Xiang Nuan sedang nyenyak tertidur. Tiba-tiba gadis itu bisa mendengar kebisingan di telinganya.
Gadis itu bangun perlahan dan otaknya akhirnya menyadari suara bising itu : "Lin Chuyan, suamiku, Lin Chuyan, suamiku! Hahahahaha...... Lin Chuyan, suamiku, Lin Chuyan, suamiku! Hahahahaha......"
Xiang Nuan seketika menjadi marah.
Gadis itu terlonjak bangun dan menatap Lin Chuyan, yang duduk persis di sebelahnya.
"Lin Chuyan, suamiku, Lin Chuyan, suamiku! Hahahahaha......Lin Chuyan, suamiku, Lin Chuyan, suamiku! Hahahahaha......" bergaung di telinganya.
Xiang Nuan menarik lepas headset di telinganya dan melemparnya ke samping.Lin Chuyan memanfaatkan waktunya untuk mengambil kembali headsetnya dan menatap gadis itu sambil tersenyum.
Xiang Nuan menarik napas panjang dan terus memberi tahu dirinya sendiri untuk tenang dan tenang : Ini adalah kelas untuk belajar, ia tidak bisa memukul pemuda itu...... Memukul seseorang itu melanggar hukum......
Setelah beberapa tarikan napas panjang, gadis itu menatap si pemuda dan merendahkan suaranya : "Berapa kali kau berencana untuk memainkan trik lama ini?"
Lin Chuyan menggerakkan tubuhnya mendekat dan meletakkan salah satu lengannya ke belakang kursi gadis itu. Pemuda itu mengangkat kepalanya, menyipitkan mata, dan berkata pada si gadis dengan suara yang bahkan lebih pelan : "Aku akan memainkan trik ini-- --sepanjang hidupku."
Xiang Nuan menyadari bahwa pemuda itu sedang mengatakan kata-kata itu sambil mengertakkan giginya.
Gadis itu teringat apa yang dilakukannya tadi, lalu melihat dengan sungguh-sungguh ke arah wajah si pemuda. Ia menyadari bahwa wajah pemuda itu sudah dibasuh dengan air dan dibersihkan. Ujung rambutnya masih basah. Jelas-jelas pemuda itu baru mencuci wajahnya dalam waktu yang belum terlalu lama.
Tidak heran kalau dia semarah ini.
Xiang Nuan merasa sedikit bersalah. Gadis itu mendongak menatap langit-langit, kemudian diam-diam berpindah duduk ke arah Shen Zemu.
Shen Zemu sudah berhenti belajar dan menonton mereka dengan perasaan senang.
Selagi Xiang Nuan bergerak mendekati Shen Zemu, Lin Chuyan mengaitkan jemari ke arah si gadis dan berkata tanpa suara : Ke sini.
Xiang Nuan tak mau bergerak.
Lin Chuyan mengangkat headset putih di tangannya dengan senyuman : Kemarilah.
Xiang Nuan bergerak kembali, memutar matanya."Apa yang kau inginkan?" Gadis itu berbisik.
"Sebagai balasannya, biarkan aku menggambari wajahmu juga." Lin Chuyan mengambil keluar spidol dari kotak pensil gadis itu, berdiri, dan menyuruh gadis itu : "Ayo keluar."Xiang Nuan dengan sedih, seperti seekor elang kecil yang kalah, mengikuti pemuda itu keluar dari ruangan.
-- --
Lin Chuyanmembawa Xiang Nuan menuju lobi elevator dan menyuruh gadis itu berdiri membelakangi dinding. Gadis itu berdiri di sana seperti seorang gadis SMA yang disetrap keluar dari kelas. Gadis itu bersandar di dinding, diam dan penurut. Ia mencoba sebaik-baiknya untuk menunjukkan niatnya yang tulus untuk menerima hukumannya dan berharap keinginannya mampu mengurangi kemarahan Lin Chuyan."Mendongaklah." kata Lin Chuyan, suaranya mengema di lobi elevator yang besar dan kosong.
Xiang Nuan mendongak. Lin Chuyan membelakangi cahaya di lobi elevator dan gadis itu tidak bisa melihat jelas ekspresi di wajah pemuda itu.
Namun, semua pergerakan si gadis berada dalam penglihatan Lin Chuyan seluruhnya.
Sekarang, di bawah cahaya putih, kulit si gadis yang putih tampak semakin pucat dan rapuh. Mata si gadis yang bercahaya dan gelap menatap balik ke arahnya.
Cara gadis itu menatap balik ke arahnya cukup blak-blakan dan jujur, tanpa ada pikiran lainnya. Namun, di mata Lin Chuyan, pemuda itu seolah mampu membaca mata gadis itu.
Detak jantung Lin Chuyan's bertambah cepat sedikit.
Xiang Nuan menutup matanya dan mengeratkan giginya seolah-olah ia sedang bersiap-siap untuk mati : "Aku siap."Lin Chuyan menggunakan satu tangan untuk memegang wajah gadis itu, dengan telapak tangan menahan dagu gadis itu dan menekan jempolnya berdekatan dengan bibir gadis itu : "Jangan bergerak."
Telapak tangan pemuda itu cukup hangat. Saat itu menyentuh kulit Xiang Nuan, sensasinya sungguh panas.
Menyadari bahwa posisi mereka saat ini dapat dengan mudah disalahartikan sebagai posisi orang yang akan berciuman, gadis itu menyuruh pemuda itu bergegas, suaranya agak gemetar. "Cepatlah."
Dengan mata tertutup, gadis itu tidak bisa melihat tangan Lin Chuyan yang memegang spidol sebenarnya terus tergantung di sisinya sepanjang waktu, tidak diangkat sama sekali.
Semua yang dilakukan pemuda itu hanyalah memegang wajah gadis itu, menatapnya dan terpesona.
Setelah melihatnya selama beberapa saat, pemuda itu perlahan menundukkan kepalanya seolah-olah ia sudah disihir.
Lin Chuyan merasa bahwa jantungnya seolah-olah akan melompat keluar dari dadanya. Setiap detakan jantungnya seperti dentuman drum, hidup dan membuatnya gila.
Tepat pada saat itu, mereka berdua mendengar suara yang membuat mereka merinding : "Apa yang kalian berdua lakukan?"
To be continued
Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Tim DHH di http://dhh-workshop.blogspot.com
Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ryururiver
YOU ARE READING
Those Sweet Times by Jiu Xiao Qi [时光微微甜(Shi Guang Weiwei Tian)]
RomanceXiang Nuan mulai bermain suatu game karena seorang gamer terkenal. Namun setelahnya, gadis itu menemukan bahwa game itu jauh lebih menarik daripada lelaki itu.... Cerita ini saya terjemahkan dari link raw bahasa inggrisnya di http://dhh-workshop...