68. Memastikan

4.3K 531 59
                                    




focus : Bobby-Sowon


"BUBAY SEMUA!"

Teriakan Yuju terdengar menggema di lorong. Lantai 16 kini sepi karena penghuninya banyak yang kuliah. Lagipula kalaupun ada penghuninya pasti cuman diem di kamar.

Cklek.

Bobby membuka pintunya diam-diam sambil melihat sekitarnya was-was. "Gak ada orang.. oke.."

Dia keluar dari pintu dan jalan jinjit-jinjit. Semenjak Bobby nembak itu, dia ngehindar Sowon selama 1 minggu. Yah, dia malu lah.

Bobby memencet tombol lift lalu bercermin di pintu liftnya. "Udah ganteng." gumamnya.

TING!

Bobby masuk ke dalam dan pintu lift mau menutup tapi,

"EH TUNGGU!"

Heh?

Sebuah tangan menghadang pintu lift itu untuk menutup. Bobby langsung memucat, ia menekan bibirnya gugup. Dia kenal suaranya,

"Oh."

Sowon.

Sowon masuk ke dalam lift dan berdiri di sebelah Bobby dengan canggung. Bobby sendiri meremas ujung jaketnya karena gugup sama panik.

"Aduh, lift cepet dong turunnya.."

TING!

Begitu pintu lift kebuka, Bobby langsung keluar dari lift secepat kilat. "Alhamdulillah.."ucapnya mengucapkan syukur.

"Bob!"

"Astaghfirullah.." Bobby mempercepat langkahnya, pura-pura tidak mendengar teriakan Sowon tadi.

"Bobby!"

"La la la~" Bobby bersenandung kecil.

TAP!

"EH EH ANJIR KAMPRET WEH." Bobby berjengit kaget ketika Sowon tiba-tiba menepuk pundaknya.

Sowon menatap Bobby aneh, "Lo gak denger gue panggil tadi?"

"H..huh? L..lo manggil?"

Sial, Bobby kenapa jadi gagap gini.

"Iya. Keras banget. Lo gak denger?"

"Nggak. Kuping gue kemasukan air kemarin. Makanya gue mau beli cottonbud." ucap Bobby lalu pergi meninggalkan Sowon dengan cepat.

"EH TUNGGU!" Sowon menahan tangan Bobby.

Bobby menoleh sambil mengerjapkan matanya. "A..apa?"

Sowon melihat Bobby sebentar, "A..anu.. lo.." Gadis itu sedikit ragu, "Gue mau ngomong bentar ke lo."

"Uh, yaudah ngomong aja." ucap Bobby tenang walaupun sebenernya dia udah panas dingin.

Sowon memandang Bobby ragu, "L..lo.. lo kenapa sih ngejauhin gue?"

"Nge..ngejauhin? Nggak tuh?"

"Iya lo ngejauhin. Setiap gue dateng lo mesti langsung pergi. Tanpa basa-basi. Muka lo pas ketemu gue pun kayak gimana gitu.." ucap Sowon dengan pelan.

"Haha, firasat lo doang kali. Gue gak ngejauhin lo kok. Ngapain?" Tanya Bobby sambil menyunggingkan senyum canggung.

"Tapi—"

"Udah ya, gue pergi dulu!"  Bobby melepaskan genggaman tangan Sowon dari jaketnya dan pergi dengan langkah panjang.


"Jangan-jangan lo ngehindarin gue gara-gara lo nembak gue?"


Bobby berhenti. Ia terdiam, membeku. Sedangkan Sowon sendiri masih menatap punggung Bobby menunggu jawaban darinya.

Dengan canggung, Bobby berbalik, "Nggak kok."

"Lo, beneran suka sama gue?"

Dalam hati Bobby udah ngucapin asmaul husna.

Ia tertawa kecil, "Ya.. gue nembak lo.. berarti ya gue s...suka sama l..lo kan?"

"Tap—"

"Gak usah dijawab. Kan udah gue bilang anggep aja malam itu gak pernah terjadi. Hehe. Kalo gitu duluan ya!" ucapnya lalu pergi berlari sebelum Sowon sempat menanyainya lagi.

"Eh! Bob! Tunggu!"

Bobby sudah keburu lari. Sowon menghembuskan nafas pelan. Ia mengacak rambutnya dan akhirnya pergi ke dalam apartemen lagi.





.

.

TING TONG TING TONG!

"WOI CEPETAN TONGGOSS!"

Yuju menggebrak pintu kamar Bobby dengan brutal. Ia berkacak pinggang. Mereka semua bakal pergi makan bareng. Tapi si ibob lama banget.

"Woi! Gak usah dandan! Lo bukan cewek!"

"Iya, iya bentar.." Bobby keluar dari kamarnya sambil mendengus kesal. Ia melirik Sowon sebentar lalu dengan cepat berjalan mendahului ke19 orang itu. "Ayo? Ntar telat."

"Gara-gara lu sih!" dengus Jinhwan dan akhirnya berjalan dengan langkah panjang.

Bobby mengikuti Jinhwan dari belakang. Dia ndusel-ndusel diantara dreamies biar gak berdiri di samping Sowon.

"Eh, eh kak, ngapain sih?" protes Jaemin.

"Gue mau deket Jeno. Gak boleh?" ucap Bobby sambil mendekat ke Jeno. Jeno tersenyum melihat Bobby.

Eunha melirik Bobby, "Lo belok?"

Bobby melotot, "YA NGGAK LAH! Gue ini kan fansnya Jeno."

"Oh, berarti lo sekarang lagi suka sama cewek?"

Wajah Bobby memerah, "A..ap.. emang.. emang kenapa lo harus tau? Urusi urusan lo sendiri sama si pendek!" tunjuknya ke arah Jinhwan.

Eunha mendesis, "Sial.."

"Wajah lo merah. Jangan-jangan lo beneran suka sama orang ya?" tunjuk Hanbin. Bobby mengerjapkan matanya, "H..hah?"

"Jangan-jangan lo habis nembak orang?" tanya Donghyuk asal.

Yang lain ikut tertawa namun melihat wajah Bobby yang semakin merah membuat mereka tambah heboh.

"LAH BENERAN?!"

"WANJEER!"

"DITOLAK APA DITERIMA?!"

Bobby mendengus, "Siapa yang bilang gue nembak orang? Dusta!"

"Halah gak usah bohong!"

Yerin tertawa kecil dan matanya melihat Sowon yang sedari tadi diam. Gadis itu menaikkan alisnya bingung, biasanya Sowon kan paling semangat kalo udah ngeledekin Bobby. "Kenapa? Kok diem aja?"

Sowon tersentak kaget dan menoleh, "Oh..ngg...nggak kok.."

"Muka lo kenapa merah gitu?" tanya Yerin bingung. "Terus lo ngomong gugup gitu.."

Yerin terdiam.

Lalu sedetik kemudian dia membulatkan mata dan mulutnya, "JANGAN JANGAN—"

"Jangan-jangan apa?!" tanya Sowon galak. Ia menatap Yerin tajam. Yerin tertawa garing dan menggeleng, "N..nggak."

7 orang yang tersisa masuk ke dalam lift, karena gak cukup bor 20 orang satu lift.

Bobby diam-diam menahan nafasnya gugup karena satu lift dengan Sowon. Bobby sedikit menjauh namun June dengan tidak tau diri mendorong Bobby mendekat ke Sowon karena tempatnya sempit. 

Bobby mengalihkan pandangannya sedangkan Sowon sendiri menunduk.

Yerin melihat keduanya bingung,


Jangan-jangan mereka...?











Cut


A/n :

Apa aku update terlalu cepet? Wkwk

apartment; ikon gfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang