052

3.4K 297 80
                                    

Brakkk

"SIALLL!" Pria itu membantingi kursi kayu dan apa saja yang ada didepannya. Jack yang tadinya membaca surat kabar sambil menyesap kopi hitamnya terjengat kaget.

Brakkk

"AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUH PRIA ITU!" Iqbaal menendang meja kayu yang ada didepannya. Pria itu berjalan ke arah meja kerja yang ada didalam fasilitas kamar itu. Iqbaal mengobrak abrik laci, namun ia tak menemukan apapun yang ia ingin ambil disana.

Baghhh

Iqbaal meninju cermin besar yang ada dihadapannya, cermin itu meretak secara merata. Tangan Iqbaal dialiri darah segar. Jack panik dan bangkit, meletakkan kopinya kembali ke meja dan membantu tubuh Iqbaal yang hampir terhuyung. Darah membanjiri marmer tersebut.

"Pangeran--pangeran--Kau kenapa?!" Pekik Jack. Iqbaal menggeleng. Matanya memerah.

"Sial! Jadi benar itu anak Alex?!" Pekik Iqbaal. Jack terdiam sejenak lalu mengangguk.

"Bukannya aku sudah mengatakannya padamu?"

"Sial! Aku tidak mempercayai perkataanmu begitu saja tadinya, tetapi tadi---ARGHHHH!"

Pranggg

Iqbaal membanting vas bunga yang ada disampingnya, vas itu hancur lebur terpecah belah.

"Kau kena--"

"MEREKA BERPELUKAN JACK! KAU BAYANGKAN! BERPELUKAN DIATAS RANJANG MENGHAPUS JARAK DAN--"

"KAU TAU JACK?!"

"Bahkan aku saja tidak pernah dipeluk olehnya" Suara Iqbaal melirij

"ARGHHHH!" Iqbaal membalikkan meja kerja itu hingga terbanting. Ia benar benar gila sekarang.

"Tenangkan dirimu--" Iqbaal bergerak mengambil sesuatu dibalik baju yang tergantung yang ia pakai semalam. Ia merogoh sesuatu dan mengambil sesuatu di sakunya.

"Pangeran--apa yang kau lakukan?!" Pekik Jack. Iqbaal menggeleng dan mengeluarkan pisau belati yang berkilau dan sangat amat tajam disana. Iqbaal tersenyum mengerikan.

"Kau mau melihatku membunuh Alex didepan antek anteknya?" Desis Iqbaal menggoreskan sudut pisau itu di pipinya. Pria iti tersenyum misterius. Jack menggeleng gusar, nafas pria tua itu tam beraturan. Jack menghampiri Iqbaal.

"Apa yang kau lakukan? Yang ada kau akan--"

"BIARKAN AKU MATI SIALAN!" Pekik Iqbaal.

"Lebih baik aku mati dalam keadaan aku sudah membunub Alex dengan tanganku sendiri, Jack!" Desis Iqbaal tajam. Jack menahan Iqbaal yang hampir ingin keluar. Ia benar benar kalut menahan pria yang sedang dikaluti emosi ini. Jack menggeleng.

"Ini tidak menyelesaikan masalah pangeran--"

"DAN JALANG ITU---!"

BRAGHHHH

Iqbaal menendang meja yang ada didepan sofa dimana tadi Jack duduk disitu. Meja itu terpelanting kemana mana.

"SIAL! DIA MENJUAL TUBUHNYA PADA ALEX!"

"MENGAPA SEMUDAH ITU DIA MELUPAKANKU HAH!" Pekik Iqbaal. Jack terdiam, dan berharap semoga emosi Iqbaal mereda.

"Aku akan membunuh--"

"CUKUP PANGERAN!" Pekik Jack.

"Ini tidak akan menyelesaikan masalah, apa kau tidak ingat misi kita datang kesini? Untuk merebut harta, pangeran" Ujar Jack. Iqbaal menggeleng.

"Kau tidak boleh jatuh hati pada bocah itu. Anggap bocah itu hanya pelampiasan hasratmu, kau bisa menikah dan mencintai gadis yang melebihinya dan kau tidak boleh jatuh hati padanya" Ujar Jack panjang lebar.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang