June sama Yuju ambruk diterjang orang.

Yuju jatuh ke belakang sedangkan June ambruk di atasnya.

Edan, bagian belakang tubuhnya Yuju serasa remuk.

June menopang tubuhnya dengan lengannya sambil mengaduh kesakitan lalu berguling ke samping.

"ADAW!" Keluhnya karena mendarat terlalu keras. Ia mengelus bokongnya yang kayak triplek sekarang.

"Sinting tuh orang. Kenapa bisa nabrak sih? Gak liat kalo ada orang?" dengus June. Ia terus nyerocos protes sambil menyembunyikan rona merah di wajahnya karena sempat berdekatan dengan wajah Yuju tadi.

"Yah. Tau deh. Pokoknya kita harus pergi dari tempat laknat ini cepet-cepet." ucap June lagi lalu berdiri dengan susah payah. Ia mengulurkan tangannya lalu menarik pinggang Yuju agar memudahkannya berdiri.

"Nah sekarang tunjukin jalan ke gue! Arahin."

"Oke."

June mengaitkan jemarinya ke jari tangan Yuju, membuat gadis itu agak kaget. Namun dengan cepat ia meluncur keluar dari arena skating agar tidak diterjang oleh orang lain.

Setelah itu, mereka melepas sepatu skatingnya dan pergi keluar.

"Fyuh, akhirnya." June mendesah lega.

"Ya—"

BRUK!

Yuju limbung ke samping ditabrak orang dari belakang, membuatnya menabrak tubuh June.

"YEUUUU LIAT-LIAT DONG! DASAR TAI LEDIQ!" Teriak June keras.


"Lo gak papa?"


Yuju melepaskan diri dari June segera lalu mengangguk cepat. "I..iya."

"Huh, kenapa hari ini ditabrak banyak orang sih? Ayo cepet mending ke apartemen."

"Y..ya."


Yuju mengernyit,

Kok dia jadi deg-degan sih?





Cut

apartment; ikon gfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang