Those Sweet Times Chapter 30 Part 1

269 35 8
                                    

Xiang Nuan begitu marah hingga gadis itu tanpa sadar mengeratkan genggamannya pada sumpit sampai buku-buku jarinya berubah memutih. Tangan Xiang Nuan tidak terlalu sesuai dengan bentuk tubuhnya yang ramping; kedua tangannya itu memang agak berisi. Kulit di bagian punggung tangannya itu sangat lembut seperti sutera...... Lin Chuyan mengelap telapak tangannya di celananya, seolah-olah ia ingin menghapus sensasi yang tersisa di telapak tangannya.

Xiang Nuan tidak menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Lin Chuyan. Si gadis, dengan tatapan marah di matanya, mengertakkan gigi dan berkata dengan enggan : "Apa sih sebenarnya yang sedang kau coba lakukan?"

"Aku melakukan semua ini untuk kebaikanmu." Lin Chuyan berkata sambil menyesap sedikit bir, tanpa gentar sedikitpun, lalu ia berbisik : "Coba cium tanganmu sendiri."

Xiang Nuan membaui tangannya sendiri.

Lin Chuyan : "Apa yang kau cium?"

Uhm, memang benar bahwa tangannya tercium sedikit aneh......

Gadis itu sudah mengupas udang tadi dan udang-udang itu berasal dari hotpot. Meskipun ia sudah mengelap tangannya tadi, aroma makanan itu masih tercium begitu kuat.

Lin Chuyan tidak menunggu jawaban si gadis dan bertanya lebih jauh : "Bukankah itu tercium seperti daging babi rasa seafood?" Selagi berbicara, kepala pemuda itu mendekat untuk berkata dengan suara yang bahkan lebih pelan bagi telinga si gadis sambil tertawa : "Katakan padaku, apa yang akan dia rasakan kalau tadi dia mencium tangan yang berbau seperti ini? Mungkin dia hanya akan semakin lapar......."

"Kau diam sajalah!"

"Tidak ada perbuatan baik yang tidak dihukum." Lin Chuyan terdengar seperti sedang memprotes.

"Baiklah, aku sudah salah paham padamu." Xiang Nuan mengayunkan mug bir di tangannya : "Sini, ayo bersulang."

Lin Chuyan menghentikan gadis itu : "Tidak perlu, aku tidak keberatan. Kau tidak perlu meminum semua itu."

"Tidak apa-apa. Daya tahanku cukup baik terhadap alkohol." Xiang Nuan mendorong pemuda itu menjauh sedikit dan meminum setengah bir yang tersisa di gelasnya dalam satu tarikan napas. Gadis itu mengelap bibirnya setelahnya dan berkata : "Sewaktu aku masih kecil, aku meminum Maotai[1] ayahku sembunyi-sembunyi di belakang punggungnya."

Gadis itu tidak mengatakannya keras-keras, namun Shen Zemu tak sengaja mendengarnya ketika pemuda itu sedang berbicara dengan orang lain. Pemuda itu berbalik untuk menoleh ke arah si gadis dan bertanya dengan sangat tertarik : "Lalu apa yang terjadi."

Xiang Nuan merasa sedikit tidak nyaman, gadis itu menggaruk telinganya : "Aku hanya meminum beberapa teguk saja, tidak sampai mabuk."

"Orang tuamu tidak menghukummu?"

"Tidak. Mereka tidak pernah menghukumku."

Shen Zemu sangat memahami orang tua gadis itu; ia juga tak akan menghukum gadis itu kalau ia punya anak perempuan yang cantik sepertinya.

Setelahnya, Xiang Nuan, seolah-olah ingin membuktikan bahwa dirinya sanggup minum banyak, gadis itu meminum bir seolah-olah itu adalah soft drink. Sudah terlalu banyak bir yang masuk ke kepalanya. Saat Lin Chuyan mengantarnya kembali ke asramanya malam itu, gadis itu melepaskan sarung tangannya sendiri untuk diberikan pada pemuda itu tepat di depan asrama.

Lin Chuyan merasa enggan untuk mengambilnya : "Aku tidak kedinginan."

"Pakai ini. Kalau wajahmu membeku sih tidak masalah, tapi tanganmu sama sekali tidak boleh."

"Mengapa wajahku boleh membeku tapi tanganku tidak?"

"Soalnya kau takkan bisa bermain game kalau tanganmu membeku."

"Lalu bagaimana dengan wajahku?" Lin Chuyan menggodanya : "Jadi wajahku tak berharga?"

Xiang Nuan mendongakkan kepalanya untuk memeriksa wajah pemuda itu. Setelah beberapa saat, gadis itu tersenyum : "Lin Chuyan, kau benar-benar tampan."

"Terimakasih, kau juga cantik." Pada akhirnya, Lin Chuyan mengenakan sarung tangan gadis itu di tangannya. Sarung tangan rajutan berwarna pink itu melebar tatkala dikenakan oleh tangan pemuda itu. Ada gambar-gambar kucing yang dirajut di punggung sarung tangan itu dan ada pom-pom kecil berwarna putih yang menghiasi sepanjang tepinya...... Benar-benar sepasang sarung tangan yang sangat girly.

Lin Chuyan mengenakan sarung tangan itu hingga pulang ke asramanya. Ketika Zheng Dongkai melihatnya, pemuda itu tersentak : "Jadi, apa yang mereka katakan di forum itu semuanya benar!"

"Apa yang mereka bilang?" Lin Chuyan melepaskan sarung tangan dan merentangkan jari-jarinya.

"Mereka bilang kau bersikap seperti gay dan bahkan menyatakan cinta pada seorang Xuezhang tampan di pertemuan itu. Dan mereka bilang kaulah uke-nya."

"Apa kalian semua percaya itu?"

Ketiga teman sekamarnya saling pandang satu sama lain dan kemudian dengan hati-hati memeriksa ekspresi Lin Chuyan. Mereka semua merasa itu adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Akhirnya, Zheng Dongkai bertanya dengan ragu : "Haruskah kami mempercayai itu atau tidak?"

"Bilang Ya kalau kalian mempercayainya. Tidak kalau kalian tidak percaya. Tentukan pilihanmu."

"Kami tidak percaya itu, tidak percaya, tidak percaya."

"Dan," Lin Chuyan meletakkan sarung tangan itu dengan rapi di atas mejanya, kemudian melepas jaketnya dan berkata bahkan tanpa memandang para teman sekamarnya : "Aku ini seme."

Zheng Dongkai kembali menjadi gelisah.

"Dongkai, apa kita ini terlalu percaya diri?" kata Dayu setelah Lin Chuyan pergi ke kamar mandi. "Bahkan kalau Lin Chuyan memang benar gay, dia takkan tertarik pada kita."

"Itu bahkan kedengarannya lebih buruk daripada kalau dia tertarik......."


To be continued


NB : [1] 茅台, Minuman keras Cina yang disuling dari sorgum yang difermentasi, kadar alkoholnya bisa lebih tinggi dari 53% dari seluruh volumenya.


Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com

Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver

Mohon maaf karena saya baru update, hehehe. Minggu lalu saya tidak bisa update, jadi minggu ini saya kasih 7 chapter ya untuk Chuyan. Selamat membaca~

Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]Where stories live. Discover now