053

32.6K 523 25
                                    

Iqbaal menatap dalam wajah gadis itu saat ingin menarik pelatuknya, gadis itu meneteskan setetes air matanya dan menggeleng lirih. Rasanya ingin membunuh pria ini tersenyum lirih.

"Aku pamit ya, jaga anak baik baik" Lirih Iqbaal. Gadis itu mengangguk, ia mulai memejamkan matanya dan memfokuskan diri untuk menarik pelatuknya, walau ini berat, tapi ia harus melakukan ini, sampai kapan ia harus depresi seperti ini?.

BRAGHH

Hingga gadis itu kembali membelalak dan terkejut mendengar suara dobrakan pintu, Iqbaal juga turut berbalik.

"ANGKAT TANGANMU DOKTER (NAMAKAMU)!" Pekik sekelompok polisi yang menodongkan pistol kearah (Namakamu).

DUARRR

Gadis itu langsung menembak sekumpulan polisi itu, membuat beberapa dari mereka ada yang jatuh tewas, menghenaskan.

Iqbaal dan sekumpulan polisi yang lain terkejut. Ternyata para polisi ini sudah mengikuti (Namakamu) saat gadis ini kesini.

DUARRR

Seorang polisi menarik pelatuknya kearah (Namakamu). Namun gadis itu segera menunduk kilat dan menghindar, hingga peluru meleset kearah lain.

"CUKUP!" Pekik Iqbaal. Namun tak didengar oleh para polisi dan (Namakamu). Mereka saling adu tembak walau peluru meleset. Tak tahan lagi, dengan cepat Iqbaal mengeluarkan pistolnya dan menembak keatas untuk peringatan.

Baku tembak terhenti, saat gadis itu hampir berjalan menuju kearah polisi, Iqbaal melempar pistol sang gadis kearah lain, membuat gadis itu menatap Iqbaa kesal karena pistolnya jatuh.

Melihat (Namakamu) sudah tangan kosong sekarang, polisi akan bersedia menembak (Namakamu). Tapi Iqbaal berdiri didepan (Namakamu) menghalangi tubuh sang gadis yang tengah hamil anaknya, agar melindungi sang gadis.

Ia heran, kenapa disaat posisi sudah terciduk seperti ini, gadis ini masih tetap tidak mau menghindar dan tidak ada takutnya.

"CUKUP HENTIKAN! LETAK PISTOL KALIAN KEBAWAH! SEBELUM AKU MENEMBAK KALIAN SEMUA!!!" Pekik Iqbaal merentangkan tangannya didepan (Namakamu). Ia membentengi gadis itu dan bayi yang ada dalam kandungan (Namakamu).

"Tapi jendral, dia adalah salah satu dari anggota mafia yang selama ini kita cari!" Pekik seorang polisi. Iqbaal berbalik dan menatap (Namakamu).

Pasti sesuatu hal bodoh dilakukan oleh gadis ini.

"Dari mana kalian tahu?" Ujar Iqbaal.

"Ibumu yang memberi tahu kami, jendral. Karena dia sudah membunuh tunangan jendral" Ujar salah satu polisi.

Deg

Iqbaal berbalik menatap (Namakamu). (Namakamu) membunuh Bella?

"Lalu apa kalian punya bukti kalau dia adalah salah satu anggota mafia?" Ujar Iqbaal. Sentak seluruh polisi terdiam.

"Tapi--"

"Aku bertanya apa kalian punya bukti atau tidak?! Iya atau tidak?!" Ujar Iqbaal dengan sedikit membentak. Ia masih merentangkan tangannya didepan (Namakamu), membuat tubuh mungil gadis itu sepenuhnya tertutup oleh tubuh kekar Iqbaal.

"Tidak, jendral!" Ujar sekelompok polisi serentak.

"Tapi kenapa seolah olah jendral melindungi--"

"Aku tidak melindungi siapapun disini! Hanya saja kalian juga harus tahu batasan untuk menahan seorang wanita yang sedang hamil!" Balas Iqbaal. Gadis itu mendongak menatap wajah Iqbaal. Kenapa sikap hangat Iqbaal seperti ini, kembali membuatnya nyaman?

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang