091

2.7K 342 197
                                    

Iqbaal berusaha berjalan dibantu oleh genggaman (Namakamu). Lalu tak tahan oleh meniyak panas yang menggerogoti kakinya. Iqbaal menjerit dan meloncat loncat seeperti cacing kepanasan, Iqbaal langsung berlari kekamar mandi, membuat (Namakamu) bingung, haruskah ia tertawa dahulu? Atau bersyukur dahulu.

Ia mengikuti Iqbaal yang rempong menyirami kakinya dan mengusap kakinya dengan sabun. Bagi (Namakamu) ini hanyalah minyak balsem panas biasa, ia juga pernah mengeruk punggung Ryan dengan minyak ini waktu usianya 8 tahun dulu, tetapi kenapa Iqbaal seperti kakinya dibakar saja? Apa Iqbaal tak pernah terkena balsem?.

Iqbaal mengatur nafasnya kala rasa panas itu hampir hilang dari permukaan kakinya. Iqbaal menatap (Namakamu) dan berlari memeluk (Namakamu).

Iqbaal mengecup pipi (Namakamu). (Namakamu) memeluk leher Iqbaal, menangis dibahu pria itu. Bersyukur? Tentu. Harapannya selama ini agar Iqbaal bisa kembali seperti dulu ternyata tak sia sia.

"Sayang, aku sangat mencintaimu" Ujar Iqbaal menangkup wajah (Namakamu), (Namakamu) mengangguk. Setetes air mata lolos dimatanya. Gadis itu kembali memeluk tubuh Iqbaal erat.

"Aku lebih mencintaimu--jangan tinggalkan aku" Lirih (Namakamu) menyentuh rahang Iqbaal dan tersenyum penuh arti.

Iqbaal langsung menarik tangan (Namakamu) masuk kedalam kamar mandi. Iqbaal menutup pintu dan menguncinya. (Namakamu) terkejut dan tak mengerti apa yanh dimaksud Iqbaal.

Iqbaal langsung menarik tengkuk (Namakamu) dan mencium bibir (Namakamu), menekan tengkuk sang gadis untuk memperdalam ciumannya.

Tangan Iqbaal mengelus bokong sang istri. Gadis itu berusaha memukul bahu Iqbaal. Namun Iqbaal semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh sang istri.

"Iqbaal apa yang kau--"

"Aku ingin merasakannya sekarang" Lirih Iqbaal. (Namakamu) menggeleng, ia harus memasak gandum, memandikan anak anak, berbelanja, dan berjualan.

"Iqbaal aku--" Iqbaal langsung menempelkan jarinya didepan bibir sang istri. Pria itu langsung melumat cekuk leher (Namakamu). Membuat gadis itu mau tak mau menarik rambut Iqbaal. Iqbala mengusap paha sang istri dan hampir melucuti gaun sang istri, hingga--

"HUAAAA MAMA DIMANAAA!"

"AYAAAAHHHH!"

"HUAAAAA!"

"OEKKKKKK!"

DUBAGHHHH

KRNTANGGG

PLAAANGG

"HUAAAA! AYAHH!"

"MAMAAA KRYSTAL TERTIMPA PANCI!" Pekik Kingston.

Gadis itu menatap Iqbaal bingung. Iqbaal mengurut pelipisnya. (Namakamu) langsung keluar dan duduk didepan Krystal yang sudah terlungkup dengan kepala yang benjol akibat terbentur panci yang menimpa kepalanya.

Krystal memekik menangis, (Namakamu) langsung menggendong Krystal, mengecup pelipis Krystal dan menimang sang putri.

"Ayah udah bisa jalan?" Ujar Krystal mengusap air matanya dan menatap Iqbaal. Tatapan Krystal membuat siapapun gemas, dengan mata bulatnya, pipi bulatnya dan kuciran yang lucu dirambutnya. Iqbaal mengangguk dan merentangkan tangannya. Membuat Krystal memekik senang dan meloncat kepelukan Iqbaal.

Iqbaal menimang Krystal. Krystal memeluk leher Iqbaal. Krystal tertawa dan juga tertawa bersama sang ayah. Ini keinginan (Namakamu) agar Iqbaal sembuh, disaat Iqbaal mulai bisa bermain dengan keluarga kecilnya.

"Aku ingin ke kerajaan Persia nanti" Ujar Iqbaal. (Namakamu) membelalak. Apa Iqbaal mau cari mati? Bahkan Iqbaal baru saja sembuh.

"Iqbaal--apa yang kau lakukan?" Ujar (Namakamu). Iqbaal terkekeh kecil dan menggeleng.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang