Those Sweet Times Chapter 36 Part 2

217 29 5
                                    

Diaochan adalah champion yang cantik. Ketika ia menggunakan kemampuan keduanya, ada sebuah waktu khusus yang kesempatannya sangat kecil, hanya beberapa milidetik saja, ketika gadis itu (Diaochan) menjadi tak terkalahkan. Jika seorang pemain mampu mengetahui waktu itu dengan tepat, maka gadis itu (Diaochan) bisa menghindari damage.

Kemampuan kedua Diaochan akan meningkatkan kemampuan bertahannya secara besar-besaran, memungkinkan gadis itu mampu untuk bertarung dengan musuh dalam jarak dekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kemampuan kedua Diaochan akan meningkatkan kemampuan bertahannya secara besar-besaran, memungkinkan gadis itu mampu untuk bertarung dengan musuh dalam jarak dekat. Jika ia memiliki perlengkapan yang lebih baik, ia akan mampu bertarung melawan tiga musuh lain hanya dengan menyanyi dan menari.

Untuk meningkatkan kekuatannya, gadis itu membutuhkan item yang bagus.

Diaochan membutuhkan banyak perhatian dari rekan setimnya, yang memberikan ia gold, exp, buff biru, dan semua peralatan bagus lainnya.

Ketika Xiang Nuan mengetahui soal ini, gadis itu merasa bahwa Diaochan dan Lin Chuyan sangatlah mirip. Mereka berdua tampak seperti orang-orang berkelas yang dipelihara dengan baik namun juga mudah terluka dan mati......

(Riyuu's comment : jadi memang cuma Xiang Nuan yang memahami Lin Chuyan dengan baik yaaa haahahahahaa)

Xiang Nuan memilih seorang champion support, Cai Wenji.

Sepanjang pertandingan itu, Lin Chuyan memainkan Diaochan dengan sangat baik dan tanpa membuat musuh merasa terganggu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepanjang pertandingan itu, Lin Chuyan memainkan Diaochan dengan sangat baik dan tanpa membuat musuh merasa terganggu. Satu-satunya champion yang membuat tim Black Space terganggu adalah Cai Wenji.

Cai Wenji adalah champion yang sederhana. Kemampuannya yang paling penting adalah menyembuhkan champion lainnya. Kemampuan keduanya adalah menyetrum musuh, tapi hanya untuk waktu yang tidak lama. Secara umum dia ini bukanlah champion yang benar-benar kuat. Namun Xiang Nuan memainkan Cai Wenji dengan sangat baik dalam pertandingan ini sampai musuh mereka merasa sangat kesal pada gadis itu.

Setelah tim Xiang Nuan memenangkan ronde pertama, Black Space melarang Cai Wenji untuk ronde berikutnya.

Xiang Nuan merasa ini sangat tidak adil. Biasanya hanya champion petarung sajalah yang terkena pelarangan. Tapi mengapa champion support yang dimainkannya juga dilarang? Champion-champion itu imut dan tidak pernah menjadi ancaman besar untuk siapapun. Mengapa mereka harus melarang champion support?

Karena Cai Wenji sudah dilarang, maka untuk bekerjasama dengan Lin Chuyan, Xiang Nuan memilih Zhuang Zhou sebagai championnya untuk ronde kedua mereka.

Mimpi buruk Diaochan yang paling mengerikan adalah dihantam oleh kemampuan crowd control, dan kemampuan terbaik Zhuang Zhou adalah melenyapkan crowd control dari rekan setimnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mimpi buruk Diaochan yang paling mengerikan adalah dihantam oleh kemampuan crowd control, dan kemampuan terbaik Zhuang Zhou adalah melenyapkan crowd control dari rekan setimnya. (Tambahan : Dengan kata lain, jika Zhuang Zhou menjadi musuh Diaochan, maka sudah pasti Diaochan akan kalah dengan menyedihkan, tapi jika Zhuang Zhou menjadi rekan Diaochan, maka mereka akan menjadi pasangan sempurna yang sulit dikalahkan.) Kedua champion ini bekerjasama dengan sangat baik.

Ronde kedua ini berlangsung bahkan jauh lebih lancar daripada ronde pertama untuk tim Xiang Nuan.

Ketika musuh mereka menemukan betapa dahsyatnya Diaochan, itu sudah sangat terlambat dan mendekati akhir pertandingan setelah champion itu tumbuh terlalu kuat. Bersama dengan kemampuan Lin Chuyan dan kerjasama dari seluruh timnya, tim Xiang Nuan memenangkan ronde kedua dengan mudah.

Kecuali adanya sesuatu yang mengganggu mereka di tengah-tengah pertandingan yang nyaris saja membuat mereka kalah dalam ronde tersebut.

Pada sebuah saat kritis dalam salah satu pertarungan tim mereka, Xiang Nuan tiba-tiba mendapatkan panggilan telepon. Gadis itu lalu teringat bahwa ia lupa mengatur ponselnya dalam mode silent. Gadis itu mereject telepon itu bahkan tanpa melihat siapa peneleponnya.

Panggilan telepon itu muncul kembali.

Kemudian gadis itu menyadari bahwa telepon itu dari ibunya.

"Lili, tolong aku untuk menelepon balik mamaku!" Xiang Nuan mematikan telepon itu lagi, lalu dengan cepat memberikan serangkaian nomor pada Min Lili, yang duduk di sebelahnya.

Karena ia sedang tak punya kerjaan hari ini, Min Lili datang untuk menonton mereka bermain. Gadis itu tidak tahu bagaimana caranya memainkan game itu dan hanya duduk saja dengan bosan.

Ketika Xiang Nuan meminta tolong padanya, Min Lili cepat-cepat meninggalkan ruangan itu untuk menelepon ibu Xiang Nuan.

Setelah ronde kedua berakhir, Xiang Nuan dan semua rekan setimnya bersorak dan ber-high five satu sama lain. Tim mereka akhirnya masuk ke final.

Min Lili kembali dengan ponsel gadis itu di tangannya dan berkata : "Nuannuan, orang tuamu ada di sini. Mereka menunggu di gazebo di sebelah danau."

"Apa? Mereka datang tanpa memberitahuku lebih dulu?" Xiang Nuan merasa ini agak aneh.

"Aku tidak tahu. Aku memberitahu mereka bahwa kau sedang berada di tengah-tengah game dan mereka bilang....."

"Mereka bilang apa?"

"Mereka ingin mentraktir makan siang untuk semua rekan setim-mu."

Xiang Nuan merasa sangat bingung.

Xiang Nuan merasa seperti ada sesuatu yang salah, seolah ia sudah melewatkan suatu detail yang penting, tapi ia tidak benar-benar tahu apa itu. Gadis itu berbalik untuk menatap rekan setimnya dan berkata : "Orang tuaku ingin mentraktir kalian semua makan siang. Apa kalian semua bersedia?"

Zheng Dongkai dan kedua temannya yang lain menatap ke arah Lin Chuyan. Sudah jelas siapa yang memegang kekuasaan di kamar asrama mereka.

Tidak seperti biasanya, Lin Chuyan tampak begitu serius dan berkata : "Akan sangat tidak sopan jika kami menolaknya."

Zheng Dongkai melirik Lin Chuyan dan menemukan pemuda itu mengepalkan tinjunya. Jelas sekali bahwa pemuda itu sedang gugup.

Hahahahahaha.......


To be continued


Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com

Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver

Champion di atas itu adalah Diaochan, Caiwenji dan Zhuang Zhou

Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]Where stories live. Discover now