018

5.9K 376 91
                                    

(Namakamu) berlari dari lorong tersebut, ia memutar balik arah jalannya, mencari jalan lain untuk mencapai kamar pertama kali ia terbangun. Namun tangannya dicekal, ia berhenti dan mendongak.

"Gadis kecil berambut pirang gelap, mata biru secerah langit dan bergaun cokelat muda. That's u (Namakamu), Right?" (Namakamu) mengangguk. Ia menatap tajam ke arah gadis yang mencekal tangannya, gadis dengan rambut pirang terang seperti Victoria dan memiliki tubuh proporsional, tak seperti dirinya. Gadis itu menatap (Namakamu) dari atas sampai bawah dengan tatapan sinis.

"Hei lihatlah siapa yang berani menatapku setajam itu" Ujar Gadis itu diiringi kekehan kecilnya. (Namakamu) menghempas tangan gadis itu, ia menepis air matanya gusar.

"Apa maumu?!" Gadis itu terkejut kala (Namakamu) berani berdesis tajam.

"Membully mu, apa lagi?" (Namakamu) terkekeh hambar.

"Ternyata ibuku tak salah, kau memang tak memiliki etika sedikitpun"

"Apa kau dikir kau punya etika saat ini?! Apakah setiap putri harus membully orang yang lebih rendah darinya?!" Pekik (Namakamu), gadis itu tertawa.

"Of course, babe. Apalagi gadis murahan dan tidak tahu diri sepertimu, gadis mana yang sudah hamil sejak umurnya 14 tahun, hanya kau!" Gadis iti menunjuk wajah (Namakamu).

"Mau aku hamil ataupun tidak, bukan urusanmu!" Desis (Namakamu), ia merasa moodnya memburuk, membuat sisi pemberontak yang dulu sudah terkubur lama kini kembali mencuat keluar lagi.

"Tentu menjadi masalah besar bagiku, karena kau menggoda calon suamiku untuk menyetubuhi tubuh ratamu" (Namakamu) terkekeh hambat, apa katanya? Menggoda?.

"Aku tidak sudi menggoda calon suami bajinganmu itu, jika kalian keberatan dengan kehadiranku tidak masalah, aku bisa mengurus anakku sendiri" Ujar (Namakamu), gadis itu terkekeh kecil.

"Dengan membawa anak dari raja besar dan saat anak itu besar, akan menaruh dendam pada sang ayahanda tercinta dan akan menghancurkan kekaisaran?! Licik sekali otakmu" (Namakamu) menggeleng.

"Itu hanya akal akalanmu!" Desis (Namakamu) menunjuk wajah gadis itu.

"Apa kau fikir aku menggoda Iqbaal? Kau fikir aku jalang sepertimu?!"

Plak

"Apa yang kau katakan sialan!"

Brugh

Gadis pirang itu menubrukkan tubuh (Namakamu) di dinding, mencekik (Namakamu) sangat keras membuat (Namakamu) kesulitan bernafas.

Plak

"Sialan! Apa yang kau lakukan?!" Lengan (Namakamu) ditarik gusar, (Namakamu) mendongak dan ternyata Louise yang menampar gadis itu.

"Apa yang ku lakukan Louise?! Apa dia juga menjual tubuhnya padamu?!" Gadis itu menatap (Namakamu) dan Louise bergantian.

"Althea sialan! Kau mengotori istanaku dan aku belum pernah merasakannya sebagaimana aku merasakanmu, kau tahu?! Kau jalang dari sejuta umat!" Desis Louise, (Namakamu) tak tahu mengapa Louise bisa membelanya, tetapi saat ini ia benar benar berterimakasih pada Louise sudah membantunya.

"Wah, pangeran Louiseku yang paling tampan, apa dia juga menggodamu? Atau dia memiliki ilmu hitam?" Althea menatapku dan Louise bergantian, tetapi Louise maju dan mengacungkan jari telunjuk pada Althea.

"Dia bukan gadis jahat sepertimu, dan pergilah dari hadapanku sebelum aku menendang bokongmu yang turun itu!" Ujar Louise, Althea menggeram, menatap sinis ke arah (Namakamu), ia pergi begitu saja melenggang.

Prince Obsession || IDR✔ 18++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang