Ting Tong!Ting Tong!
"Iya iya bentar~" Suara dari dalam terdengar. Suara pintu terbuka menampilkan seorang lelaki dengan mata ngantuk dan topless.
Topless saudara-saudara.
Sosok di depannya mengerutkan dahinya, "Badan kurus kerempeng gitu diumbar-umbar. Kalo punya abs baru lo bisa bangga."
"Bacot lo tet."
Eunha mendesis kesal dan langsung masuk ke kamar Jinhwan tanpa persetujuan si empunya. "Eh, eh seenaknya aja lo ya! Balik lo woi!" teriak Jinhwan.
Jinhwan melempar sandal rumahnya ke arah Eunha namun sayangnya tidak tepat sasaran. Jinhwan menghela nafas pelan dan akhirnya menutup pintu.
Jinhwan melihat Eunha yang kini duduk di sofa coklatnya dengan nyaman. "Ngapain lo kesini?"
"Gue mau main game. Game lo banyak sih."
"Jadi lo kesini ngganggu orang tidur cuman mau minjem game?"
"Iya."
"Ck." Jinhwan mengacak rambutnya dan bergerak linglung ke dapur.
"Tolong pake baju ya! Mata gue sakit liat badan kerempeng lo!"
"Kerempeng kerempeng, gue nih punya abs woi!" Teriak Jinhwan tidak terima. Ya iyalah, capek-capek ngegym 2 tahun diejek krempeng. Harga diri Jinhwan serasa dicabik-cabik nih.
"Terserah, pake baju sana. Ntar lo masuk angin terus punggung lo merah-merah habis kerokan kan gak lucu." Eunha menatap layar tv 72 inch milik Jinhwan dengan seksama.
Jinhwan hanya terdiam dan berjalan masuk ke kamar tidurnya. "Gue mau mandi. Gak usah ganggu. Jangan ngintip!"
"Sori gue bukan orang mesum."
"Yaudah."
Jinhwan berjalan masuk ke kamar mandi. Disisi lain Eunha mulai bermain game di rumah orang. Cewek itu udah gak peduli sekitarnya kalo udah berpegangan dengan konsol game.
Selang 20 menit, Jinhwan keluar dari kamarnya dengan memakai baju santai. Lelaki itu melihat layar tv dan langsung terkejut.
"Weh! Kok lo bisa lewatin level itu sih?!"
"Level apa?"
"Level 31."
"Halah gampang tuh. Ini gue udah sampe level 54 cuy." Eunha menatap layar itu tak peduli dengan eksistensi Jinhwan di sampingnya.
"Gila lo emang."
"Berisik."
"Berisik-berisik, gue usir lo sekarang mampus lo." Jinhwan mendesis kesal padanya. Eunha mengendikkan bahunya tidak peduli dan fokus pada game di depannya.
"Eh lompat!" teriak Jinhwan. "Tembak tembak! Tembak goblok tembak! Itu ada di depan lo! WOII!"
"LARI!"
"Tembak woi tembak!"
"Sembunyi balik tembok! Tembak tembak!"
Jinhwan menendang-nendang kakinya di udara merasa geregetan dengan Eunha. Lelaki itu memukul-mukul bantal sambil berteriak gak jelas.
"ITU ADA DI DEPAN LO TEMBAK!"
"BERISIK KAMPRET GUE GAK BISA KONSEN!" Bentak Eunha kesal. Jari Eunha bergerak cepat di konsol itu. Tak lama kemudian suara musik beserta tulisan 'Game Over' terpampang jelas di layar.
"Ah gara-gara lo kan."
"Kok gue? Gue kan cuman ngasitau lo."
"Iya tapi lo terlalu kebangetan, gue gak bisa konsen." gerutu gadis itu dan akhirnya memilih game lain. Eunha berjongkok memilih game di lemari Jinhwan.
"Gimana kalo—"
BRUK!
"HUAHAHAHAHAHA!" Jinhwan ketawa keras saat melihat kepala Eunha yang terbentur lemari. Gadis itu cemberut menatap Jinhwan yang masih tertawa hingga hampir terjungkal ke belakang.
"Bodo nyet." Eunha mengelus kepalanya dan terdiam. "Eh kepala gue berdarah!"
Jinhwan berhenti tertawa dan langsung melihat Eunha. Lelaki itu mengerjapkan matanya dan tersenum sinis, "Gak mungkin. Bercanda ya lo? Lo gak bisa bohongin gue."
"Beneran woi." Eunha menunjukkan tangannya yang kini memerah.
"Hah masa? Yakin itu bukan saos?" tanya Jinhwan sambil menyipitkan matanya.
"Saos darimana woi. Mikir ya mikir." Eunha menoel-noel dahinya dan mengambil tisu di meja. "Berdarah beneran nih."
"Beneran? Bukan darahnya kutu yang gak sengaja—"
"Gue gak punya kutu ya!" Eunha menatap Jinhwan marah. Lelaki itu tertawa kecil lalu membereskan kaset-kaset game dan justru mengeluarkan kaset DVD.
"Ngapain lo?"
"Nonton."
"Film bokep?"
"Oh lo mau nonton film bokep?" tanya Jinhwan sambil tersenyum nakal. Eunha menggeleng keras, "Ogah."
Jinhwan hanya tertawa kecil lalu pergi meninggalkan Eunha menuju dapur. Eunha mengambil cover DVDnya untuk membaca judul filmnya.
Tebak film apa hayo ( ͡° ͜ʖ ͡°)
Jinhwan datang sambil membawa minuman. Disisi lain, Jinhwan juga membawa sekotak hansaplast. "Nih buat kepala lo yang sakit."
Eunha menoleh dan langsung tertawa terbahak-bahak. "Demen Princess lo?! Duh duh.." Eunha tertawa kencang .
Jinhwan cemberut. Ia memegang hansaplast edisi princess. Eunha mengusap air matanya yang keluar dan mengatur nafasnya. "Napa harus beli yang princess heh? Kan masih ada yang mickey mouse tuh."
"Gue bukan Hanbin ye." sungut Jinhwan.
"Ututu, sukaannya princess." Eunha mencubit pipi Jinhwan lalu mengambil salah satu plester itu. "Gue ambil yang snow white. Mirip sama gue soalnya."
"Iya deh iya."
"Weh pasangin dong gue gak keliatan nih." ucap Eunha. Jinhwan berdecak dan berdiri untuk memasang plester itu di kepala Eunha.
"Udah nih."
Jinhwan langsung duduk lalu mulai menyetel filmnya tadi. Keduanya langsung diam sambil sesekali meminum p*epsi yang disediakan oleh Jinhwan. Mereka terlalu fokus dengan filmnya sehingga mereka hanya diam tak berbicara satu sama lain.
Tanpa sengaja pundak Jinhwan merasa lebih berat dari sebelumnya. Jinhwan menoleh dan melihat Eunha yang kini tertidur.
Lelaki itu terdiam dan lanjut menonton film tanpa berniat untuk membangunkan gadis itu. Meskipun Jinhwan fokus menonton film, ia masih ingat Eunha masih tertidur sehingga ia meminimalisir gerak-geriknya.
Film sudah selesai dan lelaki itu kini mengganti channel menuju channel biasa. Ia melihat tv dengan hening. Tanpa sadar, kelopak matanya mulai berat dan lama kelamaan tertutup.
Jinhwan tidur terlelap sambil bersandar pada kepala Eunha.
Mereka tidur bersama ditemani suara tv yang menggema di ruangan.
Boros listrik lu Nan (¬_¬)
CUT-
KAMU SEDANG MEMBACA
apartment; ikon gfriend ✔️
Fanfic6 'innocent' girls staying with 7 'bad'boys? non baku! AU! © puffysnow, 2017 #153 in Fanfiction [22/08/17]