81. perplexed

4.4K 621 94
                                    




focus : hanbin - yerin


"Jadi, kenapa gue harus belanja bareng lo?"

Yerin melihat sosok Hanbin di sampingnya, yang menyetir mobil audi hitam miliknya menyusuri jalan.

"Yah, yang lain gak bisa. Lagipula lo juga mau belanja kan?"

Yerin terdiam. Memang, dia emang mau belanja kebutuhan bulanan. Terus tiba-tiba Sowon minta dia sama Hanbin buat beliin kebutuhan bulanannya buat dreamies. Yerin sih gak masalah buat beli barang-barang anak dreamies. Masalahnya tuh,

KENAPA HARUS SAMA HANBIN.

Ampun deh.

"Btw, ferrari lo mana?" tanya Yerin. Karena Hanbin lebih sering terlihat bersama mobil sport mahalnya itu.

"Oh, di rumah orang tua gue. Agak bosen."

"Sinting."

"Nggak lah. Lagi di service bentar. Ntar kalo udah selesai ya balik lagi."

"oH."

"Kenapa?"

Yerin menggeleng. "Nggak, aneh aja liat lo pake audi padahal selama disini gue selalu liat lo sama ferrari kesayangan lo itu."

"Cie merhatiin."

"Mobil lo terlalu mencolok untuk gak dilihat."

Hanbin tertawa kecil lalu mengegas mobilnya agar lebih cepat sampai ke supermarket.











"Jadi, gue mau beli barang gue dulu, baru nanti belanjaannya dreamies." ucap Yerin lalu menepuk bahu Hanbin. "Gak bakal lama."

"Ya.."

Yerin segera berjalan mengambil barang-barang yang ia butuhkan. Ia sudah mencatatnya di kertas, agar tidak lupa.

Hanbin berjalan di belakangnya, mendorong troli. Ia mengamati Yerin lalu tersenyum kecil. Gadis itu sangat lucu saat berkonsentrasi seperti itu.

Yerin memasukkan barang-barang ke dalam troli dan menaikkan alisnya saat melihat Hanbin yang kini tersenyum melihatnya.

"Ngapain lo senyum-senyum gitu?"

"Gak boleh emangnya?"

"Kayak orang gila."

"Iya, gila karena lo."

Yerin mendorong troli itu dengan kasar hingga menabrak perut Hanbin. "A..aduh!"

"Gak usah nggombal lo!" ucapnya sambil berbalik dan berjalan menuju rak lain.

Hanbin tertawa kecil melihat Yerin lalu mengikutinya dari belakang. Hanbin terdiam sambil menatap punggung gadis itu, entahlah, dia cukup bingung dengan perasaannya sendiri.

Hanbin tidak yakin apa dia kembali menyukai Yerin, ia ingin mengecek kembali perasaannya. Hanbin tidak ingin kembali menyakiti gadis itu karena perasaannya yang labil.

Jantungnya memang sering berdegup kencang jika dekat dengan Yerin, telinganya kerap kali memerah saat melihat gadis itu, tapi Hanbin tidak yakin apakah dia benar-benar menyukainya.

BRAK!

Hanbin berjengit kaget saat Yerin menjatuhkan barang-barangnya di troli. "Nah, itu udah, itu juga udah.. Oke, sekarang ayo pergi beli barang-barang dreamies."

Yerin memandang Hanbin lalu menjentikkan jarinya. "ngelamun ae. Ngelamunin apa lo?"

"Ngelamunin lo."

"Yain."

"Tapi emang beneran." Hanbin berjalan di samping Yerin sambil mendorong troli. Yerin memutar bola matanya dan lanjut melihat rak-rak di sampingnya, mencari barang-barang untuk anak dreamies.

"Hanbin enaknya susunya yang man—"

Yerin dan Hanbin langsung menoleh saat mendengar suara yang cukup  familier di telinga mereka. Mereka melihat kedua sejoli yang kini bergandengan tangan di depan mereka.

"Kenapa ada mereka sih disini? Bikin mood jelek." gerutu Yerin lalu menoleh ke rak berisi susu.

Di depan mereka ada mantan keduanya, Wonwoo sama Jennie, lagi jalan sama gandengan bareng. Masih awet ternyata.

"Hmm, mending beli coklat terus—"

"Yang merek itu aja."

Yerin berjengit kaget karena Hanbin tiba-tiba memeluknya dari belakang, sambil kepalanya disandarkan di bahunya.

Apa Hanbin gak sadar mereka ini di TEMPAT PUBLIK?!

Dan mereka ini kan gak pacaran?!

Yerin menggoyangkan bahunya, "Apaan sih Mbin? Ngapain meluk-meluk segala?! Gak usah modus ya?!"

"Siapa yang modus?"

Yerin menepuk dahinya keras. "Lo. Ngapain. Meluk. Gue." ucap Yerin dengan penuh tekanan.

Hanbin tidak menjawab dan justru mengeratkan pelukannya. Yerin menoleh dan sadar Wonwoo juga Jennie ada di samping mereka, kira-kira 100 meter.

Oh.

Yerin mengangguk mengerti, rupa-rupanya Hanbin cuman pengen manas-manasin mereka berdua.

"Yer, pilih yang coklat aja. Enak."

"Hm." Yerin mengambil susu coklat dan memasukkannya di troli. "Hanbin lepasin, gue gak bisa jalan nih."

"Iya,iya." Hanbin melepas pelukannya dan kini merangkul bahunya, menariknya mendekat. "Ayo lanjut belanja."

Yerin sedikit menoleh ke belakang, mencoba mengintip dua mantan mereka itu. "Hanbin, bukannya ini agak berleb—"

"Ya? Apa sayang?" Hanbin mendekatkan wajahnya ke Yerin tiba-tiba.

Yerin langsung diam dan mengalihkan wajahnya. "N..nggak."

Hanbin mendekatkan mulutnya ke telinga Yerin sambil berbisik, "Tadi si Wowon ngeliatin sambil mukanya murem. Lumayan kan, balas dendam."

"Lo ngambil kesempatan dalam kesempitan ya?"

Hanbin tersenyum lebar sambil mengedipkan matanya. Yerin menggelengkan kepalanya dan lanjut berjalan untuk membeli persediaan makanan untuk dreamies. Ia memilih beberapa barang dan memasukkannya ke troli.

"Mbin, udah rangkulannya, mereka berdua udah gak ada."

"Tapi gue masih pengen ngerangkul lo gimana?"

Yerin diam saja, tidak menjawab.

Hanbin tersenyum lalu melepas rangkulannya, "Oke lah oke, princess."


Yerin bergerak lebih cepat untuk berbelanja bahan-bahan. Setelah itu, mereka segera pergi ke kasir dan sialnya bertemu dengan Wonwoo dan Jennie lagi.

Yerin sibuk melihat daftar harga di layar depannya lalu membuka dompetnya.

"Gue aja yang bayar."

"Lo punya uang?"

"Sembarangan!" Hanbin mengeluarkan black cardnya dan memberikanna pada kasir.

Yerin takjub melihat kartu hitam legendaris yang hanya dimiliki orang kaya itu. Dulu Hanbin belum punya kartu itu waktu sma.

"Natap kartunya jangan segitunya dong. Gue cemburu nih."

Yerin tidak memperdulikan ocehan Hanbin dan mengambil tas belanjaan yang banyak itu. Hanbin mengambil beberapa kresek itu dari tangan Yerin, "Udah, biar gue aja yang bawa, berat."

Yerin mengangguk dan berjalan di samping Hanbin yang membawa tas banyak itu.


Salah gak sih kalo Yerin mulai baper gara-gara Hanbin?


Cut

apartment; ikon gfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang