Sowon meregangkan tubuhnya dan pergi ke bawah. Ia menuju dapurnya dan membuka kulkas untuk mengambil air mineral dingin.
Krrrrrr/?
Perutnya berbunyi keras dan ia mengelus perutnya. "Masak apaa." Sowon membuka kulkas dan melihat beberapa bahan masak. Ia akhirnya mengambil iga dan dan Seolleongtang (sup kaldu tulang sapi). Sowon mengambil beras dan memasak nasi.
Lalu ia mengambil teflon dan memanggang iga yang sudah ia bumbui. Sowon menguap lebar dan kini mulai merebus air di panci besar. Setelah mendidih, ia memasukkan tulang sapi. Setelah beberapa saat, ia mengeluarkan tulang-tulang itu dan merebus kembali dan memasukkan rusuk sapi.
Ini kenapa jadi ngasi resep masak?
Itu beneran lho ya resepnya. Gak main-main.
Namun saat mau memasukkan bahan-bahan mentah, Sowon terdiam. "Gue gak punya jahe!" Sowon menghela nafas kecil dan akhirnya keluar kamar apartemennya. Untung dia tadi sudah makan iga panggangnya jadi gak terlalu laper.
Sowon keluar dan melihat sekelilingnya yang kosong. Ia melihat kamar diseberangnya dan menghela nafas kecil. Kamar bernomor 382. "Oke."
DOK DOK DOK!
TING TONG TING TONG!
KNOCK KNOCK
"Iya iya bentar!"
Ckrek!
Sowon melihat lelaki yang lebih tinggi di depannya. Cowok itu mengucek-ucek mata sipitnya dan melihat sosok cewek yang mengganggu tidurnya. "Kenapa?"
"Baru bangun?"
"Kenapa?"
"Boleh pinjem jahe?"
"Kenapa?"
"Buat masak."
"Kenapa?"
BRUK!
"Bisa gak lo nggak ngomong kenapa terus?!" Sowon emosi sampe mukul wajah malang Bobby yang harusnya tidak boleh dipukul lagi.
"Kenapa?"
BUK!
"Kenapa—"
—BUK!
"Weh ngapain mukul-mukul sih?! Ngetok pintu gue cuman buat mukulin gue?!" Bobby tanya ke Sowon bingung dan sebel. Kok bisa dia punya tetangga kayak gini. Cantik sih tapi galaknya melebihi galaknya mak-mak yang tinggal di lantai 1.
"Gak boleh bilang 'kenapa' lagi kalo gak gue pu—"
BUK!
Sowon menatap tajam Bobby. Bobby menatapnya tak bersalah dan nyengir, "Katanya gak boleh ngomong kata k-e-n-a-p-a." Kata Bobby sambil mengeja. Sowon menghembuskan nafas panjang dan memijat keningnya.
Kenapa bisa punya tetangga yang dungunya melebihi kakaknya gini?
"Lo punya jahe?"
"Jahe? apaan tuh?"
Oke sekarang emosi Sowon mulai meningkat. "Lo gak tau jahe itu apa?!" tanya Sowon dan Bobby ngegeleng polos. Ini dia bener-bener gak tau apa gimana sih.
"Jahe. Benda kuning yang punya otot itu!"
Bobby terdiam dan tak lama kemudian menjentikkan jarinya. "Oh! Maksudnya ginger?"
Sowon memukul dahinya dan menatap Bobby sebal. "Ginger itu jahe ogeb."
"Maaf kelamaan tinggal di Amerika ya gini ini. Gak tau artinya apa." Bobby memamerkan giginya yang bentuknya tidak karuan sambil mengajak Sowon masuk ke dalam.
"Gue gak tanya lo pernah ke Amerika atau gak."
"Gue cuman mau pamer aja hehehe."
Sowon memutar bola matanya dan melihat Bobby yang kini duduk di sofa besar mahalnya. "Mana dapur lu? Dan btw jendela lo gak dibuka ini gelap banget woi." Sowon membuka tirai jendela besarnya dan membiarkan sinar masuk ke kamar suram Bobby.
"Serasa punya istri deh."
"APA?!"
"Bercanda weh, woles aja napa." Bobby meringis lagi sampe Sowon silau. Sinar mataharinya mantul di gigi dahsyatnya Bobby weh.
Sowon menghembuskan nafas lagi, "Udah mana jahe atau gingernya?"
"Gak mau."
Sowon menatap Bobby aneh, "Hah?"
"Gue gak mau minjemin." Bobby menjulurkan lidahnya. Sowon menggeram kesal dan menghampiri Bobby yang duduk santai. "Kenapa—"
BUK!
"Ngomong itu gak boleh!"
"BOOOB!" teriak Sowon kesal.
"Iya?"
Sungguh butuh ekstra kesabaran buat ngomong sama Bobby. "Mengapa lo gak mau minjemin gue jahe?"
"Ogah, ntar lo nya enak gak ngeluarin uang." kata Bobby sambil menyalakan tv.
"Ntar gue ganti. Gue males keluar."
"Buktinya lo sekarang di kamar gue. Berarti lo keluar kamar lo."
"Cukup sudah!" Teriak Sowon marah. "Gue bakal ngambil jahe lo dengan paksa!" Sowon berjalan menuju dapur Bobby dan mulai mencari keberadaan jahe laknat Bobby.
"Gak boleh! WEH! PERGI!"
Bobby langsung berlari mencegah Sowon mengambil gingernya. Bobby mukul-mukul Sowon sambil berusaha menyuruh dia pergi.
BUK BUK BUK!
"Oke oke gue per—ANJ*NG!"
Sowon ngedorong Bobby sambil nutupin tubuhnya. Dia ngeliatin Bobby horror. "Heh lo! LO! LO GREPE GREPE GUE! LO NGERTI GAK LO BARUSAN MEGANG APA HAH?!"
Bobby ngegeleng pelan dan matanya melihat tangan Sowon yang menutupi dadanya. Langsung wajah dan telinga Bobby memerah. "G..gue gak sengaja sumpah."
Sowon memandangnya sengit.
"Tapi gue gak ngerasa apa-apa tuh. Gak ngerasa empuk—"
"BANGSAD!"
BAK BUK BAK BUK!
Sowon memukuli Bobby dan menendang Bobby sepenuh tenaga. Bobby langsung melarikan diri dan pertengkaran terjadi.
Sowon melempari Bobby menggunakan bantal mahalnya sedangkan Bobby bersembunyi dibalik kursi. "Heh lo mesum sini!"
"Gue gak mesum! Gue kan gak senga—"
BUK!
Sowon memukul wajah Bobby dan terus memukul lelaki malang itu hingga jatuh ke lantai. Sowon ada di atasnya tetap memukuli Bobby hingga wajah lelaki itu sedikit ungu.
Poor Bobby :(
SRET Bruk!
BAG BUK BAG BUK!
Sekarang Bobby ada di atas Sowon dan mulai memukuli dan menjambak rambut Sowon hingga rambutnya rontok dimana-mana.
Kalo ada orang masuk bakal salah sangka gara-gara posisinya mereka nih.
ekhem.
"SIALAN WEH SAKIT!"
"RASAKAN PEMBALASANKU!"
"LO YANG AWALNYA GREPE GREPE GUE WEH!
"GUE GAK SENGAJA ANJIR!"
"MESUM!"
"GUE GAK MESUM!"
CUT
KAMU SEDANG MEMBACA
apartment; ikon gfriend ✔️
Fanfiction6 'innocent' girls staying with 7 'bad'boys? non baku! AU! © puffysnow, 2017 #153 in Fanfiction [22/08/17]