Ini adalah momen bersejarah, si pemuda yang berpotongan rambut tidak rapi bertemu dengan si gadis yang mengenakan kacamata hitam.
Masing-masing berhenti sekitar dua atau tiga langkah dari yang lain, saling menatap satu sama lain dalam diam. Angin sepoi-sepoi menghembus puncak pohon ash tua di depan kedai kopi, menjatuhkan beberapa dedaunan kuning dari cabangnya, terjatuh berputar ke tanah.
Sepertinya berniat untuk menambahkan kecanggungan pada atmosfer di antara mereka.
Xiang Nuan bahkan mengira bahwa ia mungkin hanya berimajinasi saat mendengar suaranya sendiri tadi.
Lin Chuyan : "Kau Nuannuan?"
Gadis itu yakin bahwa ia tidak hanya sedang berimajinasi ketika si pemuda membuka mulutnya. Itu benar-benar suara yang sangat familiar.
Xiang Nuan bersikap tenang, namun di dalam pikirannya, gadis itu sedang memperdebatkan apakah ia sebaiknya berbalik dan berjalan menjauh atau malah kabur saja sekalian......
Lin Chuyan melirikkan matanya ke atas sedikit untuk menatap ke atas ke arah langit, lalu pemuda itu menanyakan pertanyaan kedua setelah mereka saling bertemu satu sama lain, "Hari ini berawan, mengapa kau memakai kacamata hitam?"
Xiang Nuan menyadari bahwa pemuda itu belum mengetahui siapa dirinya sebenarnya.
Kesadaran ini membuatnya tenang. Gadis itu mendorong bingkai kacamatanya ke atas perlahan dan mencoba menemukan alasan yang lebih meyakinkan. "Aku menghabiskan banyak uang untuk membelinya, dan aku tak ingin menyia-nyiakan uangku."
Lin Chuyan memandang sekali lagi pada kacamata Ray-Ban di hidung mancung gadis itu. Kualitas kacamata itu membuat si pemuda teringat pada pedagang kaki lima yang akan berseru ketika kau lewat, "Belilah barang-barang ini, semuanya hanya 2 RMB, semuanya hanya 2 RMB......."
Sewaktu masih di bus, Lin Chuyan sudah merasa bahwa gadis ini bertingkah aneh. Dengan kacamata besarnya ini, gadis itu terus memandanginya diam-diam. Yang lebih aneh lagi adalah perasaan bahwa ia sudah pernah melihat gadis ini di suatu tempat.
Memangnya seperti ini ya perasaan saat bertemu langsung itu?
Entah mengapa rasanya perasaan itu bukan mengarah pada pertemuan langsung mereka ini.......
Lin Chuyan menyimpan pemikirannya itu untuk lain waktu dan berjalan ke arah Xiang Nuan, lalu mengulurkan tangannya, "Aku Lin Chuyan."
Xiang Nuan menatap tangan pemuda itu, yang kurus dan panjang. Namun, tangan ini baru saja mengelus bokong pria lain beberapa kali...... Gadis itu merasa agak jijik dengan itu, tapi apa yang bisa ia lakukan? QAQ
Baiklah, pemuda itu melakukannya untuk alasan yang baik dan aku tidak seharusnya memandang hina seorang pemuda yang baik........ Xiang Nuan meyakinkan dirinya sendiri untuk menjabat tangan pemuda itu.
Telapak tangan pemuda itu cukup hangat.
"Aku Xiang Nuan." Gadis itu berkata dengan suara kecil.
Lin Chuyan menjawab dengan "en", lalu mendorong terbuka pintu kedai kopi sehingga mereka berdua bisa memasukinya.
Di dalam kedai kopi suasananya lebih gelap, tetapi Xiang Nuan masih tidak mau melepas kacamata hitam "mahal"nya itu, membuatnya tampak semakin mencolok. Gadis itu berjalan seperti orang buta, menabrak sebuah meja, dan hampir saja terjatuh.
Lin Chuyan menangkapnya tepat waktu.
"Apa yang ingin kalian pesan?" tanya si kasir.
Daftar menu yang ditempel di dinding adalah tulisan tangan dan agak acak-acakan. Lin Chuyan melirik Xiang Nuan yang sepertinya sangat kesulitan untuk membaca menu dengan memakai kacamatanya.
Xiang Nuan berkata, "Aku mau latte dan sepotong tiramisu."
Lin Chuyan bukanlah seorang peminum kopi, ia memesan secangkir teh putih.
Keduanya membawa pesanan masing-masing dan menemukan tempat untuk duduk. Kemudian..... uhm.
Ini mungkin adalah apa yang terjadi pada sebagian besar hubungan persahabatan yang berkembang dari dunia maya sebelum pertemuan pertama mereka. Kecanggungan sangat menguasai ketika mereka mencoba mengawali pembicaraan.
Lin Chuyan menundukkan matanya untuk mengamati gadis itu diam-diam.
Gadis itu memiliki wajah berbentuk oval dengan kontur halus dan kulit lembut. Hidungnya kecil dan mancung, bibirnya berbentuk indah.
Pemuda itu menatap setengah wajah si gadis yang tak terhalang kacamata hitam dan ia tak bisa menyebutkan kata "jelek" untuk si gadis sama sekali.
Mungkin dia punya tanda lahir di wajahnya? Apakah itu alasannya mengapa dia memaksa untuk mengenakan kacamata hitam?........ Lin Chuyan merasa terkejut dengan pemikiran liarnya sendiri.
Xiang Nuan tidak tahu harus mengatakan apa, jadi ia terus memakan kuenya. Gadis itu merasa senang karena ia ternyata cukup bijak untuk memesan kue, karena kalau tidak, ia takkan tahu harus melakukan apa sekarang.
Namun, Lin Chuyan memasang ekspresi aneh di wajahnya ketika Xiang Nuan mulai melakukan gigitan pertamanya.
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
Nuannuan dodol... kamu pikir salah siapa makanya Chuyan sampai ketemu orang mesum? salahmu lah..... hahahahaha
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...