Menghitung rumus-rumus selalu membuat Xiang Nuan mengantuk. Setelah belajar setelah beberapa lama, gadis itu mulai menguap.
Shen Zemu memeriksa jam tangannya. Sekarang masih terlalu awal untuk merasa mengantuk.
Xiang Nuan mengeluarkan sekaleng kopi dari kantong plastiknya. Saat gadis itu menyadari bahwa Shen Zemu sedang menatapnya, tatapan mata pemuda itu seperti orang yang ingin meminta kopinya tapi terlalu malu untuk meminta. Jadi gadis itu memberikan kaleng kopi itu pada si pemuda.
Gadis itu merasa senang karena ia telah membeli beberapa kaleng kopi.
Shen Zemu mengambil kaleng kopi itu dan membukanya. Kaitan pembuka kaleng memang kadang sulit untuk dibuka pada jenis kaleng seperti ini.
Kemudian Shen Zemu mengembalikan kaleng kopi itu pada si gadis.
Xiang Nuan menyadari bahwa pemuda itu telah menyalahartikan maksudnya. Meskipun gadis itu tidak perlu dimanjakan seperti ini, ia masih tetap merasa terkesan dengan sikap gentleman pemuda itu. Gadis itu mendorong kopi itu pada si pemuda sambil tersenyum : "Minumlah. Aku masih punya banyak."
"Aku tidak mengantuk."
"Kalau kau mengantuk nanti, beritahu aku. Aku punya banyak kopi ini."
"Baiklah."
Ketika Xiang Nuan mengangkat kaleng untuk meminumnya, Shen Zemu mendadak menghentikannya : "Tunggu."
"Ada apa?"
"Bukankah itu terlalu dingin?" Pemuda itu menunjuk kaleng logam itu, mengingat rasa dinginnya sewaktu ia memegangnya tadi.
"Itu tidak masalah. Aku sehat kok." Shen Zemu menarik kaleng itu dari tangan si gadis ketika gadis itu masih bicara.
Pemuda itu lalu menyimpan kaleng itu di dalam mug, lalu pergi keluar untuk mengisi mug itu dengan air panas.
Kopi di dalam kaleng itu dengan cepat menghangat setelah direndam dalam air panas dalam waktu yang singkat.
Xiang Nuan mengusap air di kaleng dan memegang kaleng itu dengan kedua tangannya. Kehangatan lalu menyebar dari jarinya ke dalam hatinya.
Ia tersenyum pada si pemuda : "Terima kasih, Xuezhang." Mata cerah gadis itu memantulkan cahaya dalam ruangan itu, membuat kedua mata itu bersinar semakin cerah.
Shen Zemu menundukkan kepalanya : "En." Pemuda itu membalikkan lembaran buku teksnya seolah tak ada apapun yang terjadi, meskipun tampaknya ia membalikkan halaman-halaman itu terlalu cepat.
Setelah meminum satu kaleng kopi, Xiang Nuan tidak merasa ada suntikan energi dalam dirinya. Gadis itu berdiri untuk pergi keluar untuk mencari udara segar. Ia percaya bahwa alasan rasa kantuknya adalah karena ia kekurangan oksigen karena ada terlalu banyak orang di dalam ruangan yang sama.
Meskipun Shen Zemu sedang menunduk menatap bukunya, perhatiannya berada di tempat lain.
Setelah Xiang Nuan meninggalkan ruangan, seorang mahasiswa berjalan mendekati bangkunya, ia tampak agak mencurigakan. Pemuda itu berjalan semakin dekat dengan bangku Xiang Nuan dan dengan cepat menyelipkan sebuah pesan ke dalam buku gadis itu.
Shen Zemu melihat dengan sangat jelas seluruh kejadian itu.
Setelah mahasiswa itu pergi, Shen Zemu mengambil pesan itu dari dalam buku dan melirik pesan itu sekilas.
...... Hehe, anak muda zaman sekarang, saat ini sudah hampir ujian akhir dan mereka masih saja tidak melewatkan kesempatan untuk mencari gadis-gadis. Mereka pantas untuk gagal dalam ujian akhir mereka.
Shen Zemu menyobek pesan tersebut menjadi empat bagian sambil memasang wajah dingin, lalu ia meletakkan sobekan kertas itu di dalam sakunya. Tak ada keraguan atau pun rasa malu dalam tindakannya itu, seolah-olah yang dilakukannya itu adalah suatu keadilan yang nyata.
Seorang mahasiswi datang sambil membawa bukunya di tangan dan dengan merona malu ia bertanya kepada Shen Zemu : "Shen Xuezhang, bolehkah, bolehkah aku duduk di sebelahmu?"
...... Hehe, anak gadis zaman sekarang, ujian akhir sudah berada di depan mata dan mereka masih saja tidak melewatkan kesempatan untuk mencari pemuda untuk menjadi pasangan mereka. Mereka pantas untuk gagal dalam ujian akhir mereka.
Shen Zemu tetap memasang wajah tanpa ekspresinya dan menggelengkan kepalanya : "Kurasa tidak."
Gadis itu menjadi sangat sedih dengan penolakan itu. Ia menoleh untuk menatap ke arah kursi Xiang Nuan dan bertanya kepada Shen Zemu : Shen Xuezhang, apakah kau benar-benar pacaran dengan Xiang Nuan sekarang?"
Shen Zemu mengerutkan bibirnya, tidak mengakuinya maupun menolaknya.
Si gadis mengerti dan pergi dengan hati yang patah.
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
Storie d'amoreXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...