Di awal pagi hari, Zheng Dongkai bangun dan pergi ke kamar mandi dalam kondisi setengah sadar. Setiap kamar asrama memiliki kamar mandi mereka sendiri. Biasanya, kamar mandi putra selalu kotor, tapi syukurlah karena kamar mandi mereka tidak seperti itu.
Itu karena Lin Chuyan tidak akan mengizinkan hal semacam itu terjadi. = =
Namun, Lin Chuyan tidak mau repot-repot untuk membersihkan kamar mandi itu sendiri. Pekerjaan membersihkan kamar mandi itu menjadi tanggung jawab bagi ketiga budaknya. Setiap semester, kamar asrama mereka akan terdaftar dalam daftar kamar model terbaik.
Di jam seperti ini di pagi hari, Zheng Dongkai masih belum sepenuhnya terbangun. Pemuda itu ke kamar mandi untuk melegakan dirinya sendiri di pagi musim dingin yang dingin itu.
Ia melihat Lin Chuyan di kamar mandi. Apa yang sedang dilakukannya di dalam kamar mandi?
"Ah!!!" Zheng Dongkai menjerit, ketakutan.
Keributan itu membangunkan kedua teman sekamar mereka yang lain.
Lin Chuyan meliriknya lalu berkata sekenanya : "Kudengar Rumah Sakit Taikang di seberang universitas sedang membuka promosi baru akhir-akhir ini. Siapa saja yang mencapai peringkat Master di Kings of Glory akan mendapatkan diskon 50% untuk sunat. Jadi-----sebaiknya cepatlah jadi Master."
"Apa-apaan sih, itu bukan inti masalahnya, tahu!" kata Zheng Dongkai : "Lin Chuyan, mengapa kau mencuci pakaian? Ini bukan celana dalam ataupun kaus kakimu; ini adalah-----"
Lin Chuyan dengan cepat menutupi mulut pemuda itu.
Lin Chuyan lebih tinggi dari Zheng Dongkai. Lengannya melingkari leher Zheng Dongkai untuk mencapai mulut pemuda itu. Zheng Dongkai merasa mulut dan hidungnya dipenuhi dengan bau sabun deterjen. Tubuhnya terseret ke samping, hampir saja terpeleset.
Maomaoqiu dan Dayu tak sengaja mendorong pintu kamar mandi terbuka tepat pada saat itu.
Mereka tadi hanya mendengar jeritan itu dan bergegas untuk menyelamatkan Zheng Dongkai. Keduanya tercengang tatkala melihat apa yang sedang terjadi di dalam kamar mandi.
Zheng Dongkai tampak agak kusut dan Lin Chuyan sedang menutupi mulut Zheng Dongkai dengan tatapan berbahaya di wajahnya seolah-olah ia sedang mencoba memaksa Zheng Dongkai untuk melakukan sesuatu yang tidak patut dibicarakan.
"Kami permisi!" Maomaoqiu menutup pintu kamar mandi.
Zheng Dongkai merasa tak berdaya.
Lin Chuyan melepaskannya dan pemuda itu merapikan bajunya untuk keluar dari kamar mandi. Dengan wajah pahit, ia berkata pada Maomaoqiu dan Dayu : "Bisakah setidaknya kalian ini bersikap sedikit ragu sebelum menjualku begitu saja?"
"Dongkai, dia benar-benar melakukannya padamu? Aku tahu itu, aku tahu dia akan melakukan hal seperti itu cepat atau lambat! -------Tapi tidakkah yang tadi itu dia terlalu cepat.....?"
"Tidak, tidak, tidak seperti itu. Jangan mengarang cerita."
"Lalu mengapa kau menjerit tadi?"
Zheng Dongkai dengan bahagia melaporkan : "Chuyan sedang mencuci baju!"
"Omong kosong, kapan dia pernah mencuci pakaian selain pakaian dalam dan kaus kakinya sendiri? Bukankah dia selalu punya tukang laundry yang datang untuk mengantarkan dan mengambil baju-bajunya? Aku merasa dia malah menghabiskan uang lebih banyak ke tukang laundry itu daripada untuk membeli makanan."
Zheng Dongkai punya kesan bahwa Lin Chuyan begitu pemalas hingga ia takkan pernah melakukan apapun yang melibatkan pekerjaan kasar, bahkan jika itu berarti ia harus kelaparan. Memang akan sulit bagi orang biasa untuk memahami logika orang yang super pemalas.
Namun, hari ini Lin Chuyan sedang mencuci sepasang sarung tangan.
"Itu adalah sepasang sarung tangan yang dipakainya saat ia pulang hari Minggu, sarung tangan putri kecil itu."
-----------
Baik Lin Chuyan maupun Xiang Nuan, keduanya tiba lebih awal beberapa menit di meeting reguler klub di hari Kamis.
Lin Chuyan mengenakan syal Kasmir berwarna kelabu terang di sekitar lehernya. Dagunya terbalut oleh syal yang lembut dan hangat itu, membuatnya tampak lebih lembut dari biasanya.
Bahkan potongan rambutnya tampak jauh lebih baik hari ini.
Lin Chuyan memiliki potongan rambut dibelah tengah, dengan bagian rambut mengembang dengan ikal kecil di bagian belakang. Xiang Nuan bertanya : "Di mana kau mengeriting rambutmu? Itu tampak begitu alami."
"Aku tidak mengeritingnya. Rambutku memang keriting secara alami."
Xiang Nuan merasa iri dengan rambut keriting alaminya itu dan, sambil menopang dagunya, gadis itu menatap rambut pemuda itu dengan penuh perhatian. Lin Chuyan merasa sedikit tidak nyaman dibawah tatapannya : "Apa sih yang kau lihat?"
Xiang Nuan tersenyum : "Kupikir kalau kau mewarnai rambutmu dengan warna kelabu putih, itu pasti akan terlihat sangat bagus juga."
"Mengapa harus kelabu putih?"
"Soalnya nanti kau akan punya warna rambut yang sama seperti Zhuge Liang."
Game itu lagi. Gadis ini benar-benar kecanduan serius dengan game itu.
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
Yeah, itu gambar Zhuge Liang. Sama seperti Xiang Nuan, aku juga suka dia.😍
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...