Ada dua topik untuk meeting malam ini. Satu adalah mengenai pemilihan untuk anggota klub yang paling luar biasa. "Semua klub dan kelas akan memilih siswa yang menurut mereka paling luar biasa dari grup mereka masing-masing. Klub kita memiliki dua tempat kosong yang tersedia. Kalian semua bisa mendaftar lebih dulu, dan kita harus voting soal itu nanti." kata Presiden Waiwai.
Yang satu lagi adalah mengenai kompetisi Esports.
"Aku sudah mengurus semua sponsornya." Waiwai menegaskan, menunggu semua orang bertepuk tangan untuknya.
Semua anggota bertepuk tangan dengan sungguh-sungguh untuk Presiden mereka itu.
Kemudian, Waiwai menjadi terbawa suasana dan mulai menjadi banyak bicara.
Xiang Nuan menjadi bosan, dan mulai menggambar di buku tulisnya.
Chuyan bersikap seperti mahasiswa yang baik, duduk menghadap ke depan dan menatap Waiwai dengan tatapan serius di wajahnya.
Xiang Nuan menggunakan ujung pensilnya untuk menyentuh lengan pemuda itu.
Lin Chuyan memiringkan kepalanya untuk menoleh ke arah si gadis dan mengangkat alisnya.
Xiang Nuan berbisik : "Jangan bergerak."
Pemuda itu melihat buku halaman si gadis sudah dibuka ke halaman yang baru. Gadis itu sudah mulai menggambar outlinenya dengan pensil karbon di atas kertas yang kosong. Pemuda itu menyadari apa yang sedang dilakukan si gadis dan memutar tubuhnya menghadap ke arah gadis itu. Dengan satu siku bersandar di atas meja kursinya, pemuda itu menggunakan bagian belakang tangannya untuk menopang bagian sisi wajahnya untuk menatap si gadis dengan kepala ditengadahkan.
Dia benar-benar tahu bagaimana cara berpose....... Xiang Nuan tertawa. Lalu gadis itu berkata : "En. Senyum."
Lin Chuyan tampak sangat tampan ketika ia tersenyum. Pemuda itu benar-benar santai, dengan senyuman tipis di bibirnya dan tatapan lembut di matanya.
Xiang Nuan menggambar dengan sangat cepat.
Buku tulisnya itu tidak bergaris. Gadis itu menyebutnya "buku tulis telanjang" miliknya. Gadis itu suka menggunakan buku tulis telanjangnya itu.
Xiang Nuan telah mempelajari beberapa cara dasar menggambar di bawah petunjuk ayahnya. Namun gadis itu tidak memiliki kesabaran yang cukup dan hanya memiliki kemampuan dasarnya saja. Pada waktu itu, si gadis merasa bahwa pelajaran menggambarnya itu sungguh sebuah siksaan. Setelah ia tidak perlu mempelajarinya lagi, barulah gadis itu menemukan kesenangan saat menggambar. Sekarang ia akan menggambar untuk bersenang-senang setiap kali ia merasa bosan, meskipun ia tidak terlalu ahli dalam melakukannya.
Xiang Nuan hanya menggunakan beberapa menit saja untuk menyelesaikan menggambar Lin Chuyan. Gambar itu....... pada dasarnya berhasil menggambarkan wajah pemuda itu.
Gadis itu merasa bahwa gambar itu kekurangan sesuatu. Setelah merenung beberapa lama, si gadis terkikik dan menambahkan sepasang telinga rubah berbulu di atas kepala pemuda itu. Sketsa Lin Chuyan dengan telinga besar seperti itu terlihat lebih imut.
Kemudian Xiang Nuan menulis :
Untuk : Lin Daji
Dewa Nuan, 11, 11
Sudah selesai. Xiang Nuan menatap sepasang telinga rubah berbulu itu dan merasa cukup puas dengan itu. Gadis itu menyobek kertas itu dari buku tulisnya dan menyerahkannya pada Lin Chuyan.
Lin Chuyan menganggap gambar dirinya itu cukup menarik. Pemuda itu menggapaikan jemarinya ke arah Xiang Nuan. Ketika si gadis mendekat, pemuda itu juga mendekat dan berbisik di dekat telinga si gadis : "Terima kasih."
Suara yang sengaja dipelankan itu sungguh sangat menyenangkan bagi telinga. Tanpa ada hubungannya dengan apa yang dikatakan pemuda itu, suaranya benar-benar menyenangkan.
Si gadis kembali duduk lurus dan mengusap telinganya dengan cepat.
Setelah meeting itu selesai, Lin Chuyan memasukkan gambar itu ke sakunya dan berkata pada Xiang Nuan : "Aku akan membelikanmu cemilan larut malam."
"Tentu saja."
Xiang Nuan menyelipkan pensilnya di dalam buku tulis dan berjalan keluar bersama Lin Chuyan.
Ketika mereka melewati Shen Zemu, Xiang Nuan diam-diam memandang ke arahnya dan menemukan bahwa pemuda itu juga ternyata sedang memandang ke arahnya. Gadis itu merasa seolah ia tertangkap basah dan bergegas melambai ke arah pemuda itu dengan senyum cerah : "Xuezhang, kami akan pergi sekarang. Sampai jumpa!"
"En." Shen Zemu mengangguk, tanpa kata-kata lainnya.
Xiang Nuan merasa sedikit hampa setelah mereka berjalan keluar dari serikat mahasiswa.
"Apa yang ingin kau makan?" tanya Lin Chuyan.
Mood gadis itu langsung berubah : "Aku ingin makan oden dan jagung."
Ada sebuah toko serba ada yang buka 24-jam di seberang jalan dari gerbang timur kampus. Toko itu punya oden yang sangat lezat, juga ada jagung, roti, sandwich, bubur, dan sup.
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...