36. Hilang [1]

5.7K 693 87
                                    


"YAHOOOOOO!!"

Penghuni apartemen lantai 14 kini pergi berwisata bersama ke gunung. Mereka akan memanjat gunung untuk perayaan mereka menang melawan Seventeen minggu lalu. Karena cuaca dingin, mereka sudah bersiap-siap memakai baju hangat. 

"Nih wisata gunung unik juga ya." Umji melihat jalanan bergelombang itu. 

Unik, karena para wisatawan tidak didampingi oleh pemandu wisata. Gunung yang mereka datangin ini termasuk gunung yang masih liar—liar dalam arti belum terlalu dibuka untuk wisata seperti gunung bromo atau sebagainya. 

Namun wisatawan sudah diberi peta dan penunjuk jalan di jalan yang mereka lalui nanti. 

Para pendaki gunung itu akhirnya berhenti di sebuah warung atau tempat makan; terserah kalian mau menyebutnya apa, untuk mengisi perut. 

Dengan cuaca seperti ini bukankah enak untuk menyantap ind*mie kuah yang panas? 

Mereka semua melihat pemandangan dari atas sambil tersenyum. "Ntar kalo di gunung jangan ngomong aneh-aneh lho." kata Jinhwan. 

"Iya deh iya." Yuju menanggapinya sembari mengambil foto selcanya. 

Pesanan mereka pun datang dan akhirnya mereka menyantapnya dengan lahap.

Terlalu lahap. 

Dasar rakus. 

"Huwaaah, enaknya." SinB tersenyum sambil meregangkan tangannya setelah makan. Ia lalu menaiki truk yang akan membawa mereka ke pemberhentian utama sebelum mereka berjalan sendiri disana. 

"Woi cepetan woi! Ayo!" SinB berteriak lantang. "Ntar berkabut lho!" 

Fyi, mereka bakal menginap di puncak gunung untuk melihat sunrise

Selang beberapa menit akhirnya mereka masuk ke truk sambil bernyanyi. 

"BELING BELING NUNIBUSYEO~ IZIN SAKIT! BELING BELING~"

Mereka saling bernyanyi dan akhirnya sampai ke pemberhentian utama. Satu persatu turun dan melihat pemandangan di depannya. 

"Nah, sekarang ayo kita berdoa dulu." Pimpin Donghyuk dan akhirnya mereka berdoa. Mereka lalu berjalan ke dalam hutan dengan hati yang berdebar. 

Eunha masih diam, menatap hutan dengan enggan. 

Jinhwan yang mengetahui itu langsung berbalik ke belakang, "Ngapain? Ayo! Ntar ditinggal lho!" 

"O..oh iya!" Eunha mengangguk lalu berlari menghampiri Jinhwan. 

Perasaan gue kok gak enak ya.

.

.

Mereka berjalan di hutan itu sambil melihat-lihat pemandangan. Eunha masih melihat sekelilingnya dengan was-was. 

"Lo kenapa sih tatapan lo dari tadi kayak gitu?"

Eunha menoleh ke arah Jinhwan yang kini berjalan disampingnya. "Hah? Oh.. gak papa."

"Lo gak mikir aneh-aneh kan?"

"Nggak kok! Cuman.. takut aja." 

"Tenang, kita kan bareng-bareng." kata Jinhwan. "Lagipula ini masih ada matahari kok. Tenang aja." Jinhwan mengacak rambut Eunha lalu berjalan di depannya. 

Eunha terdiam lalu memukul lengan Jinhwan, "Rambut gue jadi berantakan nih." 

"Sori, sori." Jinhwan senyum ganteng. "Sini jalan bareng gue, ntar lo ketinggalan lagi." canda Jinhwan yang lagi-lagi ditendang Eunha sampai hampir jatuh. 

apartment; ikon gfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang