Invincible tercengang dan tak bisa berpikir saat ia menyadari bahwa ia telah kalah dalam pertandingan itu, rasanya semuanya adalah sebuah mimpi.
Ketika Xiang Nuan memintanya untuk memanggil gadis itu dengan sebutan "Papa," pria itu tersadar, dan wajahnya menggelap.
Waiwai adalah orang pertama yang mulai menepukkan kedua tangannya : "Panggil dia Papa! panggil dia Papa! Panggil dia Papa!"
Semua orang lain mulai mengikuti tingkahnya.
Sudah terlambat bagi Invincible untuk menyesal karena meng-upload pesannya bersama Xiang Nuan ke forum kemarin malam. Dan sekarang ia tidak punya cara untuk mundur dari semua itu. Pria itu lalu berkata dengan suara pelan : "Papa."
Xiang Nuan : "Aku tidak bisa mendengarnya."
"Papa!"
Para penonton meledak tertawa.
Invincible merasa sangat malu untuk tetap tinggal dan ia segera berdiri untuk pergi.
Orang-orang yang berdesakan di dalam ruangan itu memberi jalan baginya untuk lewat.
Saat ia hampir mencapai pintu, seseorang memanggilnya dari belakang, "Hei." Suaranya tidak keras namun sangat penuh penekanan.
Invincible berbalik untuk melihat.
Itu adalah Lin Chuyan.
"Kau belum meminta maaf." kata Lin Chuyan.
Semua orang mematri mata mereka pada Invincible. Bahkan teman-temannya yang datang bersamanya tampak menyetujui bahwa ia harus meminta maaf kepada Xiang Nuan.
Meminta maaf setelah melakukan kesalahan, itulah yang harus dilakukan oleh seorang pria sejati.
Pada saat itu, tak ada seorang pun yang mencoba untuk meledek atau menghinanya, semua orang hanya menatap Invincible dalam diam, menunggunya untuk meminta maaf.
"Aku minta maaf." kata Invincible dan akhirnya ia menundukkan kepalanya. Saat ia kalah tadi, ia tidak menundukkan kepalanya, saat ia memanggil Xiang Nuan "papa" juga tidak; tapi sekarang, akhirnya ia menundukkan kepalanya yang sombong itu.
Dengan permintaan maafnya itu, Xiang Nuan nyaris menjerit. Gadis itu dengan sengaja melengkungkan sudut mulutnya dan menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya sendiri. Gadis itu lalu berkata dengan senyuman : "Aku menerima permintaan maafmu."
Invincible merasa lega dan menjulurkan tangannya untuk membuka pintu.
"Tunggu sebentar." Lin Chuyan menghentikannya lagi.
"Apa lagi yang kau inginkan dariku?!" Invincible merasa tak tahan lagi
"Aku juga ingin bertarung satu lawan satu denganmu." Lin Chuyan menatap pria itu dengan tenang.
Invincible merasa kesal : "Ok, ayo kita bertanding. Kemarilah, ayo bermain solo. Apakah yang kalah juga harus memanggil yang menang sebagai Papa?"
"Satu lawan satu yang aku maksudkan adalah pertarungan di dunia nyata." kata Lin Chuyan, dan perlahan pemuda itu bangkit untuk berjalan mendekat ke arah Invincible. Pemuda itu berkata sambil berjalan : "Aku ingin berduel denganmu. Kalau kau laki-laki, terimalah itu." Dan setelah mengatakan itu, pemuda itu mengeluarkan sarung tangan entah dari mana dan melemparnya ke lantai. "Ayolah, orang jelek."
"Sialan, aku ini punya nama."
Dengan semua orang menatap ke arahnya, sangat sulit bagi Invincible untuk menolak duel antar pria seperti ini.
Namun, Invincible sudah belajar dari kesalahannya. Pria itu membuat sebuah kesempatan dengan Lin Chuyan. Duel ini hanya di antara mereka berdua saja. Tidak ada orang lain yang diizinkan untuk menonton pertarungan ini.
Lin Chuyan sudah menyetujuinya.
Waiwai merasa agak kecewa, karena ia tidak bisa menjual tiket lebih banyak.
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
Assalamu'alaikum,
🙏🙏🙏 seperti biasa mohon maaf ya atas keterlambatannya. Selamat membaca~
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...