123. airplane

3.6K 539 113
                                    




focus : Hanbin - Yerin





"LO BERCANDA KAN?!"

Yerin menutup matanya saat mendengar teriakan lantang Sowon. Ia tersenyum kecil melihat penghuni apartemen itu.

"Nggak."

"KENAPA?"

"Kak Hoseok kecelakaan. Gue harus ngurus perusahaan di London."

"Berapa lama?" tanya Yunhyeong.

"Katanya paling sedikit 6 bulan. Gue juga gak tau."

"LAMA BANGET!"

Yerin tersenyum kecil dan mengangguk. "Ya.."

"Berangkat kapan?"

"Besok." ucap Yerin. "Gue udah beres-beres kemarin. Tadi juga. Sekarang gue ngasitau ke kalian."

"HUWAAAA!" Eunha berhambur ke pelukan Yerin sambil menangis. Yerin sendiri tersenyum dan memandang yang lain. Umji dan Yuju ikut memeluknya. SinB dan Sowon terlihat sekali menahan tangisnya. Anak dreamies udah nangis daritadi. Anak iKON juga keliatan sedih.

Oh ya,

"Btw Hanbin dimana?" tanya Yerin saat ia tak menangkap keberadaan lelaki itu.

"Perusahaan. Gak tau ada apa."

Yerin mengangguk mengerti. Agak sedih dia gak bisa ketemu Hanbin untuk ucapan perpisahan tapi ya sudah mungkin besok kalo dia ketemu atau kalo gak bisa dia bakal kirim sms ke Hanbin.

"Tenang aja, gue bakal sering kirim kabar. Dan gue bakal balik lagi kesini. Gue udah bayar nih apartemen mahal-mahal. Sayang kalo gue sia-siain."

Anak dreamies berhambur ke pelukan Yerin. Sowon dan SinB ikut memeluk gadis itu. Anak iKON sibuk kasi rekomendasi tempat di London yang bagus.

Ah, Yerin bakal kangen mereka.


***


"Lo yakin gak mau dianter?"

Yerin menggeleng. "Nggak, gue gak mau tangis-tangisan di bandara. Hehe."

Keenam gadis itu berpelukan sekali lagi dan melambaikan tangannya begitu Yerin masuk ke dalam mobil keluarganya.

"Lo udah bilang Hanbin?"

Yerin terdiam sebentar. Gadis itu tidak menemukan Hanbin sama sekali pagi tadi. Begitupun juga kemarin. Apalagi hubungan mereka lagi jelek sekarang.

"Nanti gue sms. Gue gak ketemu dia sama sekali soalnya."

Sowon mengangguk mengerti.

"See you soon, i guess."

"Hati-hati. Be safe. Kirim kabar kalo udah sampe.'

"Sure. Jaga diri baik-baik semua." Yerin tersenyum dan memandang penghuni lantai 16 apartemen itu. Minus Hanbin tentunya.

Yerin melihat mereka agak lama lalu masuk ke dalam mobil.

"SAMPAI KETEMU LAGI!"

"KALO ADA TAWUR SAMA ANAK SEVEN KITA KABARI!"

"BUBAY NYETT!

Yerin tertawa dan melambaikan tangannya seiring mobil yang sudah berjalan. Gadis itu menoleh ke belakang dan tersenyum sedih. Matanya berair dan setetes air mata jatuh.

"Sampai ketemu lagi.."


***


Hanbin memijat lehernya selagi keluar dari mobilnya. Perusahaannya ada masalah dan dia disuruh ngurus sebentar. Hilang 4 hari dan dia udah kangen kamarnya.

Ia masuk ke dalam apartemen dan memencet tombol lift. Begitu sampai, Hanbin keluar lift dan terkejut melihat SinB yang kini menangis di lorong.

Hanbin bisa jantungan karena rambutnya SinB item panjang.

Ia menaikkan alisnya bingung, gak biasanya nih cewek preman nangis. "Oi Mbih, napa nangis?"

SinB menoleh dan melotot. "AH!"

Hanbin berjengit kaget. Ia tambah kaget sewaktu SinB menarik kerah sweaternya dan menggoyangkan tubuhnya cepat.

"LO KEMANA AJA ANJENG?!"

"Uhh... ada urusan?"

"APA LO GAK TAU KALO—CEPETAN LO BALIK LAGI!"

"Aduh—tolong lepasin gue dulu anjir gue gak bisa nafas—kenapa sih? Ada apa? Woi kasitau dong!"

"Kak Yerin gak ngasitau lo?" tanya SinB bingung.

Hanbin yang sekarang makin bingung. "Ngasitau apa? Yerin kenapa?"

"Kak Yerin ke London sekarang, lo belum dikasi tau?"

Hanbin lemas seketika, "Ke..kemana? Lo bercanda?"

"Ke London. Nggak. Kalo gue bercanda ngapain gue nangis goblok? Katanya kak Yerin dia bakal ngasitau lo."

"Dia udah berangkat?"

"Udah. Dari 1 jam yang lalu." ucap SinB sambil melihat arlojinya.

"Pesawat jam berapa?"

"Uhh... di grup tadi kayaknya.." SinB membuka hpnya dan melihat grup chat mereka. "Jam, 11."

Hanbin melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 10.45. "AH SIALAN!"

Hanbin langsung berlari meninggalkan SinB yang terbengong-bengong.

"LO MAU KEMANA?! LO MAU KEMANA?! KALO KE BANDARA GUE IKUT WOII! UHUHUHU KAK YERIN."


Hanbin berlari menuju parkiran lagi dan menyalakan mobilnya. Ia menginjak gas dengan kecepatan penuh menuju bandara. Ia harus mencapai bandara secepatnya, lelaki itu harus bisa melihat Yerin sebelum ia pergi dan meminta maaf padanya.

"ARGH KENAPA MACET SIH?!"

Hanbin memukul setirnya dan melihat arlojinya. Bandara masih jauh tapi dia sudah terjebak macet.

Lelaki itu mengacak rambutnya kesal. Hanbin mengambil handphonenya dan menelpon Yerin.

Hanbin menekan klakson mobilnya berkali-kali. "Ck lama banget sih."

Ia melihat teleponnya yang tidak dijawab Yerin. Ia lalu melempar handphonenya ke kursi samping kemudinya.

Begitu jalanan tidak macet lagi, Hanbin menginjak gasnya dengan cepat dan menyetir dengan kecepatan tinggi.

Setelah menyetir dengan kecepatan lebih dari 120 km/jam, ia sampai di bandara. Hanbin keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam dengan cepat.

Hanbin berlari di bandara mencari keberadaan Yerin. Lelaki itu melihat arlojinya. Kurang 7 menit hingga keberangkatan pesawat gadis itu.

"YERIN!"

Persetan dianggap orang gila oleh yang lain, ia tidak peduli. Matanya bergerak liar mencarinya.

Ia menelpon Yerin sekali lagi namun gadis itu tidak menjawabnya. Sekarang sudah pukul 11 kurang 5 menit. Yerin mungkin sudah ada di pesawat atau sedang mengantri masuk.

Hanbin berlari seperti orang gila hingga jam menunjukkan pukul 11 tepat. Papan keberangkatan pesawat tujuan London sudah berangkat.

Lututnya berubah lemas seperti jeli dan ia pun jatuh ke lantai. Hanbin mengacak rambutnya kesal dan melihat jendela kaca di sebelahnya.


He's too late

and

She's gone.





Cut

a/n :

hanrin karam 🤪🤙🏻🤙🏻
inspired by queen airplane ✈️

apartment; ikon gfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang