Pada kenyataannya, ada waktu dimana RMB tidak banyak membantu. Di pertandingan kedua, Chuyan masih memainkan Ying Zheng, namun ia terus menerus disiksa oleh Assassin milik musuh dan mati dengan menyedihkan. Di dalam game, Ying Zheng adalah seorang Mage; meskipun ia memiliki kemampuan yang membuatnya lebih mudah untuk melindungi dirinya sendiri daripada Champion seperti Xiao Qiao, seorang Mage tetaplah peran terlemah di dalam game.
Xiang Nuan juga berpikir untuk membeli Ying Zheng, tapi ia akhirnya memutuskan untuk tidak jadi membelinya setelah ia melihat Chuyan mati lagi dan lagi bersama dengannya.
Gadis itu teringat frasa yang sering disebutkan di dalam semua buku strategi untuk para pemain baru : Tidak ada Champion yang buruk, hanya ada permainan yang buruk.
Saat memainkan Ying Zheng, mustahil untuk membunuh semua orang; namun tanpa dia, pemain seharusnya tidak akan selalu kalah. Kuncinya adalah gaya bermain setiap orang dan jenis champion yang cocok dengan gaya bermain mereka. Seseorang bisa saja memainkan si jelek Arthur, yang diberikan secara gratis padanya, dan terus menang sampai menjadi Master.
Setelah pertandingan berakhir Chuyan mulai menjelaskan analisa pertandingan tersebut kepada Xiang Nuan : Untuk pertandingan yang tadi, kita tidak punya line up yang bagus.
Xiang Nuan berpikir sendirian, maaf, aku tidak paham?
Chuyan : Kita tidak punya tank.
Peran tank adalah untuk menjadi benteng terdepan bagi timnya dan menerima damage, layaknya sebuah dinding kokoh yang melindungi semua champion lemah di dalam timnya. Dengan perlindungan dari seorang Tank, maka seorang Marksman dan Mage akan bisa bersembunyi di belakang Tank dan menyerbu musuh, bertindak seperti artileri.
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...