Ada rute bus khusus di antara kampus utama Universitas Nanshan dan kampus Yuanchi-nya yang membutuhkan waktu satu jam perjalanan. Untuk mempersingkat waktu, Shen Zemu melambaikan tangan memanggil taksi. Xiang Nuan ingin membagi dua bayaran taksinya setelah mereka turun. Shen Zemu melambaikan tangannya naik turun. "Kau ada di sini untuk membantuku, jadi aku yang akan membayar untuk itu."
Xiang Nuan mengerahkan segenap keberaniannya untuk melangkah lebih jauh, "Kalau begitu apakah kau juga akan membelikanku makan siang?"
Shen Zemu tertawa, "Tentu saja."
Xiang Nuan merasa seolah-olah ia sedang terbang.
Mereka berjalan menuju perpustakaan. Ada sebuah tempat kecil di sebelah perpustakaan yang khusus disediakan untuk digunakan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam klub. Tempat itu merupakan bagian kampus yang paling sering dilewati oleh para pejalan kaki, sebuah lokasi strategis bagi klub untuk menarik perhatian.
Selagi gadis itu berjalan, ia memetik sebuah ranting berdaun hijau dari sebuah pohon di pinggir jalan. Sangat jarang untuk menemukan pohon yang masih memiliki daun hijau saat ini. Gadis itu dengan gembira meletakkan ranting itu di antara giginya dan tersenyum.
Dalam Kings of Glory, Li Bai sang champion senang menggigit sebuah ranting berdaun hijau di mulutnya.
Mata Xiang Nuan bukanlah mata berbentuk almond yang khas; bulu matanya tebal dan lentik, dan sudut bagian luar matanya agak panjang dan sedikit miring. Saat gadis itu tersenyum, sudut bagian luar matanya akan naik sedikit, dan membuat matanya semakin berkilau dan lucu.
Ketika Shen Zemu melihat gadis itu tersenyum sambil menggigit ranting, bersama cahaya matahari pagi yang menari di dahinya yang terpantul dari dedaunan, itu mengingatkannya pada barisan puisi dari dua puisi yang berbeda :
Dalam hari-hari mudaku, flamboyan dan berada di atas seekor kuda gagah, aku telah melihat seluruh bunga di Changan dalam waktu satu hari.
Kemudian pemuda itu berpikir : Rambut yang diikat ke atas itu rasanya cocok untuk gadis itu.
Xiang Nuan tidak tahu bahwa Shen Zemu sedang mengamatinya. Gadis itu merasa tidak perlu terlalu banyak bicara karena Shen Zemu juga tidak bicara apapun. Lagipula, ia selalu saja gugup ketika berada di dekat pemuda itu dan tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Ketika mereka tiba di tempat di sebelah perpustakaan, Shen Zemu meminta Xiang Nuan untuk menunggunya di sana. Pemuda itu pergi ke kantor untuk meminjam meja dan beberapa kursi dan mulai menyusunnya. Dengan poster yang telah dipasang, mereka akhirnya siap untuk bekerja. Xiang Nuan berdiri di sana seperti maskot dan akan duduk dari waktu ke waktu ketika ia merasa lelah.
Shen Zemu akan bertanggung jawab untuk menjelaskan acara tersebut kepada setiap mahasiswa yang lewat. Xiang Nuan merasa bahwa cara Shen Zemu berbicara rasanya seperti orang yang sedang mencoba menyimpan uangnya, mencoba untuk menggunakan sesedikit mungkin jumlah uang untuk mendapatkan hasil yang terbesar.
Jadi itulah alasannya mengapa ia selalu memberi kesan dingin dan terasing pada orang-orang.
Namun pada kenyataannya, pemuda itu tidak seperti itu. Sejak hari pertama gadis itu bertemu dengannya, si gadis tahu bahwa pemuda itu bukanlah orang yang dingin dan suka mengasingkan diri.
Justru kebalikannya, pemuda itu jauh lebih lembut dan penuh perhatian daripada kebanyakan orang lain.
Itulah alasan utama mengapa ia menyukai pemuda itu.
Mereka kemudian makan siang di kafeteria universitas.
Kafeteria di setiap kampus dibangun sangat identik satu sama lain. Tiga lantai pertama menjual hidangan umum dan harganya lebih murah. Lantai empat menyediakan hidangan yang lebih mahal. Mereka memesan dua porsi makanan yang digoreng dan satu porsi nasi karena Xiang Nuan tidak mau memesan nasi. Shen Zemu mengira gadis itu sedang diet, tetapi gadis itu malah memesan bakpau isi krim custard.
Dalam pandangan Shen Zemu, bakpau itu adalah untuk anak-anak.
Kostum yang dikenakan Xiang Nuan terlalu longgar untuknya dan pakaian tambahan yang dikenakannya membuat gadis itu tidak nyaman untuk memakan makanan dari piring. Gadis itu harus terus mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak mengotori kostum itu, karena mungkin benda itu adalah satu-satunya aset berharga milik Klub Esports.
Shen Zemu tak tahan dengan kejanggalan yang lagi-lagi dilakukan gadis itu, pemuda itu lalu menggunakan sumpit baru untuk mengambilkan makanan untuk gadis itu.
Xiang Nuan......... Xiang Nuan lagi-lagi merona.
Jantungnya yang berdetak semakin cepat menuntunnya untuk terus menjejalkan bakpau itu ke mulutnya sendiri. Selagi ia sedang sibuk makan, ponselnya bergetar.
Chuyan : Aku melihat seorang idiot, dan tiba-tiba saja aku teringat padamu tanpa alasan.
Xiang Nuan menunduk menatap ponselnya dan memutar bola matanya. Gadis itu membalas pesannya : Kau benar-benar tahu bagaimana caranya memulai suatu pembicaraan.
Chuyan : [gambar] [gambar]
Chuyan : Bukankah ini terlihat seperti orang tolol?
Ini Nuannuan : ..............................................
Gadis itu sangat terkejut sampai bakpau itu terjatuh dari mulutnya.
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
yeah.. di atas itu masih foto Li Bai~
ayoo tebak apa yang difoto sama Chuyan? wkwkwkwk
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...