"Lin Chuyan, kalau begitu apa harapan tahun barumu?" Xiang Nuan merasa penasaran.
Lin Chuyan menggenggam kaleng bir di salah satu tangannya sambil mengusap lapisan luar metal kaleng itu yang terasa dingin dengan jarinya. Pemuda itu tersenyum : "Aku akan memberitahumu kalau harapan itu menjadi kenyataan."
"Baiklah." jawab Xiang Nuan. Gadis itu menutupi mulutnya saat ia menguap, setetes air mata terbentuk di sudut matanya.
"Ayo," Lin Chuyan berdiri. "Ayo kita pulang."
"Pulang ke mana? Asramaku pasti sudah dikunci saat ini."
Xiang Nuan ingin kembali ke rumah sakit namun Lin Chuyan menganggap itu tidak perlu karena pihak rumah sakit akan merawat Min Lili. Selain itu, akan jadi sangat melelahkan untuk terus berada di rumah sakit sepanjang malam. Jadi pemuda itu mencari hotel terdekat dengan ponselnya dan menunjukkan salah satu hotel yang layak pada Xiang Nuan.
Mereka berdua lalu pergi ke hotel itu dan memesan dua kamar dengan ranjang yang besar.
Keesokan harinya, Xiang Nuan terbangun karena dering ponselnya. Setengah dari wajah gadis itu masih tetap tersembunyi di dalam bantal yang empuk ketika gadis itu menggapai ponselnya dengan linglung : "Halo?"
Itu adalah pertama kalinya Lin Chuyan mendengar suara si gadis di telepon tepat ketika gadis itu baru saja terbangun. Suara gadis itu lemah, sedikit tidak jelas dan agak sengau saat ia bergumam. Siapapun bisa tahu kalau gadis itu belum terbangun sepenuhnya.
Suaranya seperti telapak kaki kucing kecil yang mengetuk lembut ke dada pemuda itu, lembut, samar, namun agak menggelitik.
Lin Chuyan tertawa.
Mendengar pemuda itu tertawa, Xiang Nuan dengan cepat kehilangan rasa kantuknya : "Lin Chuyan, kau bodoh, apa sih yang kau tertawakan sepagi ini?"
"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin bertanya apa kau mau pergi untuk sarapan?"
"Tentu saja."
Pemesanan kamar itu sudah termasuk dengan sarapan pagi, yang artinya melewatkan sarapan sama artinya dengan membuang uang. Xiang Nuan memutuskan bahwa ia harus sarapan pagi sekenyang-kenyangnya.
Sarapan paginya disajikan dalam buffet. Xiang Nuan mengambil bermacam-macam hidangan, kemudian duduk. Gadis itu menatap jam tangannya dan bertanya pada Lin Chuyan : "Kompetisi final hanya tinggal dua jam lagi. Apa kau punya kepercayaan diri soal itu?"
"Mengapa isi pikiranmu hanya selalu tentang game itu." Lin Chuyan sedang mengupas telur rebus. Cangkang telur itu sangat sulit untuk dikupas. Pemuda itu memegang telur di satu tangan dan menggunakan tangan yang lain untuk mengupas potongan cangkang kecil dalam waktu lama. Cangkang yang sangat kecil terjatuh ke piring putih di bawahnya.
Mata Xiang Nuan mengikuti gerakan tangan pemuda itu, yang cukup menyenangkan untuk ditonton.
Dengan tangan yang seperti milik pemuda itu, apapun yang dilakukannya sangat memanjakan mata.
Lin Chuyan akhirnya mengupas seluruh cangkang telur itu dan menyadari bahwa Xiang Nuan sedang menatap tangannya. Pemuda itu mengangkat alis : "Kau mau ini?"
"Oh, tidak. Aku akan mengupasnya sendiri."
Pemuda itu memegang tinggi-tinggi si telur yang kelihatannya jelek itu : "Katakan sesuatu yang bagus untukku, dan telur ini akan menjadi milikmu."
"Dewa Chu adalah yang terhebat, aku menyerah."
Lin Chuyan tidak menyangka bahwa Xiang Nuan mampu mengubah topik apapun menjadi sesuatu yang berhubungan dengan game.
Pemuda itu dalam diam meletakkan telur di piring Xiang Nuan dan mengambil satu lagi untuk dikupas.
"Menurutmu champion apa yang akan digunakan Waiwai xuezhang hari ini?" tanya Xiang Nuan. Gadis itu sangat memperhatikan hal ini karena pemuda itu juga memainkan posisi sebagai Support. Baru saja gadis itu selesai bertanya, tiba-tiba gadis itu menaikkan nada suaranya dengan kaget : "Eh, Waiwai xuezhang?"
Lin Chuyan mengikuti arah pandangan gadis itu dan berbalik untuk melihat. Ia melihat Waiwai yang berdiri membeku tak jauh dari mereka.
Di belakang Waiwai, berdiri Yao Jiamu.
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
Haai... I'm back.. mohon maaf atas kesibukan saya yang ruarr byasah hehehe jadi baru update sekarang.
Selamat membaca.
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...