(Namakamu) terbangun, ia merasa bukan berada dikamarnya, tetapi berada dikamar yang sangat ia kenali. Kamar Iqbaal.
(Namakamu) mendongak, dan mendapati wajah Iqbaal yang sedang menatapnya, (Namakamu) membuang pandangannya, tak mau menatap Iqbaal. Tetapi telunjuk pria itu, menggerakkan kepala (Namakamu) untuk menatap manik abu terang miliknya.
"Kau marah padaku?" Ujar Iqbaal sendu. (Namakamu) menggeleng, ia kembali membuang wajahnya.
"Kata Helena, kau marah padaku karena aku tidak jadi bermalam denganmu" Ujar Iqbaal menahan tawanya. Wajah (Namakamu) memerah.
"Siapa bilang seperti itu? Tidak!" Tegas gadis ini. Iqbaal kembali menatap (Namakamu) sayu.
"Serindu itukah kau dengan milikku, uhm?" Goda Iqbaal. (Namakamu) menimpuk wajah pria itu.
"Katakan"
"Tidak! Aku lapar, bye" (Namakamu) beranjak untuk bangkit dari ranjang, tetapi Iqbaal mencekal tangan gadisnya, membuat (Namakamu) terjatuh kedalam pelukan Iqbaal.
"Brengsek!" (Namakamu) menampar Iqbaal. Ia kesal dengan Iqbaal yang selalu mencoba untuk menggodanya.
"Apa? Bukannya aku suamimu?" (Namakamu) menggeleng, lalu melirih.
"Kau bukan suamiku, kita hanya terjalin hubungan dari anak yang tak bersalah yang ku kandung, ya, kita menjalin hubungan tanpa status" Lirih (Namakamu). Iqbaal menggeleng. Ia meraih tubuh (Namakamu) lebih dalam, mencium dahi gadis itu.
"Kan sudah kubilang, sayang, banyak perkerjaan yang harus ke selesaikan, dan setelah ini aku akan naik tahta. Tidak semudah yang kau kira" Ujar Iqbaal manis. (Namakamu) menarik nafasnya gusar. Gadis itu melepaskan pelukan Iqbaal, menatap Iqbaal dengan tatapan menantang.
"Perkerjaan apa Iqbaal?! Kau mandi hampir 5 jam, lalu kau pulang kelelahan dengan kondisi acak acakan, dan semburat sperma di pangkal pahamu, perkerjaan apa? Siapa yang mendahulukanku, huh?!" Ujar (Namakamu). Iqbaal menggeleng.
Cup
"Jangan berfikiran buruk dulu, aku melakukannya sendiri, karena waktu iti ada hal yang mendadak, dan aku tidak bisa menemuimu secepatnya" Ujar Iqbaal. (Namakamu) tersenyum miring.
"Sudahlah! Lagipula aku juga tidak akan perduli, jika kau bercinta dengan wanita lain"
"Tenanglah, aku akan terus memperhatikanmu" Ujar Iqbaal.
"Tidak perlu, aku ingin makan, bye" Iqbaal kembali menarik lengan gadis itu.
"Makan bersamaku, malam ini?" Iqbaal menaikkan sebelah alisnya, (Namakamu) menggeleng.
"Tidak, lebih baik makan--"
"Tanpa penolakan, sayang" Iqbaal bangkit, meraih nampan di meja kecil yang ada dibawah ranjang. Ia kembali membawanya naik ke ranjang, menatap (Namakamu) dan makanan yang lezat iti bergantian.
"Apa melihatiku? Kau kira wajahku mirip dengan bebek panggang itu?!" Tajam (Namakamu). Iqbaal menggeleng, menahan tawanya. Memotong daging bebek itu dan menyuapinya ke mulut sang gadis.
"Makanlah, aku bukan ayahmu yang menyuapi bocah kecil sepertimu"
"Iya Iqbaal, aku bisa makan sendiri" (Namakamu) bersiap untuk meraih nampan yang dipegang Iqbaal. Tetapi Iqbaal menepis tangan (Namakamu).
"Aku akan menyuapimu" Desis Iqbaal. (Namakamu) mendengus gusar dan kembali menerima suapam dari pria itu.
"Kau tidak makan?" Tanya (Namakamu). Iqbaal menggeleng.
"Aku sudah makan" Ujar Iqbaal kembali menyuapi sang gadis. (Namakamu) mengangguk mengerti.
Setelah itu Iqbaal membersihkan sisa makanan yang ada pada bibir ranum gadis iti dengan sapu tangan, memandang betapa indahnya makhluk tuhan yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Obsession || IDR✔ 18++
Aléatoire⚠MATURE CONTENT!!!⚠ (Namakamu) Cecile gadis desa pembangkang 13 tahun yang diculik paksa dan orang tuanya dibunuh didepan matanya lalu ia dibawa oleh pihak kerajaan untuk dijadikan selir calon raja bangsawan Wessex. Ia menjadi selir termuda dan o...