😈025😈

9.4K 373 129
                                    

Dengan senyum yang tulus dan tak pernah pudar, (Namakamu) membagi bagikan semangkuk piring bubur gandum dan roti gandum pada rakyat yang terus berdatangan ke kerai sederhana yang digerbangangkan didepan istana. Sedari tadi Iqbaal berdecak, apalagi dengan topi konyolnya saat ini yang menerbatasi aktifitasnya. Ia terus membagi bagikan piring pada rakyat yang datang berantrian.

"(Namakamu), aku minta roti gandum" Ujar Edgar, (Namakamu) melirik le arah Edgar. Ia masih takut pada Edgar sejak kejadian tadi malam, tetapi ia tahu. Pada saat itu pasti Edgar sangat mabuk. Tidak ada yang bisa diseriusi dari orang mabuk.

"Terimakasih" Edgar mengedipkan genit sebelah matanya pada (Namakamu). Pria itu hanya akal akalan, ia hanya berniat untuk menyentuh tangan (Namakamu) saja.

Kehilangan Althea? Tentu dia tahu kematian Althea yang dibunuh langsung oleh Iqbaal. Bahkan mayat Althea masih berada ditahanan bawah tanah, tetapi Edgar tak perduli, lagipula dia membenci kakaknya yang bertingkah layaknya binatang, ia juga tahu ibunya ditahan, dan sisi jahat Edgar mulai muncul, ia merasa bersorak bahagia ketika ibunya melakukan hal itu, ya sejak malam itu, ia berpelukan dengan gadis Iqbaal dalam keadaan tak layak. Sebenarnya ia sudah melirik lekuk tubuh (Namakamu) duluan, ia candu, dan ingin merasakannya, merebut kebahagiaan Iqbaal.

Jika rakyat mengetahui kematian Althea, pasti mereka bersorak senang. Secara Althea adalah gadis jahat yang bisa merebut pria tampan milik siapa saja yang pernah ada. Dia wanita jahat!.

Iqbaal menarik (Namakamu) ke arah dekapannya, melirik Edgar tajam. Tetapi pria itu tampak tak perduli, dengan sok baiknya dia berpura pura ramah memberi sepiring bubur gandum pada anak anak pedagang yang kurang mampu. Iqbaal mengepalkan tangannya.

"Harusnya kau suruh dia mengambil sendiri tadi" Bisik Iqbaal. (Namakamu) mengangguk, kemudian kembali memberikan sepiring bubur gandum pada rakyat yang terus berdatangan. Hingga suara Louise memekik keras, membuat seluruh manusia yang ada di wilayah itu tersentak. Ya, bagaimana bisa seorang pangeran memekik keras, sangat keras tanpa tata krama?.

4 ekor kambing memanjat ke tubuhnya yang sedang memakan roti gandum. Iqbaal mencoba untuk fokus membagikan bubur, menahan tawanya untuk tidak tertawa keras melihat kini melihat musuh yang berwujud adiknya sendiri, kini dikeroyok oleh 4 ekor kambing.

(Namakamu) mencoba melihat kondisi Louise. (Namakamu) dengan telaten mengangkati anak kambing itu satu persatu dan memberikannya pada gadis yang diduga pemilik kambing tersebut.

Gadis dengan rambut pirang terang dan kulit pucat khas wanita kebaratan sangat manis. Hanya saja ia terlihat sangat kumel, pakaiannya dipenuhi lumpur dan rumput, gadis itu tersenyum karena dengan berbaik hati (Namakamu) memberikan kembali kambingnya. Louise berdiri dan menepis pakaiannya yang terkena kotoran kambing, ia merutuk lalu pergi masuk kedalam istana.

"Terimakasih kakak cantik, kau sangat baik" Ujar gadis itu dengan senyumannya yang lirih, (Namakamu) tentu pernah merasakan apa yang dirasakan gadis ini.

"Siapa namamu?" Tentu (Namakamu) mengetahui gadis yang ada didepannya ini seumuran dengannya, atau lebih muda gadis ini 2 tahun darinya, karena tentu tinggi mereka hampir sedikit sama.

"Sesilia" Kata gadis itu, (Namakamu) tersenyum tulus.

"Namaku Cecile, hampir sedikit sama, ya?" Canda (Namakamu). Gadis ini baik, polos dan asyik. Kemudian mata Sesilia ketakutan mengekori arah belakang (Namakamu). (Namakamu) menoleh dan mendapati Edgar yang mencoba untuk berdiri diantara mereka.

"Te--rimakasih--aku pamit" Ujar Sesilia. Tapi Edgar menarik Sesilia, menunduk menyamakan tinggi mereka. (Namakamu) tak dapat mendengar apa yang dikatakan Edgar, suaranya sangat minim. Ditambah ricuhnya aktifitas rakyat dan pegawai istana Denmark. (Namakamu) sempat melihat, gadis itu menggeleng ketakutan, tetapi Edgar mencengkra lengan gadis itu. Dan akhirnya gadis itu menoleh ke arah Iqbaal.

"Aku akan mengirimnya, laksanakan tugasmu" Ujar Edgar mengusir tubuh Sesilia dan mengedipkan sebelah matanya sekali.

"Apa yang kau katakan? Kenapa dia sangat ketakutan?" Edgar menggeleng.

"Dia memang gadis bodoh di Denmark, dan aku sudah pernah menggaulinya di perternakan pamannya" (Namakamu) tercengang dan menggeleng.

"Sudahlah, lagipula aku muak dengannya, aku bisa mencari gadis yang sedikit lebih matang darinya, dia terlalu rewel. Jadi aku akan meberinya pada saudaraku, dan well saudaraku penyuka gadis kecil yang polos" Ujar Edgar. (Namakamu) menggeleng.

"Kau memang tak tahu adab, Edgar. Aku salah menilaimu" Edgar menaikkan sebelah alisnya, (Namakamu) pergi dan kembali menyusul Iqbaal.

"Well, dengan kehadiran satu gadis bodoh, dan satu langkah lagi, akan terjadi konflik perang, pecah badai besar antara hubungan kalian, dan kau akan berpaling padaku, dan menjadi milikku selamanya"

"Aku jadi tidak sabar untuk menonton kehancuran dari hubungan yang sudah kalian bina susah payah, huh" Edgar tersenyum sinis.

:::

Helena menarik (Namakamu) ke sebuah koridor yang sepi, ia berbisik pada (Namakamu).

"Tuan putri, aku melihat ada yang aneh dari pangeran Edgar sejak dari siang, dia terlihat berbeda. Dan semenjak kau dicumbu olehnya, apa ada masalah diantara kalian?" (Namakamu) menggeleng dan mengerutkan dahinya.

"Aku sangat yakin, dia seperti mengusulkan akal jahat padamu" Bisik Helena. (Namakamu) kembali menggeleng.

"Tidak, Helena tenang saja, kemarin karena memang dia sedang mabuk berat" Ujar (Namakamu) mencoba menenangkan, tetapi jujur. Dia juga takut, apalagi mengingat Edgar pernah berkata ia akan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan apa yang ia mau.

"Tidak, apa kau tidak mau memberitahunya pada pangeran Iqbaal?" (Namakamu) menggeleng.

"Tidak! Mereka akan bertengkar dan aku akan disakiti, alu takut, aku dicap wanita jalang lagi" Lirih (Namakamu).

"Tidak, pangeranmu harus tau. Tuan putri, biar aku yang memberi tahunya"

"Sudah Helena cukup! Feelingmu salah dan aku tidak mau karena feelingmu, kau akan menyakitiku, semuanya akan hancur, sedikit lagi, aku bisa membuat Iqbaal menjadi lebih baik lagi, aku tidak mau semuanya kacau, dan tolong berhenti untuk terlalu perduli padaku, aku merasa tak nyaman jika kemanapun aku, selalu di intai" Getar (Namakamu). Tangan Helena terulur untuk menyentuh tulang pipi (Namakamu).

"Tentu aku harus over protective padamu, karena aku ibumu"

"Dan aku tidak akan membiarkan kebahagiaan anakku surut begitu saja"

"Sebisa mungkin, aku akan menyelamatkan cinta anakku sendiri, meski harus melenyapkan siapa saja yang mencoba untuk menghalangi mimpi mimpinya"

"Perperangan akan dimulai, pangeran"

"Seorang ibu bisa saja merubah nalurinya menjadi singa betina dalam sekejap untuk melindungi anaknya"

Halo aku balik😭

Gimana? Ready ga sama konflik cetar yang bakalan buat emosi kalian kembali memuncak😈

Ready for it!

Galama lagi

Siapin tissue banyak banyak, dan panci yang*tentunya, yang udah cobel* biar emak ga marah kalo dirusakin;(

Siap siap tempur sama kenyataam yang adaaa

Ready for war!!!!!!!

Sooo

Spam comment here⬇⬇⬇

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang