focus : bobby - sowonSowon melihat pintu kamar Bobby yang ada di depannya. Ia menghela nafas pelan. Kira-kira udah 3 bulan mereka gak ngomong. Maksudnya gak saling bercanda dan bertengkar.
Oke, emang Sowon ngakuin dia cukup senang karena si Bobby itu ngeselin banget, belum lagi kalo berantem pake fisik jadinya badannya Sowon pegel linu.
Tapi meskipun gitu, Bobby satu-satunya cowok yang bikin dia nyaman disini.
Dan Sowon akuin dia kangen ngobrol bareng Bobby kayak dulu.
Cklek.
Sowon melihat Bobby yang kini keluar dari kamarnya. Lelaki itu agak kaget ngeliat Sowon, dengan cepat ia menutup pintunya.
"EH TUNGGU BOB!"
Sowon menahan pintu kamar Bobby. Bobby membuka pintunya perlahan, melihat Sowon yang kini menatapnya.
"Apa?"
Sowon berhenti, lalu menggelengkan kepalanya. "N..nggak, nggak jadi." ucapnya lalu pergi masuk ke kamar.
Bobby menatap Sowon bingung lalu akhirnya masuk kembali ke dalam.
.
.
Bobby menghela nafas pelan. Astaga, ini udah berapa bulan dia canggung banget sama Sowon. Ya gimana, dia kan malu habis nembak si Sowon. Mana dia belum ngasi jawaban.
Eh tapi Bobby kan minta Sowon buat gak mikirin pengakuannya itu?
Bobby makin pusing.
Butuh oskadon.
Ia berdiri dari kasurnya untuk pergi ke minimarket. Melangkah melewati kamar apartemennya yang besar dan mewah itu, ia lalu keluar.
Bobby berjalan menuju minimarket. Huh, kayak gini jadi inget dulu. Pernah dia dikejar Sowon soalnya gak sengaja nabrak tuh cewek dan ngebikin kantong belanjaannya jatuh. Dan kebetulan isinya telur.
Langsung dilempar sepatu.
Oh ya, pernah juga Bobby disuruh beli pembalut sama Sowon. Soalnya Sowon lagi datang bulan terus pembalutnya habis.
"NGAPAIN NJER. OGAH! GUE MALU! GUE GAK NGERTI!" Bobby teriak ogah.
"YAELAH POKOKNYA BELIIN YANG ADA SAYAPNYA."
"HAH? SEJAK KAPAN PEMBALUT PUNYA SAYAP? BUAT TERBANG?!"
"GOBLOK BANGET. POKOKNYA BELIIN YANG ADA SAYAPNYA, YANG 36 CM. UDAH. YANG MEREK S*FTEX GAMBAR HELLO KITTY."
"HAH?!"
"UDAH CEPET WOI."
"ANJER GUE BUKAN BAPAK ATAU PACAR LO KENAPA DISURUH BEGINIAN."
"BACOT LU."
Dan Bobby beliin itu diliatin orang lain karena berdiri 1 jam di depan rak pembalut, nyariin yang ada sayapnya.
Huh, masa suram, tapi cukup ngangenin.
Bobby membuka pintu minimarket untuk membeli obat, dan juga makanan. Ia mengambil beberapa bungkus indomie dan shin ramyun. Habis itu bayar di kasir.
"Rokoknya mas?"
Bobby menggeleng. Yeu, ngapain ditawarin rokok? Emang Bobby ini tampang anak nakal ya?
Fyi, dulu Bobby pernah ngerokok sama Jinhwan plus Hanbin. Tapi mereka langsung berhenti soalnya dimarahi orang tua.
Bobby keluar minimarket untuk menyeduh ramyunnya. Ia menaruh tas kresek dan menyiapkan mienya, setelah itu hendak mengisi dengan air panas.
Bobby langsung berjengit kaget saat melihat Sowon yang kebetulan ada disitu. Sowon menoleh dan ikut terkejut.
PYAR!
"ADUH."
Tangannya Sowon gak sengaja nyenggol cup mienya dan air panasnya tumpah ke tangan Sowon.
"L..lo gak papa?! Tangan lo?!" Bobby panik.
"G..gak papa."
"Duduk dulu, biar gue beli obat!" Bobby masuk ke minimarket lagi, berharap ada obat buat luka bakar disitu.
Sowon sendiri duduk di bangku dan meringis, yah, dia tadi kaget liat Bobby tiba-tiba disampingnya. Dan reflek tangannya nyenggol cup mienya sendiri. Huuh.
"Sini, gue obatin." ucap Bobby sambil duduk di kursi depan Sowon. Ia menggeser kursinya mendekat dan mengambil tangan gadis itu.
"Nggak—"
"Gak usah nolak. Ini bahaya kalo gak segera diobatin."
Sowon terdiam. Ini kali pertama Bobby terlihat begitu serius, setidaknya di depan matanya sendiri. Ia meringis saat tangannya diguyur air.
"Tahan ya, agak sakit dikit."
Sowon menggigit bibirnya, menahan rasa perih saat obat antiseptik menyentuh lukanya.
"Sa..sakit ya? Gue pelan-pelan ya."
Sowon melihat Bobby yang sibuk meniup tangannya. Ia lalu melirik tas kresek di meja, berisi mie dan ramyun. Lalu ada obat oskadon.
"Lo sakit?"
Bobby mendongak lalu melihat tas kresek di sampingnya. "Kepala gue agak pusing."
"Gak ke dokter?"
"Cuman pusing biasa."
Sowon mengangguk.
"Udah, ada lagi gak yang kena? Kaki lo kena? Paha?"
"N..nggak. Cuman tangan."
Bobby mengangguk dan berdiri. Mengisi air panas ke cup ramyunnya yang udah dibuka dari tadi. Ia membawa cup itu ke meja, menunggu hingga siap dimakan.
"Lo kesini tadi mau makan?"
"Iya. Lagi males bikin makanan sendiri."
"Gojek?"
Sowon menggeleng, "Mahal."
Bobby menyodorkan cup itu. "Makan aja. Buat lo."
"Nggak, gue beli lagi. Lagipula lo kan mau makan ini."
"Gue masih punya banyak." Bobby menggerakkan dagunya ke tas kresek miliknya.
"Tapi ini punya lo. Gue—"
"Huh, kalo lo gak mau yaudah." Bobby membuka bungkus sumpitnya lalu mengaduk mienya.
Sowon terdiam melihat Bobby. Oke, dia laper dan ngeliat Bobby makan jadi nambah laper!
Bobby mendongak, "Mau gak? Kalo mau, pake aja sumpit lo, ada kan? Gak lo buang kan?"
"Oh, iya.."
Sowon membuka bungkus sumpitnya. Bobby menaruh cup itu di tengah-tengah mereka, agar Sowon dapat menyantap mie dengan mudah.
"Padahal tadinya gak mau, tapi tetep aja mau kan?"
Sowon mendengus dan akhirnya memakan mie itu. Mereka berdua sibuk memakan mie—dengan canggung—hingga tak sadar mereka memakan satu untaian mie yang sama.
[uh, itu yang kayak di lady and tramp. makan spaghetti terus, gak sengaja ciuman]
Mereka berdua terdiam namun dengan segera Bobby menggigit mie itu dan lanjut memakan mienya. Telinganya sudah sangat merah begitupun wajahnya.
Sowon mengaduk cup ramyun itu dengan sumpitnya sambil ikut menunduk.
Kok, gue deg-degan ya?
Cut—
a/n :
VOTE COMMENT CHINGUS
KAMU SEDANG MEMBACA
apartment; ikon gfriend ✔️
Fanfiction6 'innocent' girls staying with 7 'bad'boys? non baku! AU! © puffysnow, 2017 #153 in Fanfiction [22/08/17]