Those Sweet Times Chapter 7 Part 2

391 53 17
                                    

Kampus utama Universitas Nanshan berusia lebih dari seratus tahun, sebagian bangunan tuanya dibangun pada awal abad ke-20. Terdapat banyak pepohonan raksasa di kampus yang menyelimuti halaman kampus dengan dedaunan kuning di tengah angin musim gugur. Ada beberapa turis yang berfoto di tengah pemandangan tersebut.

Saat itu adalah pertama kalinya Xiang Nuan mengunjungi kampus utama. Mereka menyelesaikan urusan mereka dengan komite dan Waiwai mulai memberinya tur di sekitar wilayah itu, bahkan menjelaskan fakta sejarah mengenai beberapa peristiwa penting. Mereka berjalan menuju ke taman batu dengan patung seorang lelaki yang mengalirkan air mancur di dekat taman tersebut. Xiang Nuan berhenti untuk menonton ikan-ikan koi di air mancur tersebut dan melemparkan potongan rotinya untuk memberi makan ikan-ikan itu.

Tiba-tiba ia mendengar seseorang bicara di belakang bebatuan dengan nada yang dipenuhi kekesalan,

"Itu layak dihargai 200.000 dan kau hanya menjualnya dengan harga 120.000? Bagaimana bisa aku mendapatkan anak sepertimu? ........Di mana kau, keluarlah dan datang ke sini!"

Pria itu meneriakkan kata-kata yang terakhir tadi, mengejutkan Xiang Nuan dan menyebabkan gadis itu menjatuhkan semua sisa potongan rotinya ke dalam air.

Di saat yang sama, di dalam sebuah resort yang jauh dari kota, Lin Chuyan sedang berendam dalam mata air panas di sebelah ponselnya yang disetel dalam mode speaker.

Ponsel itu hampir bergetar saat Lin Xueyuan berteriak pada pemuda itu.

Lin Chuyan tidak merasa terganggu, ayahnya berada begitu jauh, dan tak ada apapun yang bisa dilakukan ayahnya kepadanya. Pemuda itu dengan malas bersandar ke dinding kolam mata air panas dan berkata, "Ayah, tenanglah. Sejak awal, jam tangan itu memang milikku. Apa kau lupa? Benda itu adalah hadiah ulang tahunku yang ke-18 dari Paman Liu."

"Hehe, dan kau sama sekali tidak malu untuk menyebutkan hal itu kepadaku? Kalau kau bukan anakku, memangnya dia akan memberikan apapun untukmu?! Selain itu, aku harus mengembalikan kebaikannya itu saat anaknya berulang tahun nanti. Jadi bagaimana bisa kau mengatakan bahwa jam itu hanya milikmu?"

"Ayah, jangan marah. Sebenarnya, aku tidak benar-benar menjual jam itu. Jam itu berada di pegadaian; dan itu bisa dibeli kembali dalam tiga bulan."

"Biarkan aku menerjemahkan itu untukmu : Aku dengan tak tahu malunya telah menggadaikan jam itu demi uang. Sekarang jika kau tak ingin terpisah dengan benda itu, kau bisa menebusnya......... Benar, kan? Itu kan maksudmu?"

"Maafkan aku ayah, aku hanya terlalu lapar." Lin Chuyan mengubah taktiknya.

Tepat pada saat itu seorang pelayan memasuki ruangan itu setelah mengetuk, untuk mengantarkan beberapa buah dan minuman. Lin Chuyan memberinya tanda untuk meletakkan semuanya di dekat kolam.

Sebagian besar tubuh pemuda itu terendam dalam air, sementara kelopak bunga-bunga melayang di permukaan air. Uap mengaburkan bentuk tubuh dan wajah pemuda itu. Suasana di dalam ruangan itu cukup lembab; poni si pemuda yang basah, lembut dan berantakan, menempel di dahinya.

Si pelayan merunduk untuk meletakkan semuanya di bawah dan melirik ke arah air. Tsk, sayang sekali, kelopak bunga-bunga itu menghalangi pemandangan. Wanita itu tak bisa melihat apapun.

Pemuda itu tiba-tiba mengangkat kepalanya dan memberi tanda pada wanita itu agar ia diam-- --

Matanya yang berkilau menyipit, sudut mulut pemuda itu terangkat, dan jari telunjuknya yang ramping berhenti hanya beberapa senti dari bibir wanita itu...... Saat itu juga, si pelayan benar-benar memahami arti "cinta pada pandangan pertama."

Bagaimana bisa seseorang tampak begitu tampan....... Hanya itulah yang mampu dipikirkan wanita pelayan itu di dalam kepalanya.

Kemudian wanita itu merona dan meninggalkan ruangan itu.

Lin Chuyan tidak menyadari apa yang sedang berlangsung di dalam benak wanita pelayan itu. Seluruh perhatiannya tersedot pada sisi seberang telepon. Keragu-raguan sesaat Lin Xueyuan memberitahu si pemuda bahwa ayahnya sedang merasa kasihan kepadanya sekarang.

Namun tidak lama kemudian ayahnya mulai meneriakinya, "Aku berhenti memberi uang saku padamu adalah demi kebaikanmu sendiri. Lihatlah dirimu, kau tak bisa melakukan pekerjaan fisik atau membedakan beras dan gandum. Kau akan mati karena kelaparan jika kau ditinggalkan di tengah jalan. Memang sebegitu sulitnya bagimu untuk menemukan pekerjaan sambilan untuk menghasilkan uang bagi dirimu sendiri? Tidak bisakah kau menjadi tutor piano dengan semua sertifikat piano level 10 itu? Kau mendapatkan nilai penuh untuk Tes Sains Komprehensif dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Semua orang tua akan sangat bahagia memilikimu sebagai tutor anak-anaknya. Lihatlah pada dirimu sendiri......."

"Itu terlalu melelahkan." Lin Chuyan hanya menggunakan tiga kata untuk menjawab saran ayahnya tersebut.

"Tidak masuk akal! Saat aku masih kuliah, aku bahkan tidak memiliki sepasang sepatu yang layak! Aku tidur hanya 4 jam sehari dan melakukan 3 pekerjaan sambilan. Aku bertahan hidup!"

Lin Chuyan berkata pada dirinya sendiri : Aku berbeda denganmu, ayahku lebih kaya daripada ayahmu.

Tentu saja pemuda itu tidak mengatakan pemikirannya itu, kalau tidak ayahnya pasti akan meledak.

Lin Chuyan : Ayah, aku sangat mengagumimu. Tidak heran Ibu jatuh cinta padamu dari semua orang yang menyukainya.

Mengesampingkan fakta bahwa Lin Xueyuan terkadang menyimpan keinginan terpendam untuk melempar putranya ke tong sampah terdekat......... Pria itu harus mengakui bahwa putranya ini cukup berbakat dalam berbicara manis dan melembutkan kemarahanmu. Meskipun ia tahu bahwa putranya memiliki motif tersembunyi, tetap saja ia terjatuh dalam perangkap itu.

Orang seperti ini, di zaman kuno, akan menjadi salah satu pejabat licik berbahaya yang akan membully bawahannya dan menipu para atasannya.

Benar-benar orang yang mengerikan.

Lin Xueyuan mendengus dan berkata, "Jangan menggunakan trikmu padaku. Aku punya caraku sendiri untuk mendidikmu!"

..........

Xiang Nuan tidak menguping dengan sengaja. Gadis itu benar-benar ingin melihat ikan-ikan koi menyelesaikan memakan roti itu jadi ia tetap di sana lebih lama. Waiwai berdiri di sebelahnya dan mengangkat matanya untuk mendengarkan.

Ketika ikan-ikan koi itu selesai memakan roti, mereka beranjak pergi dan melihat si Ayah masih terus mengajari anaknya di seberang sana.

Lin Xueyuan menoleh untuk menatap mereka sembari bicara di telepon.

Xiang Nuan terkejut dengan tatapan tegasnya dan tergagap, "Ma- ma- maaf, kami hanya lewat sini......"

Lin Xueyuan tidak mengira ia akan membuat takut mahasiswa yang lewat. Ia merasa bersalah pada gadis itu, lalu ia menutupi ponselnya dengan sebelah tangan dan juga meminta maaf pada si gadis. "Maaf, putraku........" Pria itu menggoyangkan ponselnya sambil bicara, "Ia agak tak tahu malu."

Xiang Nuan merasa sangat canggung, putra seperti apakah gerangan yang mampu membuat ayahnya bercerita secara terbuka pada orang asing.

Waiwai bersikap seolah ia mengerti sepenuhnya. Ia mendekat untuk menepuk bahu Lin Xueyuan. "Santai saja, Kakak."

Lin Xueyuan menundukkan matanya untuk menatap tangan di bahunya, lalu melirik Waiwai dengan suara kasar, "Panggil aku Paman."

Waiwai dan Xiang Nuan bergegas meninggalkan pria itu sendirian.

Lin Xueyuan melanjutkan berteriak di ponselnya, "Jangan menganggap enteng semuanya hanya karena kau memiliki keluarga kaya. Setelah aku mati, aku akan menyumbangkan semua hartaku untuk amal dan takkan meninggalkan apapun untukmu!"

Sebuah suara tulus muncul dari ujung telepon, "Ayah, kuharap kau akan hidup selamanya."


To be continued


Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com

Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver

Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]Where stories live. Discover now