Those Sweet Times Chapter 31 Part 2

242 32 8
                                    

Lin Chuyan menyadari ada sepasang sarung tangan biru muda pucat di atas meja dan bertanya : "Kau beli sarung tangan baru?"

Xiang Nuan mengangguk : "En. Aku kehilangan sarung tanganku."

Jadi gadis itu sudah lupa bahwa ia sudah memberikan sarung tangannya pada Lin Chuyan.

Lin Chuyan bergerak gelisah dengan sesuatu di dalam sakunya, tapi pemuda itu tidak mengatakan apapun lagi dalam topik itu.

Setelah meeting, Xiang Nuan tidak mau makan cemilan larut malam karena ia menemukan bahwa berat badannya sudah bertambah sekarang. Ketika Lin Chuyan mengantarnya pulang ke asramanya, mereka melihat seseorang menyalakan lilin di bagian depan asrama.

Cahaya lilin-lilin itu berkelap-kelip di malam yang gelap seperti bintang di seluruh halaman.

Banyak penonton yang sudah berkumpul.

"Apa ada seseorang yang sedang membuat peringatan kematian untuk hewan peliharaannya?" tanya Xiang Nuan pada Lin Chuyan.

Kemudian gadis itu melihat seorang pria di tengah keramaian, membawa buket penuh mawar di tangannya, berteriak ke lantai atas : "Xiang Nuan, aku menyukaimu!"

Xiang Nuan : "......................................."

Seseorang di lantai atas membuka jendela untuk berteriak membalas dengan suara bernada tinggi. Xiang Nuan mengenalinya sebagai suara Min Lili : "Xiang Nuan tidak menyukaimu. Pergi sana!"

Pria itu tidak bisa diyakinkan : "Bagaimana bisa kau bicara atas namanya?"

"Aku ini walinya, tahu!"

Merasa senang dengan perkembangan itu, Xiang Nuan menarik syalnya untuk menutupi wajahnya dan berkata pada Lin Chuyan : "Aku akan pergi dan masuk lewat pintu yang lain."

Tapi itu sudah terlambat. Seseorang sudah melihatnya dan memberi tahu pria tersebut.

Penonton selalu suka mengipasi api yang membakar.

Pria itu berjalan mendekat dengan mawar di tangannya. Xiang Nuan merasa sangat malu.

Ketika pria itu semakin mendekat, sebuah lengan direntangkan di depannya, menghalangi jalannya.

Itu adalah lengan milik Lin Chuyan. Lin Chuyan lebih tinggi dan kehadirannya tampak begitu arogan. Pemuda itu menatap pria itu dan berkata : "Xiang Nuan tidak menyukaimu."

"Sekarang kau ini siapa lagi?"

"Aku juga salah satu orang yang menyukainya."

Xiang Nuan merasa bahwa Lin Chuyan memang sangat hebat dalam mengarang sebuah cerita.

Pria itu berkata : "Baiklah, kalau begitu kita akan bertanding secara adil."

"Ini tidak akan adil. Kau lebih jelek dariku."

Sekarang Xiang Nuan merasa kasihan pada pria itu.

Kalau orang lain yang mengklaim bahwa ia lebih tampan, pria itu mungkin bisa membantahnya. Tapi ini adalah Lin Chuyan, orang yang memang terkenal dengan wajah tampannya. Sama sekali tidak ada kesempatan untuk membantah ketika Lin Chuyan mendeklarasikan bahwa seorang pria itu jelek.

Pria itu masih tidak mau mengakuinya dan berpaling pada Xiang Nuan untuk berkata : "Aku percaya bahwa kau bukan jenis orang yang hanya peduli soal tampang, iya kan?"

"Tidak." Xiang Nuan dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Aku benar-benar sangat peduli soal tampang."

Pria itu merasa sangat kecewa dan, syukurlah, akhirnya pergi juga.

Lin Chuyan terus bersama Xiang Nuan hingga pria itu berjalan menjauh, kemudian barulah pemuda itu mengucapkan selamat tinggal pada si gadis.

"Terimakasih." Xiang Nuan tak tahan untuk tidak tertawa saat ia teringat tentang apa yang baru saja terjadi.

"Sebenarnya," Lin Chuyan merasa bahwa ia harus menjelaskan : "Aku jarang mengkritik wajah atau penampilan orang lain. Tapi dia......." Pria yang tadi itu terlalu menyebalkan.

"Aku tahu. Terimakasih." Mata gadis itu berkilau di malam hari, mendongak menatapnya.

Lin Chuyan merasa jauh lebih baik dibawah tatapan sepasang mata itu. Pemuda itu tersenyum dan berkata : "Ayahku bilang kalau seseorang benar-benar peduli padamu, maka hal pertama yang harus dia pedulikan adalah perasaanmu."

Xiang Nuan berpikir bahwa kata-kata itu, meskipun sederhana, sungguh bermakna sangat dalam. Gadis itu mengangguk : "Paman adalah seorang pria yang bijak."

"En." Lin Chuyan menyetujuinya namun ia berpikir bahwa sayang sekali karena pria itu juga sangat pelit. Yah, tak ada pria yang sempurna.


To be continued


Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com

Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver

Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]Where stories live. Discover now